a Star light

2.3K 142 1
                                        

Masih dalam sebuah kata pemikiran disisi gelapnya dunia. Sebuah nada alunan lembut angin bertiup perlahan menembus dinginnya yang menusuk. Nalurinya kian memberontak mendalami sebuah siasat yang begitu saja muncul di dalam benak. Pandangannya sejalur dengan pancaran cahaya yang menyilaukan disisi lain bagian otaknya. Memikirkan sesuatu hal yang sudah atau mungkin saja akan terjadi. Sedikit kata terbesit dalam kebingungan namun terkadang ulasan senyum terpatri dalam tegangnya suasana.

Di luar sana nampak titik-titik cahaya yang berasal dari sebuah pencahayaan lampu. Tak hanya itu, bulan sabit di atas sana juga seolah tersenyum memberikan secercah kata semangat yang tersembunyi.

"Apakah sekarang ada sesuatu yang menggangu ku?"gumam Sakura yang masih menatap panorama malam didepan matanya.

Ia nampak berwajah masam, namun terkadang juga menggigit bibir bagian bawahnya, berpikir keras untuk itu.

"Apa yang harus ku lakukan untuk menyelesaikan masalah ini? Juga, wanita itu masih dalam kata misterius bagiku."ucapnya sembari menghela napas agak sedikit panjang.

Meski sudah satu minggu lamanya Sasuke pergi ke China sebagai pertemuan bisnis pentingnya, hingga saat ini ia belum memberikan kabarnya. Setelah kurang lebih tiga hari lamanya Sakura merasa diabaikan olehnya, karena tak ada sepatah kata pun terkirim untuknya. Ia bahkan tak tau sekarang Sasuke telah kembali atau belum. Tak hanya itu, terkadang Sakura merasa bahwa dirinya mungkin belum sepenuhnya ada di dalam hati sang Cassanova dingin itu. Ia tak bermaksud untuk meragukan apapun, namun ia juga bukanlah seorang wanita bodoh yang akan mudah tertipu ataupun patah hati. Setidaknya ia harus selalu terlihat begitu. Di dalam sana mungkin saja ia juga seorang wanita seperti yang lainnya.

Pandangannya berubah sayu dan senyumannya terlihat kecut." Akankah disaat serius seperti ini, dia akan meninggalkanku?"

Ya- Saat ini ada dua anggota Seven Gold yang merasa sangat dirugikan dengan angsuran yang lembut. Kerugian yang mereka capai bahkan semakin meradang. Meski ini semua masih dirahasiakan dari publik, namun cepat atau lambat semua akan terbongkar. Dan parahnya mereka adalah keluarga Nara dan Sabaku yang sebentar lagi akan melaksanakan sebuah pesta pernikahan besar-besaran untuk Shikamaru dan Temari.

Sakura mendesah pelan, setelahnya ia menyusul dengan helaan napas panjangnya. Menghembuskan napas kasar dan membiarkan semua emosinya larut terbawa angin malam.

"Hmm...aku jadi ingin bertemu dengan onii-san."

Sakura mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu disana.

"Tapi tunggu-"

"-apa dia tak sibuk hari ini?"

Ia nampak mengurungkan niatnya untuk menghubungi Sasori. Lalu ia mengantongi ponselnya dan menyangga dagunya kembali menatap lurus ke depan.

"Hah...aku kesepian."

"Dan juga kebingungan....."

"Sasuke-kun..."

Mata hijaunya menerawang cukup jauh. Membiarkan semua tugasnya masih tergeletak di atas meja kerjanya. Laptopnya masih menyala, ia hanya membiarkannya sleep untuk sementara. Semua tugasnya menumpuk, ini lebih dari sebuah tugas mahasiswa di bangku kuliah. Setidaknya pendapat itulah yang terkadang muncul di benaknya.

Sejauh ini dua kaki Seven gold telah berhasil digoyahkan, belum banyak yang tau pasti hal yang menjalari sebuah insiden besar ini. Tapi Sakura tak dapat membiarkannya begitu saja. Semua hal inilah yang membuatnya terus terjaga hingga selarut ini. Ia masih harus tetap menjaga agar pikiran dan otak cerdasnya tak terkontaminasi dengan gangguan tersebut.

"Warna apapun itu tak masalah, karena pada dasarnya semua mawar memiliki duri yang sama."gumamnya sembari menggerak-gerakkan jemari tangan kirinya di udara.

Who Are You???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang