30 | About Us

68 14 0
                                    

Kalo ada penulisan kata yang salah, tolong dibenerin ya..

***

"Sepertinya kita akan diculik kembali oleh pemuda-pemuda itu." Langkah kaki mereka terheti saat melihat para pemuda yang tengah berada didekat gerbang itu. "Hanya ada dua pilihan sekarang, kabur atau menyerahkan diri kepada mereka."

"Lebih baik kita kabur saja." Sahut Della untuk menanggapi perkataan dari Lea. "Baiklah, pada hitungan ketiga. Kita semua lari." Mereka semua menganggukan kepalanya yakin.

Satu,

Mereka memundurkan langkahnya.

Dua,

Sial, para pemuda itu melihat kearah mereka dengan kening yang mengerut.

Ti,ga.

Keenam gadis itu langsung membalikkan tubuhnya dan berlari sekencang mungkin, dan itu membuat para pemuda itu dengan refleks langsung mengejar para gadis yang akan mereka bawa kerumah mereka masing-masing. "Kenapa mereka senang sekali bermain kucing-kucingan?" Guman Arsya yang terlihat berjalan santai mengejar gadis yang menurutnya tidak akan bisa lari jauh darinya.

Sedangkan keenam gadis itu mulai berpencar, dan itu membuat Lea bingung sendiri untuk mengikuti siapa. "Ya, kenapa kalian berpencar?" Teriak Lea yang dihiraukan oleh teman-temannya. Kemungkinan mereka juga tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Lea.

Dan saat gadis itu ingin melanjutkan larinya, sebuah tangan kekar melingkar dengan pelan dilengan kanannya. Membuat gadis itu merinding sendiri. "Tidak mungkin jika disiang bolong seperti ini ada hantu." Dengan susah payah Lea menelan ludahnya sendiri sebelum memberanikan untuk menengok kebelakang.

"Jika kau benar hantu, kumohon Tunjukkan wajahmu yang tidak mengerikan." Ucap Lea seraya menengok kebelakang dengan perlahan-lahan.

"Kenapa kau bodoh sekali, mana ada hantu disiang bolong seperti ini." Ujar Arkan yang masih saja memegang lengan Lea, agar tidak kabur lagi darinya. "Kenapa kau dan teman-temanmu itu senang sekali main kabur-kaburan?"

"Lepaskan tanganmu dari lenganku, aku tidak akan ikut denganmu. Seharusnya kau itu mengejar Della, bukan diriku."

"Diamlah, lebih baik kau ikut denganku sekarang." Sebelum Arkan akan menarik Lea, gadis itu dengan cepat menggigit tangan Arkan. Membuat sang empu dengan refleks langsung melepaskan tangannya dari lengan Lea. Sehingga gadis itu langsung berlari secepat mungkin.

"Aish, kenapa dia menggigit tanganku?" Pemuda itu meniup-niup tangannya yang bekas dari gigitan gadis itu, dan langsung berlari mengejar Lea kembali yang hampir menghilang dari pandangannya. "Dimana dia? Tidak mungkin jika dia lolos dariku."

Lea yang bersembunyi didalam kelas mengintip Arkan dari balik jendela. Pemuda itu tidak menyadari bahwa Lea berada didekat jendela sampingnya. "Lebih baik aku mencarinya saja kearah sana."

Setelah Arkan pergi dari sana, Lea menyandarkan tubuhnya didinding itu dengan bernapas lega. Karna pemuda itu tidak mengetahui kehadirannya. Saat Lea melihat sekeliling kelas yang begitu asing baginya, manik matanya tidak sengaja menubruk dengan manik mata pemuda yang tengah tersenyum kepadanya. Mau tidak mau Lea membalas senyum itu dengan senyuman kikuk di bibirnya itu. "Seharusnya kau tidak masuk kekelas ini, tapi kau malah masuk." Pemuda itu masih saja menyunggingkan senyumannya, seraya berdiri dari duduknya. "Sampai bertemu lagi, Syiellea Afsyta."

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang