Pukulan gue itu reflek, sama kayak rasa suka gue ke elo
**
Mirabella Zoana Alexandra
Gadis dengan perawakan tinggi, rambut setengah pirang, serta iris mata berwarna biru ini merupakan wakil ketua osis SMA Galaksi, dalam tanda kutip wakil dari Satya. Ia baru saja pulang dari negara asalnya, yakni Kanada untuk menjalani pengobatannya, serta meneruskan karirnya sebagai model. Selama enam bulan terakhir, atau bisa dibilang satu semester kemarin ia absen bersekolah. Hingga hari ini, ia mulai masuk kembali dengan keadaan yang jauh berbeda.
"Satya?" Bella memanggil Satya dari ambang pintu kelas 12 IPA 1.
"Dicariin waketos tuh," Vania menunjukkan kedatangan Bella pada Satya.
"Eh Bella," kata Satya canggung seraya berdiri dari bangku tempat ia duduk berhadapan dengan Vania barusan.
Tanpa disangka, Bella menghampiri Satya dengan memeluk erat tubuh Satya. Bella masih terbawa perilaku kesehariannya di Kanada, yang cenderung bebas melakukan segala hal, salah satunya ialah memeluk lawan jenis dengan gamblang-nya. Satya hanya diam, ia tidak membalas, dan tidak ada niatan sedikit pun untuk membalas pelukan Bella tersebut. Vania yang melihatnya, hanya bisa menahan rasa sakit yang datang tiba-tiba di hatinya. Jangan ditanya, Vania sendiri pun tidak tau mengapa ia merasakan hal itu.
"Sorry Bell," kata Satya sembari memundurkan tubuhnya pelan.
"Eh iya, sorry.
Vania apa kabar lo?" Tanya Bella basa-basi pada Vania."Baik." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Vania. Tegas, padat, singkat, dan jelas tanpa mem-basikan kata.
"Lo sama aja kayak dulu, kasar, judes, dingin, gampang marah," ujar Bella mencoba bercanda, namun sepertinya Vania tidak menganggap hal itu sebagai candaan.
Satya yang mulai merasakan aura negatif Vania keluar, buru-buru mengajak Bella untuk pergi keluar kelasnya menuju kantin. Setelah mereka berdua keluar dari kelas, Vania melampiaskan segala kekesalannya dengan keluar dari kelas dan menuju lapangan basket untuk bermain basket.
"Lagi ngapain?" Datang tiba-tiba seorang Arga, yang baru saja selesai dari perpustakaan. Vania hanya melirik Arga sekilas kemudian melanjutkan permainan dribling nya.
Mata masih normal masih aja nanya, basi tau gak batin Vania.
"Mau gue temenin?" Tawar Arga, dan Vania langsung saja melemparkan bola tersebut pada Arga, dengan gerakan refleks Arga menangkapnya. Itu menandakan bahwa Vania bersedia bermain basket dengan Arga.
Arga mulai men-dribling bola basket, kemudian menembak bola ke ring basket "Gue tebak lo lagi kesel sama seseorang," kata Arga sambil terus memainkan bolanya.
"Sotoy." Jawab Vania singkat dan pedas.
"Gue emang tau lo kali Van. Gue tau kapan lo lagi seneng, kapan lo lagi marah, kapan lo lagi kesel, kayak sekarang ini. Tapi sayang, lo gak pernah anggap gue ada. Cuma Satya yang selama ini lo perhatiin, padahal diluar sana ada satu orang yang peduli dan sayang sama lo. Atau mungkin lo nya aja yang gak mau buka mata dan hati lo buat gue. Gue sadar gue siapa, gue cuma orang yang biasa lo jadiin tong sampah saat lo lagi ada masalah, tapi lo gak pernah anggap gue ada. Malah yang sekarang lagi asyik-asyikan berduaan sama cewek lain lah yang lebih lo peduliin."
Vania masih termangu di tempatnya sambil memegangi bola basketnya. Ternyata yang ia perkirakan selama ini salah. Vania kira jika Arga hanya sebatas mengaguminya, sama seperti laki-laki lain yang hanya akan bisa mengagumi Vania, dan tidak akan berani menyukainya. Namun Arga tidak, ia sungguh berani mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Dan apa memang benar Vania selama ini hanya memperhatikan Satya?
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
RomanceTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...