Perjalanan adalah tantangan bagi kelanjutan hidupnya. Bukan karena hal lain, hanya saja banyak orang berpikir bahwa kehidupan adalah tentang perjalanan bukan pelarian, dan itu juga berlaku untuknya.
Hari ini sangat cerah, mentari menyapa dengan ramah dan tersenyum tanpa beban diatas sana. Melambaikan tangan dengan sopan dan menghangatkan kehidupan. Kicau burung sedari tadi terdengar tanpa adanya permohonan. Iya, banyak warga di China mengakui sebuah cerita sejarah memiliki latar dan karakteristik hewan tersebut, unik dan terpercaya pada masanya.
" Ketika kau sudah besar, jadilah ksatria yang kuat tanpa harus menitikkan air matamu, nak."
Sekilas pikirannya entah mengapa tiba-tiba saja teringat dengan sebuah kalimat, yang pada kenyataannya tetap sama, akan selalu ia ingat seumur hidupnya. Kalimat bersejarah untuk terakhir kalinya.
"Maaf, aku mengingkari janjiku."ucapnya.
Rintikan hujan yang entah darimana datang, mengguyur pipinya yang lembut. Iya benar, hujan air mata yang selalu ia janjikan untuk disembunyikan seumur hidupnya, dan hari ini ia mengingkarinya.
"Ibu, sekarang aku sudah besar apa kau tau?"
Dia tersenyum, " Aku merindukanmu. "
Manusia memang terlahir tak sama, memiliki sebuah perbedaan yang sangat jauh dikatakan berbeda. Jika saja ada yang mengatakan sebuah persamaan, itu benar saja adalah sebuah kebohongan.
Lelaki tampan dengan setelan celana jeans hitam dengan hoodie bertuliskan LV berwarna putih, disana ia mengusap air matanya dengan tersenyum. Ia memiliki nama indah sejak dilahirkan oleh ibu kandungnya yang sekarang telah berbahagia di Surga bersama Tuhan.
Win Xiao Ling...
Umurnya 27 tahun, ia sangat suka dengan olahraga termasuk Taekwondo. Ia juga sangat mahir menggunakan pedang, kesenian satu ini memang telah ada semenjak nenek moyangnya dan itu bersifat turun temurun.
"Tuan Ling."
"Masuklah."
"Ada apa, Irene?"ucapnya lembut dengan menatap penuh ke arah Assistant rumah tangga nya. Iya, ia yang mengatur segalanya, termasuk jadwal dan pekerjaaan para maid di mansion nya.
Irene terlihat memerah ketika ditatap seperti itu, siapapun wanita yang berhadapan dengan tuan Ling ini pasti akan sangat berbahagia dan merasakan hal yang sama seperti dirinya. Tampan sekali, tapi sayang lelaki satu ini entah tidak menyukai wanita atau bagaimana, karena seumur hidupnya dikabarkan belum pernah merasakan menggandeng satu wanita pun, oh ya Tuhan padahal dia sangat tampan bak pangeran.
"Irene?"
"Ah iya tuan."
Ling nampak tersenyum. "Ada apa denganmu dipagi hari ini?"
"Maaf tuan, saya hanya akan menyampaikan sebuah kabar penting."
"Apa itu?" tanya Ling penasaran.
Irene kemudian menyodorkan sebuah benda berbentuk kotak.
Ling mengernyitkan dahinya, lalu mengambil benda yang disodorkan Irene untuknya.
Mirip dengan sebuah surat undangan pernikahan.
Perlahan ia membuka dan membaca tulisan disana.
"Uchiha Sasuke dan Kuran Yuuki?"sejenak ia berpikir, lalu...
"Wanita ini kan yang kemarin aku lihat sedang duduk di halte, dia calon istrinya Sasuke?"
Ling sebenarnya juga tidak bodoh, ia tahu tentang skandal yang membuat nama Uchiha Sasuke itu tercemar, namun yang ia permasalahkan disini adalah, wanita tersebut sangat ia yakini bukanlah type dari seorang Uchiha Sasuke. Ia sangat tahu bagaimana si Sasuke itu, karena dulu ia pernah satu kelas dimasa sekolah selama di California.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You???
FanfictionTak semua orang didunia ini menyukai popularitas, dan lagi orang-orang itu mempunyai prinsip kuat yang ia pegang sendiri. Lalu? bagaimana dengan seorang gadis cantik yang tak sengaja bertemu dengan seseorang yang juga membenci hal itu? Ia hidu...