Sakura-sama

5.5K 211 5
                                    

"Kau itu memang menyebalkan..."

Dua orang wanita yang tengah asyik mengobrol diruang tamu itu nampaknya mengubah suasana apartemen yang tadinya sepi dan sedikit membosankan menjadi hangat dan penuh canda tawa. Mereka adalah Sakura dan sahabat baiknya,Yamanaka Ino.

"Hei...jangan ngambek begitu, aku hanya becanda kau tau,hm." Ino yang merasa bersalah karena lagi-lagi menyinggung perasaan sahabatnya itu, langsung saja mempersempit jarak dan memeluk pinggangnya.

Sakura masih mengerucutkan bibirnya sebal. Lagi-lagi sahabatnya itu pamer perihal kedekatannya dengan salah seorang seorang pelukis dan model professional milik agensi AEnt, siapa lagi kalau bukan Shimura Sai. Juga parahnya lagi dia tadi mengatakan kalau Sakura harus segera mencari kekasih sebelum dirinya dinyatakan tidak laku, What The??? dan Sakura shock berat hingga mendiamkan sahabatnya itu beberapa menit.

"Sakuraa...gomen, kau tau? Tadi aku baru saja pulang dari pulau Jeju dan langsung pergi kemari hanya karena merindukanmu. Dan sekarang...teganya kau mencampakanku" ucap Ino dengan nada lirih sembari memasang wajah melas ala kadarnya.

Meski terlihat kesal, tali jauh didalam sana Sakura tertawa puas. Niatan dirinya mengerjai sahabatnya itu sukses besar, walau sebenarnya kekesalannya adalah suatu hal fakta dan benar-benar dialaminya, tapi jujur dirinya bukanlah orang egois yang langsung marah-marah karena hal sepele.

"Sakura...ayolah jangan marah. Hah...kalau begitu aku pulang saja." Ino yang hendak melepas pelukannya langsung saja ia urungkan karena merasakan ada tangan lain yang membalas pelukannya itu.

Ia menatap Sakura yang tengah tersenyum padanya, dan ia merasa lega karena dia benar-benar telah memaafkannya.

"Siapa disini yang ngambek,hm?" sindir Sakura.

"Apa apaan kau ini, aku tadi sudah minta maaf kan...kukira kau telah memaafkanku."

"Tuh kan, kau yang ngambek. Aku tidak marah padamu dan kau juga tak salah. Masalah beres kan..."

Ino menelisik kedalam emerald hijau Sakura,mencoba mencari kebohongan didalam diri Sakura, namun ternyata nihil. Sahabatnya itu memang benar-benar tersenyum tulus dan berkata sejujurnya.

"Kau memang Sakuraku yang baik hati." ucap Ino sembari mencubit pipi Sakura.

"Hm...dan kau juga Ino"

Sesaat kemudian ponsel milik Ino bergetar, dan langsung saja diserobot dari atas meja oleh sang pemilik.

"Moshi...moshi" Ino mengambil jarak agak menjauh dari Sakura.

Sakura menyipitkan matanya sambil terus mengamati sahabat pirangnya itu. Tak biasanya dia menjauh jikalau ada seseorang yang menelponnyaa. Tapi Sakura memakluminya dan membuang jauh-jauh rasa curiganya. Bagaimanapun juga seseorang pasti punya privasi tersendiri untuk dijaga. Tak terkecuali dengan nona Yamanaka, Sahabatnya itu.

"Siapa?" tanya Sakura setelah Ino mematikan teleponnya.

"Hmm...he..he. Dari Sai-kun, biasa dia kangen sama aku."

"Huh? kangen? yang benar saja. Jadian aja belum, mana mungkin dia-"Sakura tak melanjutkan bicaranya setelah mendapati lawan bicaranya itu bertingkah aneh seperti sedang menahan sesuatu.

"Sakura, aku ingin ke toilet..."

Duarrr!!!

Sirna sudah pemikiran Sakura yang aneh-aneh. Dia kira sahabatnya itu terserang penyakit tersembunyi, seperti di dorama-dorama yang pernah ia tonton. Bagaimana tidak? Ino sedari tadi meringis menahan sesuatu sembari memegangi lutut dan dadanya. What the???Dan ternyata...

Who Are You???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang