[BONUS 4]

561 33 2
                                    

BONEKA HANTU

Boneka menjadi primadona bagi anak-anak di seluruh dunia. Bahkan sejak abad ke-18 dan 19 sempat muncul tren mengoleksi boneka mewah dengan harga selangit di kalangan bangsawan Eropa. Kalian pasti sering melihat boneka yang dijual secara umum di pasaran, semuanya terlihat lucu-lucu, menggemaskan dan seringkali menggambarkan karakter yang sedang terkenal saat itu. Ternyata tidak semua boneka itu lucu dan menggemaskan, ternyata ada banyak jenis boneka yang melihatnya saja sudah membuat sensasi tubuhmu seakan begidik ngeri seakan meyakini bahwa boneka itu berhantu.

Jujur, aku suka boneka namun jika matahari sudah tenggelam, aku akan memasukkan semua boneka ke dalam lemari kaca boneka yang berada di ruang tamu. Di dalam kamarku tidak boleh ada satu pun boneka tergeletak disana, semua boneka harus berada di ruang tamu. Jika ada, aku tidak akan bisa tidur semalaman. Kebiasaan ini berlanjut sampai sekarang.

Semua itu berawal ketika aku masih kecil. Waktu kecil aku sangat menyukai boneka, apalagi yang namanya boneka barbie. Suatu ketika Ibuku membelikan sebuah boneka bebek bertopi merah, kepalanya doang yang bebek dan badannya seperti manusia dengan memakai baju. Pertama kali melihatnya aku merasa aneh dengan boneka tersebut. Tidak menggemaskan dan terasa agak menakutkan.

"Buat kamu aja," aku menyodorkan boneka tersebut ke adikku yang masih belum pandai berbicara. Bukannya senang, dia malah merasa ketakutan dan membuangnya. Aneh, kenapa kami sama-sama tidak menyukainya. Orang tuaku menganggap bahwa boneka itu lucu. Padahal tidak samasekali.

Entah kenapa, jika melihat boneka tersebut aku akan melemparnya atau membawa boneka tersebut ke dalam lemari penyimpanan dan membuangnya disana. Namun boneka itu akan kembali berada di sekitarku, kurasa Ibuku yang mengeluarkannya dari sana. Entahlah, tidak ada yang peduli.

Aku akan terus kembali membawa boneka tersebut dan meletakkan di lemari pembuangan agar tidak ada yang tahu aku meletakkannya disana. Tak lama, boneka itu hilang. Kurasa Ibuku sudah membuangnya.

Boneka kedua yang membuatku takut adalah boneka kelinci. Boneka ini memiliki tubuh sebesar anak TK. Boneka itu berwarna hijau tua dan memiliki mata kuning yang menakutkan. Aku tidak suka dengan boneka tersebut dan selalu meletakkannya di samping adekku. Setiap hari aku selalu merasa boneka itu selalu menatapku dengan tajam.

Aku tidak menghiraukannya dan membiarkannya bertahun-tahun berada di rumah dan meletakkannya di tempat ruang kosong. Saat itu aku sudah SMP, sekarang boneka tersebut diletakkan di samping TV oleh Ibuku. Disini perasaanku semakin tidak enak, setiap melewati TV boneka itu seakan-akan menatapku dengan sangat tajam dan memperhatikan setiap gerak-gerikku. Merasa risih, dua telinga panjang kelinci itu kuletakkan di matanya agar matanya tidak terlihat lagi. Sekarang aku cukup merasa lega.

Besoknya saat aku melewati TV, anehnya telinganya kembali ke arah belakang dan tidak kedepan. Matanya kembali menatapku dengan tajam. Kupikir pasti salah satu di antara keluargaku melakukannya. Jadi aku kembali menutup matanya dengan telinganya tersebut. Namun anehnya, kejadian kembali berulang. Pasti selalu saja ada yang membuka matanya dan telinganya di sampirkan ke belakang. Aku masih diam dan tidak bertanya kepada keluargaku.

Satu minggu kemudian, aku merasa muak karena capek selalu menutup mata boneka kelinci. Aku pun bertanya kepada orang tuaku, Kakak dan Adikku. Namun tidak ada seorang pun yang melakukannya. Disini aku terdiam seribu bahasa. Sekedar kalian tahu saja, semua kejadian aneh yang kualami, orang tuaku tidak akan pernah mempercayainya. 

Tindakan tegas adalah membawa boneka tersebut ke gudang. Aku tidak mau melihat boneka itu lagi. Berapa lama kemudian, saat aku ingin memasuki MAN, boneka tersebut dibawa Nenekku ke desanya. Katanya bonekanya untuk hiasan di rumahnya. Aku tidak peduli dan malah bersyukur.

IPA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang