Kalo ada penulisan kata yang salah, tolong dibenerin ya..
***
Setelah usai ujian pengambilan nilai itu, Alyana dan Nindy berjalan beriringan kearah taman sekolah yang tadi pagi mereka berdua datangi. Alyana juga tidak lupa membawa buku yang sejak tadi dirinya sembunyikan. "Apa isi dari buku ini?" Tanya Alyana yang duduk dikursi itu. Diikuti oleh Nindy yang duduk didepan Alyana.
"Hanya sebuah gambar dan tulisan yang tidak aku mengerti." Sahut Nindy melihat Alyana yang melihat halaman pertama dengan kening yang sedikit bergelombang.
Rumah yang paling indah, ialah surga. Dan aku akan mengirim mereka kesurga.
"Rumah yang paling indah, ialah surga. Dan aku akan mengirim mereka kesurga." Perkataan Alyana yang membaca ulang kalimat yang tertera dihalaman pertama buku itu. "Apa maksudnya?" Nindy mengangkat kedua bahunya tidak tahu saat Alyana menatapnya.
"Jika aku tahu maksudnya, aku tidak akan pusing-pusing memikirkan isi buku itu." Sahut cepat Nindy menatap Alyana yang masih saja membaca kalimat itu berulang kali dalam hati.
Saat Alyana membuka lembar kedua, Alisnya semakin tertaut. Karna sebuah gambar seorang pemuda yang tengah memainkan gitar. Lalu membaca dalam hati kalimat dibawah gambar itu.
Talenta yang kau punya itu tidak ada untungnya. Jika esok hari, kau kukirim kesurga.
Alyana menutup buku itu dengan kesal, lalu memijat pelipisnya sebentar. "Kaupun pusing, apalagi diriku."
"Tapi kenapa gambar pemuda itu tidak asing bagiku. Sepertinya aku pernah melihat pemuda itu. Tapi kapan, dimana?" Ucap Alyana yang menatap Nindy dengan sedikit gelombang di keningnya.
"Ya, kalian berdua." Dengan refleks mereka menoleh kesumber suara yang berada dibelakang Alyana. "Ternyata kalian disini."
"Memangnya ada apa?" Tanya Nindy untuk merespon perkataan dari Lea yang kini duduk disamping kanan Alyana, sedangkan Lunna duduk dihadapan Lea.
"Kita tadi pergi kekelas yang kemarin aku datangi, aku mencari pemuda yang kemarin aku temui dikelas itu. Tapi pemuda itu tidak ada, padahal semua murid dikelas itu tengah berada dikelas semua."
"Mungkin dia tengah pergi ketoilet atau pergi kemana." Sahut pelan Alyana.
"Tapi sepertinya itu tidak mungkin Alya, karna aku tadi bertanya dengan murid perempuan dikelas itu..."
"Hei, apa aku boleh bertanya?" Ucap Lea kepada seorang murid perempuan yang tengah membuang sampah didepan kelas itu.
"Apa?" Sahut perempuan itu sedikit ketus, membuat Lea kesal. Padahal dirinya bertanya dengan baik-baik, tapi disahut dengan nada yang tidak enak didengar ditelinga Lea dan Lunna.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionCOMPLETED Hidup bersama sendari kecil didalam panti. Mereka tidak tahu dari mana asal mereka. Tidak ada satupun juga yang ingin mengadopsi keenam gadis itu, sampai pengurus panti menghembuskan napas terakhirnya pun mereka masih menepati panti itu. S...