Hikari Book Store , 11:00 AM
Sebuah mobil dengan plat gold telah terparkir di depan gedung toko. Si pemilik nampak berdiam diri sejenak didalamnya, lalu beberapa menit kemudian ia membuka pintu mobilnya dan keluar dengan perlahan. Dengan gontai membuka kaca mata hitamnya, lalu nampaklah kedua mata indah yang dimilikinya. Menatap tajam nan jauh sesuatu didepannya. Sesuatu yang sangat berharga baginya, dan sungguh ia tak dapat melakukan itu, melakukan sesuatu hal yang bertolak belakang dengan pemikirannya. Menutup toko didepannya itu bukanlah suatu hal yang mudah untuk ia lakukan.
Ia, Sabaku Gaara, masih dengan setelan kerja nya menatap kaku entah mengapa, menengadah sesaat ke arah langit, lalu memejamkan kedua matanya dalam waktu yang lama. Tangan kanannya menyentuh dada yang entah mengapa tiba-tiba saja terasa perih. Ia tak memiliki riwayat penyakit apapun, namun entah dari mana rasa sakit itu berasal.
Dunia seakan menghitam, menelan seluruh cahaya yang ada di depannya, membawanya ke suatu tempat yang entah dimana itu. Hingga ia dapat melihat dengan jelas seseorang yang tengah tersenyum kepadanya. Iya, dengan melihat itu rasa sakit yang ada di dadanya mulai menghilang.
##/##
Diatas sebuah embun yang mulai menetes, ada secercah cahaya yang menyelimuti hijaunya daun surga itu. Ada banyak kehangatan yang hadir setelah waktu berputar dan menghilangkan seluruh tetesan embun tersebut.
"Lihat, ada langit indah diatas sana"
Ada sebuah senyuman indah yang terukir setelah kata tersebut diucapkan. Ia mengatakannya dengan penuh percaya diri kepada seorang pemuda disampingnya sembari menunjuk ke atas.
"Itu bukan langit." Jawab sang pemuda
"Lalu?"
"Awan putih yang menyelimuti langit biru."
Dia tertawa, gadis cantik bersurai hitam panjang sepunggung itu nampak sangat bahagia saat ini. Ia lalu menepuk pundak pemuda disampingnya pelan, hingga dia menoleh kearahnya dengan tatapan penuh rasa penasaran.
"Aku tau, itu bukanlah langit, melainkan awan putih. Meski hanya tercoret sedikit, tapi ia begitu menawan dan indah bersama langit biru." ucapnya dengan seulas senyum
Ia lalu melepas tangannya dari pundak pemuda merah disampingnya, menatap lurus kedepan dan memejamkan kedua matanya. Ia lalu menyatukan kedua tangannya seperti halnya seseorang yang tengah memohon sesuatu.
"Tuhan...aku ingin orang disampingku ini bahagia, hentikanlah semua deritanya dan berikanlah rasa cinta dan kelembutan selalu padanya."
Ia lalu membuka matanya, dan menatap pemuda tersebut yang sedari tadi juga menatapnya penuh intens. Ia tersenyum,kemudian menyentuh pipinya, mengelusnya pelan hingga ada balasan senyuman pula darinya.
"Aku hanyalah sebuah awan putih, yang hadir di sisi langit biru, ia kadang ada kadang menghilang. Namun ia tau, jika awan selalu berada dilangit dan menemaninya." Lanjutnya dengan senyuman yang ia pertahankan.
"Apa yang kau katakan hm?"tanya pemuda merah seolah ia belum mengerti maksud darinya.
Gadis itu tersenyum. "Entahlah...aku hanya mengatakan sesuatu yang ada dipikiranku."
"Gaara?"
"Iya."
"Aku menyukai taman ini, bunganya indah."
Pemuda itu tersenyum." Dia tak sebanding indahnya dengan dirimu."
"Apa kau serius untuk menjadi seorang novelis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You???
FanfictionTak semua orang didunia ini menyukai popularitas, dan lagi orang-orang itu mempunyai prinsip kuat yang ia pegang sendiri. Lalu? bagaimana dengan seorang gadis cantik yang tak sengaja bertemu dengan seseorang yang juga membenci hal itu? Ia hidu...