Kalo ada penulisan kata yang salah, tolong dibenerin ya..
Selamat membaca😊
***
"Untung saja aku bisa lari cepat." Guman Nindy yang berjalan mundur dengan napas yang tidak teratur. "Semoga teman-temanku tidak tertangkap oleh mereka."
Nindy masih saja berjalan mundur saat sebuah tangan menahan punggungnya, dan membuat gadis itu langsung membalikkan tubuhnya dengan sedikit terlonjak kaget. Karna melihat sosok pemuda yang menarik kedua sudut bibirnya, membentuk lengkungan yang sempurna. Membuat Nindy membalas senyuman itu. "Apa kebiasaan mu itu berjalan mundur?"
"Kau siapa?" Bukannya menjawab perkataan dari pemuda itu, Nindy malah bertanya kepada pemuda yang kini malah tersenyum kepada dirinya. "Apa kelasmu berada dibawah ku? Jika kelasmu diatas ku itu tidak mungkin. Apalagi satu angkatan denganku, aku tidak pernah melihatmu sebelumnya."
"Kelasku memang berada dibawah mu. Dan kau memang belum pernah melihatku. Suatu saat nanti kau akan tahu siapa diriku. Sepertinya kau harus pergi sekarang, karna temanmu hampir saja berada dibelakang mu." Refleks Nindy menoleh kebelakang mendapati Bobby yang tengah mengatur napasnya.
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?" Seru Nindy sebelum lari kembali meninggalkan pemuda itu yang melihat Bobby berjalan dengan napas tidak teratur.
"Ya kau, kenapa kau membiarkannya pergi? Seharusnya kau menangkapnya." Sengak bobby yang berada didepan pemuda itu. Dan seketika itu juga Bobby langsung berlari mengejar Nindy kembali. Tetapi ada sesuatu yang begitu ganjal di hatinya saat melihat adik kelasnya itu. Sepertinya ia mengenal, tapi siapa?
"Dia juga bisa melihatku? Kukira hanya gadis itu saja yang bisa melihatku." Guman pemuda itu yang tidak percaya, seraya melihat punggung Bobby yang hampir menghilang dari pandangannya.
Sedangkan Bobby yang masih saja mengejar Nindy sampai, gadis itu menghentikan langkahnya sendiri. Karna di depannya sudah tidak ada jalan lagi. Kenapa dirinya memilih jalan kearah sini? "Kau tidak akan bisa lari lagi dariku."
Gadis itu langsung membalikkan tubuhnya, dan mendapati Bobby yang kini berdiri tidak jauh darinya. "Sebenarnya apa maumu?"
"Aku hanya ingin kau ikut denganku. Apa susahnya?"
"Kau tidak mempunyai alasan yang jelas menyuruhku ikut denganmu." Seru Nindy yang waspada dengan Bobby. Karna pemuda itu bisa saja langsung menyeret atau menggendongnya, tanpa seijinnya.
"Kau nanti akan tahu alasannya. Ayolah cepat, aku sudah telat menjemputnya. Dia pasti akan mengoceh seperti burung beo." Kening Nindy bergelombang, mendengar perkataan dari Bobby. Dan tanpa sadar Bobby langsung menarik tangan Nindy, membuat sang empu langsung meronta-ronta. Tapi itu tidak ada hasilnya, kini Nindy sudah berada didalam mobil Bobby yang menjalankan mobil itu dengan kecepatan tinggi. Sehingga Nindy memukul pundak pemuda itu yang tidak perduli dengan pukulan dari Nindy.
"Turunkan kecepatan mobilnya." Teriak Nindy kepada Bobby yang masih saja tidak memperdulikan apa yang dikatakan gadis itu. "Ya, kubilang turunkan kecepatan mobilnya."
Nindy langsung memegang dadanya dengan napas yang tidak beraturan itu, saat mobil yang dirinya tumpangi berhenti didepan sekolah dasar. Dan suara pintu belakang mobil itu tertutup dengan sedikit keras, membuat Nindy menoleh kearah kebelakang, mendapati gadis kecil yang menekuk mukanya. Apa ini alasannya Bobby untuk cepat ikut dengannya? Agar gadis kecil itu tidak marah. Pikir Nindy yang merasa bersalah dengan gadis kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionCOMPLETED Hidup bersama sendari kecil didalam panti. Mereka tidak tahu dari mana asal mereka. Tidak ada satupun juga yang ingin mengadopsi keenam gadis itu, sampai pengurus panti menghembuskan napas terakhirnya pun mereka masih menepati panti itu. S...