39 | About Us

39 10 0
                                    

Kalo ada penulisan kata yang salah, tolong dibenerin ya..

Selamat membaca..


***

Kau harus percaya, bahwa aku kini tengah bersama gadis yang datang bersamamu keacara itu. Kita berdua tengah berada ditangan kedua pria yang begitu tidak asing bagiku, mungkin mereka anak buah dari musuh kedua orang tuamu. Aku tidak akan mematikan handphoneku. Lacaklah keberadaan kita, dengan nomor handphoneku.

Terserah kau mau percaya atau tidak. Yang terpenting aku sudah jujur denganmu.

Setelah membaca pesan dari gadis itu, Arsya berjalan mencari Gandhi dengan keadaan gelap gulita. Setelah dirinya menemukan Gandhi, pemuda itu langsung menarik lengan Gandhi dengan paksa. Membuat sang empu harus menyeimbangi langkah kaki Arsya.

Saat didalam mobil Gandhi dibuat bingung oleh Arsya, karna sejak dari tadi tidak menyahut apa yang keluar dari mulutnya. "Ya, katakan padaku? Kenapa kau mengajakku pergi dari acara itu? Keluargaku masih berada disana."

"Kau akan mengetahuinya sendiri." Gandhi menghela napas kasar mendengar apa yang dikatakan Arsya. Pemuda itu sungguh menguji kesabarannya sekarang.

Sedangkan Alyana yang melihat kepergian saudaranya dengan Arsya, gadis itu ingin mengikuti kedua pemuda itu. Tapi sayangnya, ia tidak tahu harus mengikuti menaiki kendaraan apa. Sampai sebuah mobil yang tadi gadis itu tumpangi berhenti di depannya. Dan pemilik mobil itu keluar menghampiri Alyana dengan tatapan yang seperti biasa. "Aku tahu kau butuh kendaraan untuk mengikutinya, jadi naiklah."

Belum sempat gadis itu masuk kedalam mobil Aldyan, suara yang begitu dirinya kenal, masuk keindra pendengarannya. "Aku ikut, aku tidak mau kejadian itu terulang lagi." Alyana menganggukan kepalanya untuk menyetujuti apa yang dikatakan Lea, temannya itu.

Tapi saat itu juga, ketiga gadis yang baru saja keluar dari rumah itu juga akan ikut bersama Alyana. Dan itu membuat sang empu menatap sebentar kearah Aldyan. "Mobilku tidak muat, jika kalian ikut semua." Cetus Aldyan yang tidak jadi enak sendiri dengan para gadis itu.

"Kalian berdua nailklah kedalam mobilku." Suara Arkan yang kini datang dengan mobil yang pemuda itu tumpangi dengan teman-temannya yang lainnya. Dan kedua gadis yang tak lain adalah Nindy dan Della langsung masuk kedalam mobil Arkan itu. Sedangkan Aldyan langsung masuk kedalam mobilnya, dan diikuti dengan Alyana, Lea, dan Lunna.

Kedua mobil itu melaju menjauh dari lingkungan rumah itu. Dan tanpa mereka sadari seorang gadis yang sejak dari tadi mengamati gerak-gerik mereka hanya melihat dengan tatapan yang tidak begitu jelas diartikan. "Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka pergi saat kondisinya seperti ini? Aku harus mengikuti mereka."

Saat kaki jenjang milik Litzy ingin melangkah, tapi sulit sekali untuk digerakan. Gadis itu melihat kearah kakinya, tidak ada apa-apa dengan kakinya. Tapi kenapa sulit sekali digerakan, sampai tangannya berpegangan dengan gagang pintu itu. Litzy melihat kearah kakinya sendiri berulang kali, dengan sedikit meringis. Sama saja tidak ada apa-apa, tapi seorang pemuda yang sempat bertemu dengan Alyana diruang musik saat disekolah tadi, kini tengah memegang kedua kaki milik Litzy dengan kencang. Membuat gadis itu tidak bisa menggerakkan kakinya sedikitpun. Pemuda itu tidak akan bisa dilihat oleh Litzy sampai kapanpun. Dan pemuda itu juga tidak akan menyakiti Litzy, hanya saja pemuda itu tidak ingin Litzy memcampuri urusan mereka. "Kenapa kakiku sulit sekali digerakan? Ada apa dengan kakiku?"

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang