Daun maple bagai hujan rintik yang membasahi tanah dunia dengan keindahannya. Ia seolah tahu bahwa tak selamanya kesedihan itu ada, pada suatu hari semua pasti akan terjadi meski dengan waktu yang ditaksir berbeda.
Sebuah cahaya lembut nan terang perlahan menembus awan kegelapan masa lampau. Menghapus jejak bernoda yang menyisakan pilu, lalu menggantinya dengan pelangi berwarna yang tak kunjung pudar. Indahnya senantiasa dinanti oleh banyak orang, tanpa tahu apa yang telah dilaluinya dengan hempasan mendung hitam.
Detak jantungnya mendadak berhenti, memberikan sebuah kata spasi menjadi nyata, mengaliri arus darah yang semula berjalan dengan normal. Semuanya entah mengapa berubah menjadi gelap, tiada satupun cahaya yang berjalan ataupun menetap walau satu detik.
"Onii-chan..."
Suara itu, senyuman itu, entah darimana asalnya mendadak hadir dalam suasana. Apakah ini mimpi? Wajah yang familiar beserta senyuman manis yang selalu melekat disana. Seolah setitik cahaya terang datang menghampiri setelah kegelapan menyeruak dengan suram tanpa penerangan.
Semakin dekat dan dekat, detak jantungnya semakin berpacu dengan cepat seiring dekatnya suara yang sedari tadi berulang kali memanggilnya.
"Onii-chan..."
"Jangan pernah pergi meninggalkanku!"
"Tidak akan pernah, aku akan selalu berada disisimu walau dengan cara yang berbeda."
"Apa maksudmu?"
"Meski aku pergi jauh, apapun yang terjadi aku tak akan pernah membiarkanmu terluka bahkan sedikitpun."
"Tak akan kubiarkan kau pergi jauh."
"Suatu hari nanti aku pasti kembali."
"Jadi benar?"
"Jangan berpura-pura, kau pasti tahu perihal beasiswa itu. Dan satu hal, Kaname Kuran dia lebih berbahaya dari siapapun. "
"Aku tahu, aku tak pernah mencintainya-"
"-Ahh, ingin sekali bisa mencintai seseorang."
Angin sepoi perlahan menerbangkan tiap helai surai pinky gadis cantik itu setelah ia berhenti berucap. Memberikan nuansa alami yang semakin mengindahkan dirinya. Akai, pemuda bersurai merah disampingnya tersebut menarik sudut bibirnya sembari melirik bunga kecil disampingnya tersebut.
"Bunga cantikku ini selalu terlihat mempesona dan sempurna, lalu apalagi yang kau khawatirkan?"
Ia tersenyum lalu menjawab. "Aku khawatir jika hatiku tak dapat mencintai lelaki manapun."
"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?!"
"Aku belum pernah sedikitpun merasa mencintai bahkan menyayangi seorang lelaki."
"Seorang ratu pasti akan dipertemukan dengan rajanya."
"Apa maksudmu?"
"Mereka adalah pasangan yang sempurna, memiliki hati suci, tahta tinggi, dan disatukan oleh takdir."
Ia kembali tersenyum, keindahan senyumannya mewarnai daun yang saling berlomba menggugurkan daunnya. Memberikan siluet tersendiri dan menyelinap diantaranya.
Deg!
Kedua matanya masih menatap suatu benda yang baru saja ia selamatkan, melihatnya saja mendadak dirinya kehabisan nafas dan menahan jantungnya untuk sekedar berdetak. Suasana macam apa ini?
Senyuman itu, wajah cantik yang diselimuti aroma manis dan surai soft pink, terlihat sangat familiar dimatanya.
"Bunga kecilku..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You???
FanfictionTak semua orang didunia ini menyukai popularitas, dan lagi orang-orang itu mempunyai prinsip kuat yang ia pegang sendiri. Lalu? bagaimana dengan seorang gadis cantik yang tak sengaja bertemu dengan seseorang yang juga membenci hal itu? Ia hidu...