Hanasanaide.

2.8K 148 50
                                        

Dalam sebuah rumus yang rumit, aku menemukan sebuah kata yang mendominasikan sebuah ion dan inti yang bersangkutan hingga membentuk sebuah gas udara yang dapat dihubungkan dengan kata bernapas. Begitu pula dengan cinta, yang saling mengaitkan kehidupan yang berbeda untuk menjadi satu dan melangkah di jalan yang sama.

******

Sakura dan Sasori melangkah dengan gontai keluar dari studio yang digunakan Black Knight sebagai backstage festival terbukanya. Perlahan mereka melangkah sembari memperbincangkan hal-hal yang mungkin saja telah lama tak terdengar. Dan mungkin saja antara keduanya terjalin sebuah nama kerinduan.

Suasana hari ini sungguh cerah, ada kilauan warna biru yang membentang di keseluruhan dunia. Langit itu seolah tersenyum.

Sakura sesekali melihat ke atas dan memandangi sesuatu yang menakjubkan diatas sana. Melihatnya, Sasori yang sedari tadi mengamati gerak-gerik adiknya itu, sekarang ikut terpaku melihat keindahan langit yang membiru tersebut.

Indah..
Tapi sayang sekali, bisikan hatinya tak mengatakan suatu keindahan saat ini. Ia hanya menatap kosong gumpalan awan putih yang kini ikut mengikis keindahan langit.

Ia hampir saja menitikkan kristal putihnya jika saja ia tak mengingat dengan siapa ia berdiri sekarang. Benar adanya, jika Sakura tak ingin menangis dalam waktu sekarang ini, disamping kakaknya, Haruno Sasori.

Sasori terdiam, ia lantas sesekali melirik Sakura yang masih setia menatap keatas sana. Ia masih penasaran, apakah diatas sana ada wajah lelaki tampan yang dicintainya? Sasori terkekeh oleh pemikirannya sendiri. Sungguh aneh memang, tapi adik bungsunya itu sekarang sudah benar-benar dewasa. Semenjak Sakura memutuskan untuk hidup mandiri dan membiayai kuliahnya sendiri, Sasori selalu menempatkan perasaan rindunya pada Sakura setiap saat, bahkan disetiap bait lirik yang ia ciptakan, disana ia selalu teringat akan senyum manis sosok gadis merah muda itu.

Sakura adalah poin penting di dalam kesuksesan karirnya. Entah mengapa, ia selalu bisa menciptakan sebuah lagu dengan nada yang indah apabila semuanya ia pusatkan pada adiknya itu. Dulu, Sakura sangat pintar dan memiliki bakat unik dalam menyanyi, namun sayangnya itu bukanlah prioritasnya. Setidaknya Sasori pernah berpikir jika suatu saat di masa depan ia akan bisa bernyanyi bersama Sakura, adiknya walaupun bukan sebagai sesama artis entertainer di dunia musik, ya setidaknya itu pernah terlintas di pikirannya dan ia sangat bersyukur, semua itu dapat ia wujudkan.

Senyuman manisnya, kegigihannya, dan aroma harum dari semangatnya yang tak pernah pudar. Sasori sangat menyukai itu. Sakura sangatlah cerdas, dan ia sungguh terkejut tatkala dia mau menerima sebuah jabatan yang sungguh sangat beresiko. Ya, sejujurnya Sasori tidak pernah tega melihat adiknya itu berjuang sendirian, namun apalah daya jika tekad dari Sakura sendiri lebih besar daripada rasa keraguan miliknya. Hingga saat ini, ia tak pernah melihat adiknya itu mengeluh soal beban berat yang dipikulnya itu.

"Mungkin saja, jika itu ada dan dapat terjadi, biarkan waktu berputar kembali dan mengembalikkan seluruh kebahagiaan miliknya yang mungkin kini belum bisa diraihnya. Dan jangan biarkan ada seorangpun yang dapat mengusiknya. Seandainya saja seluruh negeri ini tau, jika kau yang berkilau dan sangat mengagumkan ini adalah Sakura dari keluarga Haruno, aku yakin tidak akan ada satupun orang yang berani menodai pakaianmu. Mereka akan bersujud padamu dan meminta bersaudara kepadamu, entah itu dengan ketulusan, maupun hanya dengan kebohongan belaka. Tapi aku yakin, dunia ini penuh dengan teka-teki dan hal itu akan kembali padamu,Sakura. Kau akan kembali menjadi putri mahkota itu."

Who Are You???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang