"Kita akan mendapat keuntungan besar."
Seorang pria disampingnya menoleh lalu ikut tertawa. Mereka nampak sangat bahagia dengan apa yang telah diperoleh.
Sementara itu, yang sedari tadi menjadi objek pembicaraan sedikit demi sedikit mendengar suara sayup-sayup mulai terdengar jelas.
"Ada apa ini?"
Ia terus berpikir sembari membuka kedua kelopak matanya perlahan hingga menjadi sempurna.
Astaga! Kedua tangannya terikat dengan tali, tak hanya itu ia juga merasakan bahwa pergerakan dikakinya dipersempit.
Akh sial!
Dunia seakan menelan dirinya hidup-hidup. Entah mengapa sesuatu yang dipikirkannya menimbulkan rasa sakit yang sangat mendalam, hingga membuatnya harus menahan pening yang menjalar di seluruh bagian kepalanya.
Sakura tak bergeming, ia hanya sesekali berkedip dan mencoba untuk terus berpikir dengan otak cerdasnya.
Bagaimana ia bisa keluar dari sini?
Kembali pada ingatannya, begitu ia merutuki diri sendiri yang lupa mengunci kembali pintu utama apartemennya. Seharusnya semua ini tidak terjadi jika kecerobohannya bisa diingatkan lebih awal. Ia sangat tidak suka kebisingan, apalagi kedua pria di jok depan itu sekarang sedang mendengarkan musik rock dengan volume diatas batas standard, ditambah dengan mereka yang terus berbicara dan mengeluarkan aroma alkohol yang sangat menyengat. Sakura harus segera keluar dari mobil neraka ini, jika ia tidak mau mati sia-sia.
Perlahan namun pasti, ia gerakkan kedua kakinya seperti orang yang sedang mengayuh sepeda. Sementara itu kedua tangannya yang terikat kuat mau tak mau harus dengan tenaga ekstra untuk melepaskannya. Ia arahkan pada mulutnya dan ditariknya ujung tali yang terikat dengan sedikit gigitan kuat.
Sakura terus berusaha sekuat tenaga, hingga dengan menitikkan satu keringatnya dan barulah tali yang mengikat tangannya mulai terlepas. Segera saja ia mengambil bagian di kakinya dan melepasnya pula.
Kedua mata emeraldnya menelisik ke seluruh penjuru mobil, ia amati tiap inchi suasana disekitarnya. Ia belum merubah posisi untuk duduk, masih dengan posisi semua saat ia ditidurkan di jok belakang. Hingga kedua matanya menemukan benda tak lazim bagi orang awam. Sebuah benda yang sering ia temukan pada seorang perampok maupun mafia. Ya, pisau lipat!
Dengan cekatan Sakura mendudukkan dirinya dan membuka sarung dari pisau tersebut. Mengarahkannya pada pria yang sedang mengemudi. Setelah sebelumnya ia memukul tengkuk temannya hingga pingsan.
"Hentikan mobilnya!"
Pria itu nampak sangat panik, namun karena ambisinya untuk sebuah uang ia tak menggubris apa yang dikatakan Sakura barusan.
"Kau tuli?!"
"Tidak akan!"
Sakura memutar bola matanya bosan. Habis sudah kesabarannya. "Hentikan! Atau kau tidak akan bisa bernapas sampai esok hari." Teriak Sakura sembari mempersempit jarak antara cekikan lengan beserta pisau lipat yang dibawanya dengan leher pria tersebut.
"Sial!"
Pria itu sudah kalah telak dengan ancaman Sakura, hingga membuatnya menghentikan mobil dengan terpaksa.
Sakura tak menyia-nyiakan kesempatan, segera saja ia mundurkan tubuhnya dan membuka pintu mobil. Lalu ia benturkan dengan keras pintu tersebut setelah ia berada diluar dan menghirup udara dengan nyaman.
"Dasar manusia tak tahu diri!" Ucap Sakura sembari membuang pisau lipat yang sedari tadi digenggamnya.
Dengan tenaga yang tersisa, ia berlari menuju arah yang berlawanan dengan mobil yang tadi membawanya. Tak disangka, pria yang haus akan uang tadi memutar balikkan mobil dan mengejarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You???
FanfictionTak semua orang didunia ini menyukai popularitas, dan lagi orang-orang itu mempunyai prinsip kuat yang ia pegang sendiri. Lalu? bagaimana dengan seorang gadis cantik yang tak sengaja bertemu dengan seseorang yang juga membenci hal itu? Ia hidu...