"Syukurlah kamu masih inget sama aku. Apa kabar? Aku masih suka loh sama kamu sampai sekarang."
"Ma-ksud ka-kamu?" Vania masih saja gugup bila berhadapan dengan Angga. Namun setelah ini tidak akan. Vania akan melawan rasa gugupnya.
"Jadi, kamu mau gak jadi pacar aku sekarang?" Pernyataan kurang ajar itu keluar dari mulut Angga. Bisa-bisanya ia mengatakan hal ini dengan gamblang setelah apa yang ia lakukan pada Vania dulu. Tentu Vania tak bisa menerima begitu saja.
Edan nih anak
"Maksud lo apa?!" Vania berubah menjadi Vania biasanya, emosinya mulai terpancing.
"Ya, sekarang aku cinta sama kamu." Ucapnya sekali lagi. Yang Vania tak habis pikir, bisa-bisanya ia dengan mudah mengatakan bahwa ia mencintai Vania.
"Jaga mulut lo!" Seorang laki-laki datang mencengkeram kerah baju Angga.
"Lo siapa?!" Tanya Angga tak kalah emosi.
"Gue pacarnya. Lo mau apa?!" Setelah itu Satya melepaskan cengkraman tangannya.
Pernyataan mengejutkan itu membuat Vania bungkam seketika. Ia bingung harus bicara apa.
"Oh jadi ini pacar kamu? Setelah dulu kamu mati-matian..." omongan bernada bengis Angga buru-buru dipotong oleh Vania.
"Stop! Udah Ngga gue udah bahagia sekarang. Jangan ganggu hidup gue lagi. Ayo Satya," Vania mengajak Satya pergi dari situ, Satya menggenggam tangan Vania bermaksud menenangkan. Satya mengajak Vania untuk pergi ke kantin sekolah SMA Tangkas, serta membelikan air mineral untuk Vania yang sedari tadi terlihat tidak tenang dan gelisah.
"Nih lo minum,"
"Makasih"
"Hm. Tadi itu siapa lo? Kok berani banget ngomong gitu? Dan lo kenapa tadi diem aja?"
Vania hanya diam tak berani menjawab.
"Van? Apa dia mantan lo?" Pertanyaan yang sontak membuat Vania kaget.
"Gue kan udah pernah bilang kalau gue itu gak pernah pacaran dan gak mau pacaran. Dan yang tadi itu namanya Angga."
"Yaudah kalo emang lo gak mau cerita sekarang gapapa. Nanti kalo elo butuh temen cerita, gue siap jadi pendengar yang baik."
"Thanks ya. Dan makasih juga tadi lo udah pura-pura jadi pacar gue," ucap Vania tulus berterimakasih.
"Beneran emang gak boleh?" Gumam Satya sangat pelan, hampir tidak ada yang mendengar. Namun jangan remehkan kepekaan kuping gajah Vania.
"Gue denger kok," kata Vania datar dan santai tanpa memandang Satya.
"Becanda,"
"Serius juga gapapa," kali ini Vania yang bergumam sangat pelan. Namun seberapa pelan Vania berbicara, suara bass nya masih tetap keluar.
"Keras banget ngomongnya," komentar Satya.
"Lo denger? Syukur deh"
"Haha nggak lah bercanda," ujar Vania dan Satya berbarengan.
Hening, canggung.
Kode lagi kode lagi
Ditengah keheningan diantara mereka, tiba-tiba datang seorang perempuan seusia mereka mengenakan PDL, namun berbeda dengan Vania karena sepertinya dari SMA lain. Lebih tepatnya dari SMA Penerus Bangsa.
"Vania" sapa perempuan berambut pendek tersebut, layaknya polwan.
"Eh Anna, apa kabar lo Na?" Vania menyapa balik perempuan bernama Anna itu sambil memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
Storie d'amoreTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...