Kalo ada penulisan kata yang salah, tolong dibenerin ya..
***
Udara dipagi hari memang sejuk, apalagi semalam hujan membasahi tanah. Walaupun itu hanya sebentar. Itu membuat udara benar-benar sangat sejuk.
Gadis itu selalu menghirup udara sejuk itu berulang kali, dengan kedua mata yang terpejam. Sampai seseorang menepuk pelan pundaknya, membuat gadis itu dengan refleks langsung membuka kedua matanya dan tidak lagi merentangkan kedua tangannya. "Apa kau menyukai udara pagi hari?"
"Tidak hanya dipagi hari, setiap detikpun aku menyukai udara." Sahut Kanin saat mendengar perkataan dari gadis yang kini hanya menganggukan kepalanya, tanpa menoleh kearah Kanin. "Ahh, kenapa mereka lama sekali?"
"Apa kau baru menyadari? Bahwa mereka itu para gadis yang lambat." Seketika itu gadis yang sering dipanggil Alyana kini langsung memegang kepalanya bagian belakang, dan meringis kesakitan saat tangan seseorang memukul kepalanya dengan sedikit keras. "Ya, kenapa kau senang sekali memukul kepalaku?" Teriaknya saat mendapati sosok gadis yang bernama Lea itu. Dan tanpa bersalah Lea hanya menatap gadis di hadapannya sekarang dengan kesal.
"Karna mengatakan diriku gadis lambat."
"Memang itu faktanya. Kau memang sangat lambat, dan lebih lambat dari siput." Perkataan dari Alyana sungguh membuat Lea sangat kesal. Dan ingin membalas perkataan dari gadis itu, karna ketiga gadis itu keluar dari rumah, sehingga Lea mengurungkan niatnya itu.
"Ada apa ini, kenapa dipagi hari kalian sudah bertengkar?" Tanya Della setelah mengunci rumah itu. Lalu menatap Lea yang menekuk wajahnya, sedangkan Alyana yang tidak perduli dengan itu semua.
"Lebih baik kita berangkat sekarang. Dari pada harus berdiam diri terus disini." Nindy yang selalu mencairkan suasana disaat seperti itu. Dan mereka semua langsung melangkahkan kakinya untuk pergi kesekolah.
Tapi saat keluar dari lingkungan rumah itu mereka melihat mobil yang terpakir tidak jauh dari mereka. "Siapa pemilik mobil itu? Kenapa parkir disembarang tempat?" Tidak ada yang menjawab perkataan dari Lunna. Mereka semua hanya diam melihat penasaran mobil warna putih itu. Sampai langkah kaki milik Alyana berjalan mendekat mobil itu.
"Jangan mendekati mobil itu." Gadis itu terus melangkahkan kakinya, tidak perduli teriakan dari Lea. "Ya, Alyanara kubilang kembalilah."
Saat Lea menyebut namanya, gadis itu menghentikan langkahnya sebentar tanpa menoleh kebelakang. Tapi gadis itu tetap melangkahkan kembali kakinya sampai disamping mobil itu. Dengan refleks tangan kanan Alyana mengetuk berulang kali kaca mobil itu, sampai seseorang yang begitu dirinya kenal membuka kaca jendela mobil itu dengan mimik wajah yang khas orang bangun tidur. Pemuda itu juga masih belum sepenuhnya sadar, dan saat pemuda itu benar-benar sadar. Seketika itu juga kedua matanya langsung membelalak, karna melihat gadis yang tengah menatapnya juga tanpa berkedip. "Ya, bukankah sudah kukatakan jangan mendekati mobil ini. Kenapa kau keras kepala sekali? Ayo pergi."
Gadis itu terus saja menarik tangan Alyana, tapi sang empu tidak bergerak sedikitpun. Sehingga membuat gadis itu mengikuti arah pandang temannya itu. Dan jangan di tanyakan lagi bagaimana ekspresi dari gadis itu pasti sama terkejutnya dengan Alyana.
Sedangkan pemuda itu langsung membangunkan teman-temannya yang masih tertidur dengan posisi yang tidak baik. "Ya, kenapa kau membangunkan ku sepagi ini?" Perkataan Arsya yang masih setia memejamkan kedua matanya. Tapi saat mendengar perkataan dari Aldyan, bahwa ada dua seorang gadis. Kedua mata milik Arsya langsung terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionCOMPLETED Hidup bersama sendari kecil didalam panti. Mereka tidak tahu dari mana asal mereka. Tidak ada satupun juga yang ingin mengadopsi keenam gadis itu, sampai pengurus panti menghembuskan napas terakhirnya pun mereka masih menepati panti itu. S...