Menjauh

71 14 0
                                    

Gue bangun disambut cahaya fajar muram yang menembus lewat lubang di atas jendela. Terdengar suara desisan dan aroma yang membuat diri ini merasakan sengatan rasa lapar. Gue berguling, membuat boneka bantal jatuh berantakan.

Gue mengambil hape dan berjalan lunglai ke dapur.  Terlihat Mimih berjarak beberapa meter memunggungi dan sedang membolak balik pisang goreng yang memuncratkan minyak di wajan. Pisang goreng adalah kesukaan Ibu gue, jadi tidak heran hampir tiap hari ada kumpulan pisang setengah matang di stok di rumah.

"Nih sudah matang," Ibu gue meletakkan pisang goreng di atas piring. Kemudian memasukkan susu kental manis dan parutan keju.

Adik gue layaknya preman pasar memasuki dapur dan mengambil alih piring yang sudah disiapkan Mimih ke gue. Dia melahapnya tanpa permisi sambil memainkan hape. Gue mendengus dan sudah menjadi kebisaan kalau Kakak harus selalu mengalah.

"Nih ambil," katanya dan berlalu pergi. Adek gue menyisakan satu pisang dengan maksud gue menghabiskan sisanya dan mencuci piringnya. Hal ini sering terjadi.

Gue memakan pisang dengan santai sambil memainkan hape. Membuka Instagram dan melihat story lucu dari teman-teman sekelas. Cukup lucu dan menarik.

Ting

Terdengar suara nada pesan dari Whatsapp. Gue adalah orang yang jarang chatan dengan seseorang kalau gak penting-penting banget. Chat tersebut dari seorang cowok bernama Rhys. Cowok Chindo dari kelas XII IPA 1. Gue mengernyit heran.

"Woi Mabar."

Begitulah isi chatnya. Cowok tersebut hanya bisa membahas tentang game dan anime saja. Terkadang cuek dan tiba-tiba sok asik. Aneh. Gue sebenarnya malas menanggapi, namun saat ini gue bosan dan butuh hiburan.

"Sama siapa?" Gue bertanya setelah jeda beberapa menit.

"Gak tau." Balasannya sangat cepat.

"Gue males kalau mabar sama publik."

"Yaudah, gue ajak Clarissa."

Gue terdiam sejenak. Clarissa cewek mungil yang sering menempel dengan Rhys. Mereka cukup dekat tapi tidak ada kabar kalau mereka sedang berpacaran. Semua orang melihat mereka sebagai sosok sahabat dalam bermain game. Gue lebih nyaman kalau Clarisa ada daripada hanya berdua dengan Rhys.

Gue memasuki aplikasi bernama mobile lagends. ML adalah permainan video seluler ber-genre multiplayer online battle arena (MOBA) yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Moonton, anak perusahaan dari ByteDance. Mobile Legends adalah permainan MOBA yang dirancang untuk ponsel. Kedua tim masing-masing berisi lima orang berjuang untuk mencapai dan menghancurkan markas musuh sambil mempertahankan markas mereka sendiri untuk mengendalikan tiga jalur, yang dikenal sebagai jalur "atas", "tengah" dan "bawah", yang menghubung ke setiap markas.

Di masing-masing tim, ada lima pemain yang mengendalikan avatar sendiri-sendiri, yang dikenal sebagai "hero", dari perangkat mereka sendiri. Karakter lemah yang dikendalikan komputer disebut "minion", yang bersarang di markas tim lalu menyebar ke tiga jalur dan melawan menara serta lawan yang menghadang.

Dalam game Mobile Legends, hero dibagi menjadi beberapa tipe yakni Fighter, Tank, Marksman, Mage, Support dan Assasin. Gue termasuk orang yang memakai Mage, Fighter, Tank dan Support. Biasanya cewek hanya bisa memainkan Mage/Support dengan hero andalan Angela dan Nana. Namun gue tidak suka disamakan dengan cewek lain hingga mencoba tentangan memakai hero lain.

Kini kami berada dalam lobi, ada gue dan Rhys. Kami menghidupkan mic mencoba saling berbicara.

"Sahabat lo mana?" tanya gue.

IPA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang