Kalo ada penulisan kata yang salah, tolong dibenerin ya..
***
"Walaupun aku mendapat upah ditoko itu tidak seberapa, jika untuk menyewa rumah. Mungkin itu sudah cukup." Ujar gadis yang memiliki postur tubuh paling kurus dan tinggi diantara gadis-gadis itu.
"Apa ditoko itu membuka lowongan kerja?" Tanya gadis yang duduk di sampingnya. "Jika iya, aku akan mengajukan diriku untuk bekerja ditoko itu juga."
"Untuk saat ini, ditoko itu tidak mencari karyawan. Melainkan mencari pelanggan." Helaan napas panjang dari kelima gadis itu membuat gadis tinggi itu menyengir kikuk.
"Besok aku akan mencari kerja, walaupun itu mencuci piring." Cetus gadis yang memiliki wajah yang dingin, membuat kelima gadis itu menatap kearahnya tidak percaya. Walaupun gadis itu berwajah dingin, tapi hatinya begitu hangat dengan kelima gadis yang sejak kecil tinggal bersama. "Kenapa kalian melihat ku seperti itu? Apa kalian tidak mempercayai yang kukatakan tadi?"
"Bukannya kita tidak mempercayai mu. Tapi jika kau bekerja sebagai pencuci piring. Kita kasihan dengan piring-piring itu, nanti kau akan memecah mereka." Keempat gadis itu terkekeh mendengar ucapan dari gadis yang memiliki poni itu, sehingga wajahnya terlihat imut. Dan saat tertawapun matanya sampai menyipit.
Sedangkan gadis dingin itu hanya menatap kelima gadis di hadapannya dengan pandangan yang begitu datar. Ia tidak kesal karna ucapan dari temannya itu, kini hatinya malah menghangat melihat kelima gadis itu yang tengah tertawa.
"Apa kalian yakin, akan keluar dari tempat ini?" Tanya gadis yang memiliki wajah yang sangat polos diantara kelima gadis itu, membuat mereka langsung memandang satu sama lain.
"Walaupun kita tidak yakin, kita harus yakin. Kita juga tidak akan bisa tinggal selamanya ditempat ini bukan." Ujar gadis cantik yang memiliki poni dan rambut panjagnya dikucir kuda.
"Benar apa yang di katakannya, kita tidak akan selamanya tinggal disini." Sahut Della, gadis yang memiliki tubuh tinggi itu. Membuat kelima gadis itu mengangguk mengerti apa yang di katakannya.
"Jika kita pergi dari sini, apa panti ini akan ditutup?" Perkataan dari gadis berwajah polos, yang bernama Lunna.
"Mungkin." Sahut Della ragu. Karna panti yang mereka tinggali, kini sudah tidak ada yang merawatnya lagi. "Setelah pulang kerja besok, aku akan mencari rumah sewa untuk kita. Dan secepatnya kita harus pergi dari tempat ini."
"Baiklah, aku akan pergi tidur sekarang. Karna mataku ini sangatlah lelah." Ujar gadis yang duduk disamping Della sebelum beranjak dari duduknya. Dan itu membuat Della menatap sinis punggung mungil milik gadis itu yang sering dipanggil Kania.
"Aku juga akan pergi tidur. Dan kalian juga jangan tidur terlarut malam, karna itu tidak baik untuk kesehatan kalian." Perkataan Nindy, gadis berponi berkucir kuda itu membuat keempat gadis yang kini tengah duduk menatapnya, hanya menganggukan kepala mereka.
"Apa kalian tidak ingin pergi tidur juga?" Tanya gadis berwajah polos itu. "Aku akan tidur sekarang, karna aku juga sangat lelah." Saat Lunna berdiri dari duduknya, ia tidak sengaja melihat kearah Della yang tengah menatapnya juga dengan senyum manis dibibir tipis itu. Lalu tangan panjang milik Della terulur didepan Lunna, dan ia tahu maksud dari itu. Lunna langsung saja meraih tangan Della, dan membantunya untuk berdiri.
Sedangkan kedua gadis yang masih terduduk manis diatas karpet lantai, hanya melihat punggung Della dan Lunna yang kini telah menghilang dari pandangan mereka. "Apa kau yakin akan bekerja sebagai pencuci piring?" Tanya gadis berponi itu yang selalu dipanggil Lea.
"Jika hanya itu yang ada, aku harus bagaimana lagi." Ujar gadis berwajah dingin itu yang kerap dipanggil Alyana.
"Hmm, sebenarnya kita itu asalnya dari mana sih?"
"Surga." Sahut cepat Alyana yang tengah menatap Lea malas. Jika dirinya tahu dimana asal dirinya, mungkin ia kini tidak lagi samping teman-temannya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.
"Apa orang tua kita itu tidak pernah mencari kita?" Alyana juga pernah mempunyai pemikiran seperti itu. Dan itu selalu membuat kepalanya langsung merasa pusing. "Kau memakai kalung itu sejak kecil bukan, apa kau tidak mempunyai niatan untuk mencari siapa orang tuamu? Dengan petunjuk kalung itu." Seketika itu tangan Alyana langsung memegang kalung yang berada di lehernya.
"Kalung seperti ini itu banyak yang punya." Lirih Alyana yang masih memegang kalung itu.
Sedangkan Lea yang melihat Alyana seperti itu langsung menggeser posisi duduknya untuk berada disamping gadis itu. "Tapi, setidaknya cobalah dulu. Cari siapa orang tuamu dengan kalung itu." Ujar kalem Lea seraya memegang punggung Alyana.
"Hmm, tapi aku tidak akan pernah mencari mereka. Karna aku tidak ingin meninggalkan kalian." Helaan napas panjang dari Lea, membuat Alyana tersenyum kepada temannya itu.
"Tersenyumlah, jika kau berpapasan dengan murid disekolah kita. Itu akan membuat mereka tidak takut denganmu."
"Akan aku usahakan." Lea langsung memukul lengan milik Alyana, sehingga membuat sang empu meringis kesakitan. Dan saat ingin membalas perlakuan Lea terhadap dirinya, gadis itu sudah berlari terlebih dahulu menuju kamarnya, membuat Alyana berkomat-kamit tidak jelas.
Sedangkan ditempat yang sama tapi cuma berbeda lokasi, gadis yang bernama Kania, kini tengah termenung diatas tempat tidurnya. Dengan pandangan menatap lurus kedepan, entah apa yang tengah gadis itu lihat. "Kau belum tidur?"
Suara yang masuk kedalam lubang telinganya membuyarkan lamunannya. "Ini aku ingin tidur." Ucap Kania sembari membaringkan tubuhnya.
"Apa kau tengah memikirkan sesuatu? Ceritalah, bukankah aku ini temanmu." Sebelum kembali duduk dengan bersila, Kania menghela napas pelan. Lalu menatap Nindy yang tengah menatapnya juga.
"Aku hanya memikirkan, bagaimana nasipnya diriku dimasa depan nanti." Cetus Kania, menatap Nindy dengan malas. Sedangkan Nindy hanya memandangi Kania sebentar lalu memutar tumitnya, berjalan kearah dimana tempat tidurnya yang tak jauh dari tempat tidur Kania.
"Aku yakin, kau akan sukses dimasa depan nanti." Sahut Nindy seraya membaringkan tubuhnya diatas kasur itu.
Kata apa yang paling pantas di ucapkan untuk seorang teman?
-About Us-
Lanjut gak ni?😪
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionCOMPLETED Hidup bersama sendari kecil didalam panti. Mereka tidak tahu dari mana asal mereka. Tidak ada satupun juga yang ingin mengadopsi keenam gadis itu, sampai pengurus panti menghembuskan napas terakhirnya pun mereka masih menepati panti itu. S...