BAB 24 [FLY AND FALL]

2K 115 9
                                    

~Cinta jelas membutuhkan kecerdasan tinggi
Meramu kata dan fakta dengan penuh logika tinggi~

~~~

"Ternyata selama ini lo yang terlibat dalam penyekapan?" Tiba-tiba ia datang setelah sang pelaku telah menyelesaikan aksi penyekapannya.

"Jangan bilang siapa-siapa, atau nyawa lo gak akan selamat! Gue gak suka kerja gue diganggu, apalagi sesuatu yang gue inginkan gak bisa gue dapetin. Lebih baik sesuatu itu hilang dan musnah selamanya, daripada harus dimiliki oleh orang lain." Jawabnya tegas namun kejam.

"Gak nyangka gue, ternyata otak lo sekeji ini.
But anyway, gue bisa kok bantu lo." Tawar seseorang yang sebelumnya terkejut melihat si penculik, namun sekarang ia malah mengajak si penculik untuk bekerjasama.

"Lo bisa bantu apa?"

"Gue bisa bantu pantau dia,"

"Ternyata lo penghianat,"

"Dan kita berdua sama-sama bajingan. Gue dan lo sama-sama menggunakan cara busuk demi mendapatkan cinta, sama kayak gue. Gue buta karena cinta gue."

"Oke mulai sekarang kita kerjasama."

"Tapi gue gak bisa lama-lama disini, gue bakal suruh orang lain buat pantau dia."

"Siapa?"

**

Bukankah egois meninggalkan sahabat lama demi teman baru? Mungkin hal itu pantas ditujukan untuk April. Setelah lama bersama, ia memutuskan untuk pergi dari mereka yang selama ini telah bersamanya. Ah sudahlah, mungkin memang dia tidak cocok dengan kita. Begitulah pemikiran mereka, anak-anak BS mengenai April.

Wajar saja jika pertama kali ditinggal rasanya akan sangat menyesakkan. Namun setelahnya, semua akan baik-baik saja. Dia bahagia bersama kawan barunya, dan disini mereka akan berbahagia dengan kebersamaan yang akan mereka rajut.

"Udahlah jangan dipikirin lagi masalah April. Toh kalian juga bisa kok hidup tanpa dia," ujar Brian memecah keheningan setelah lama mereka berkecimpung dalam pemikiran masing-masing.

"Bener. Lagian kan ini ulang tahun kalian, masa mau sedih-sedihan sih?" Timpal Rivan menyetujui pendapat Brian.

"Oke, gue juga males sedih-sedih an. Mending kita nyanyi aja," tawar Revi yang memang jarang bersedih dalam menghadapi segala hal.

"Iya ih, ngapain sih kita sedih-sedihan gini? Kita juga udah bahagia kok bertujuh," ujar Alin.

Akhirnya, mereka semua menghabiskan sisa-sisa senja terakhir dengan kebahagiaan dan tanpa ada rasa beban sedikitpun. Seolah tidak pernah ada masalah dalam hubungan persahabatan mereka. Masalah April, ya sudah biarlah berlalu. Kini mereka akan jauh lebih bahagia.

**
...

Terimakasih, selamat pagi, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Begitulah penutup terakhir dari amanat pembina upacara, Pak Darmo.

Hari Senin menandakan awal dari sebuah minggu. Dan perginya April menandakan awal dari sebuah kebahagiaan anak-anak BS. Mungkin itu adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi anak-anak BS saat ini. Lebih bahagia dan ceria dari biasanya, bahkan jauh dari kata sedih.

"Gambar teruss," ejek Vania pada Andrea yang selalu saja asyik dengan dunia seni nya. Sedangkan Vania, jauh berbanding terbalik dengan Andrea. Ia bahkan tidak tahu menahu mengenai dasar-dasar prinsip kesenian.

"Diem aja bisa gak sih?!" Sentak Andrea kesal pada Vania, karena selalu saja mengganggu aktivitas berkarya nya.

"Gak bisa. Gue tuh berasa gak ada temen sebangku Andrea, kalo lo sibuk sama gambaran lo itu." Jawab Vania dengan wajah melas.

KETOS vs KOMANDAN[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang