25 | About Us

63 12 0
                                    

Kalo ada penulisan kata yang salah, tolong dibenerin ya..

***

Benar apa yang sempat ditebak oleh Nindy, hari ini tidak ada pembelajaran sama sekali. Tapi sayangnya semua murid dipulangkan kerumah seperti biasa, itu membuat mereka mengeluh. Berbeda dengan keenam gadis itu malah senang jika berada disekolah. "Kalian itu aneh sekali, tadi diam membisu. Sekarang tertawa tanpa sebab."

"Kau ingin kita diam saja?" Cetus Lea seraya membuka buku yang tidak gadis itu baca.

"Ya, mungkin itu lebih baik." Cetus Della melihat satu persatu temannya. Yang langsung menutup mulut mereka agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun, seraya menyibukan diri dengan membuka-buka buku diatas meja mereka masing-masing, entah itu dibaca atau tidak, yang terpenting mereka tidak akan mengeluarkan suara. Dan itu langsung membuat Della menjadi geram kembali, karna melihat sikap temannya yang menuruti apa yang di katakannya tadi. "Ya, kenapa kalian diam saja?"

"Bukankah, kau sendiri yang menyuruh kita untuk diam." Sahut Lunna tanpa menoleh sedikitpun kearah Della yang langsung menipiskan bibirnya itu.

"Aku tadi hanya bercanda, kenapa kalian menganggapnya serius? Dan kau Nindy, kenapa kau sama seperti mereka diam tanpa bersuara?"

"Terus aku harus bersuara seperti apa?" Tanya Nindy dengan tampang polosnya, sehingga sebuah buku yang sedikit tipis memukul kepalanya.

"Kau itu tidak cocok, menunjukan wajah polosmu itu." Protes Lea yang memukul kepala Nindy itu. Dan tanpa merasa bersalah, Lea kembali memukul kepala Nindy. Membuat sang empu langsung membalas kelakuan dari Lea, tapi gadis itu langsung berdiri dari duduknya untuk menghindari buku yang kini berada ditangan Nindy. "Kau pasti tahukan, bagaimana sakitnya saat dipukul dengan buku."

"Iya, aku sudah merasakan sakit itu, dan kau juga harus merasakannya juga." Ujar Nindy yang juga berdiri dari duduknya untuk memukul Lea. Gadis itu langsung memundurkan langkahnya dan berjalan menuju dimana tempat duduknya Kania dan Lunna.

"Jika kau mendekatiku, akan aku bilangkan kepada Leon. Bahwa kau yang melempar bola baket ke kepalanya itu." Ancam Lea yang menatap was-was Nindy.

"Seharusnya kau berterima kasih kepada ku, karna telah menyelamatkan dirimu dari pemuda itu." Gadis itu langsung diam tidak bersuara karna mendengar penuturan dari Nindy, temannya itu. Dan ini kesempatan Nindy untuk membalas kelakuan Lea kepada dirinya tadi.

Saat buku yang berada ditangan Nindy itu hampir saja mengenai kepala Lea. Seketika itu langsung berhenti, karna perkataan dari Lea membuat Nindy mengurungkan niatnya untuk memukul kepala Lea. "Terima kasih, kau telah menyelamatkan ku dari manusia kerbau itu." Lirih Lea yang menatap lurua kedepan, dengan sendu.

"Ha, manusia kerbau? Siapa?" Tanya Lunna yang melihat Lea. Gadis itu tidak menjawab sama sekali, membuat Lunna langsung menyentil lengan gadis itu, tapi sama saja. Lea tidak menyahut perkataan dari Lunna.

Dari arah pintu seorang gadis yang bernama Laila masuk kekelas seperti biasa, seperti tidak terjadi sesuatu kepada dirinya. Saat melewati kerumunan keenam gadis itu, Laila menyunggingkan senyum simpul di bibirnya untuk membalas senyum manis yang terpancar dari keenam gadis itu. Sebelum duduk di bangkunya yang berada dibelakang Alyana, gadis itu melihat sebentar kearah Kania yang masih saja memasang senyun manis di bibirnya itu. Membuat dirinya tidak akan melakukan apa yang dikatakan oleh gadis yang tadu mengajaknya keruangan itu. Tapi jika dirinya tidak menuruti apa yang dikatakan gadis itu, bagaimana dengan nasipnya dan keluarganya.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang