Cinta? Banyak yang bilang cinta itu adalah cerita indah namun tiada arti. Menurut wikipedia cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan adanya ketertarikan pribadi. Sejauh ini, gue belum tahu arti cinta sesungguhnya dan gak mau main cinta-cintaan. Yah, kalau suka sih gak papa asal jangan ke tahap pacaran.
Dari pengalaman hidup, jika diingat-ingat gue cuman pernah suka sama dua orang, gak pernah menuju tahap cinta. Waktu SD kelas 6 pernah suka sama cowok yang paling ganteng di kelas, masalahnya banyak yang suka dengan dia dan cowoknya deket sama gue. Alhasil, gue di bully sama fans cowok tersebut. Jadi, gue milih menjauh.
Waktu SMP juga pernah suka sama seseorang, gue nyari yang manis gak perlu ganteng dan populer. Eh, kampretnya dia kecantol sama teman sebangku gue. Gue pun hanya bisa tersenyum dan mendukung hubungan mereka.
Dan sekarang, gue males mikirin gituan. Semoga aja gue gak tertarik sama seseorang di sekolah ini agar hati gue tidak tersakiti lagi. Kalau masalah cowok ganteng memang banyak, gue kudu hati-hati sama perasaan ini.
"Ibu! Ibu! Ibu!"
Lamunan gue ambyar seketika melihat Abi dan Reza lari-lari masuk kelas sambil berteriak. Otomatis kelas yang awalnya kayak kapal pecah langsung berubah secepat kilat rapi begitu saja. Anehnya Abi dan Reza masih berdiri di depan papan tulis.
"Ibu-ibu bapak-bapak, siapa yang punya anak bilang aku, aku yang tengah malu sama teman-temanku karena cuma diriku yang tak laku-laku." Abi dan Reza langsung nyanyi sambil joget.
"ABIIIIIIIIIII!!!"
Teriak kami semua. Memang kurang ajar mereka bohongin kita semua. Mereka berdua langsung tertawa terpingkal-pingkal.
"Woi Abi gila! Gue lari-lari tadi kesandung kursi, untung gak jatoh!" Nanda mulai marah.
"Kampret lu bi!"
"Sialan memang si Abi!"
Ujaran kebencian mulai keluar dari mulut anak-anak di kelas. Gue hanya bisa menahan amarah, males koar-koar buangin tenaga aja. Abi dan Reza masih tertawa terpingkal-pingkal.
"Kenapa gue mulu sih yang disalahin?!! Reza kan ikut juga!" Abi mulai tidak terima ujaran kebencian hanya ditunjukkan kepadanya.
"Reza kan ikut-ikut elu, coba lu jangan ngajarin yang aneh-aneh sama Reza!"
"Reza berhenti temenan sama Abi, lo nanti juga ikut gila!"
"Orang ganteng mah bebas!" Reza langsung menepuk pundak Abi.
"Sialan! Kalian semua pilih kasih!" marah Abi. "Za, kita keluar aja."
Abi pun merangkul Reza keluar kelas. Seisi kelas kembali mengucapkan kata-kata pedas kepada Abi. Reza itu yang gue bilang cowok terganteng di kelas, gak ada perasaan suka sih sama dia. Boro-boro suka, ketololan Abi sudah menular padanya.
Tok tok
"Misi dek, yang namanya Sisy, Rinna dan Henry yang mana ya?"
Tiba-tiba datang dua kakak kelas dari anak XI IPA. Gue otomotis angkat tangan, Rinna dan Henry pun juga melakukan hal yang sama. Kami bertiga pun menghampiri kakak kelas tersebut keluar kelas.
"Dek kakak mau minta data untuk anggota PMR, kalian bisa gak nyebarin ke kelas lain?"
"Oh, iya kak bisa." Ya, saat ini gue masuk dalam organisasi PMR bersama Rinna dan Henry.
"Entar yang lain ngumpulinnya ke kamu dulu ya, terus kumpulin ke kakak nanti." Kakak itu menyodorkan beberapa lembaran formulir ke gue.
"Asiyyyap."
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA 1
Non-Fiction[TRUE STORY] Cerita nyata mengenai anak MAN terutama anak IPA 1. Anak IPA? Mungkin dipikiran kalian anak IPA adalah anak kutu buku, serius, pintar, unggulan dan hal positif sebagainya. Disini gue yang bernama Sisy awalnya ngira begitu juga, pikiran...