~Beginikah cinta? Tidak saling memiliki namun sungguh menyayangi. Hati terluka saat ia tak bersama kita lagi.~
***
Bercanda dan bertengkar memang seringkali menjadi awal dari sebuah rasa suka, rasa suka yang kemudian muncul sebuah rasa nyaman, setelah rasa nyaman itu ada, baru lah memasuki fase jatuh cinta. Meski kebanyakan berakhir dengan kata bahagia, tak jarang pula berakhir dengan luka. Mungkin itu lah yang Vania alami saat ini. Bukan siapa-siapa, namun rasa sakit itu ada, di saat Satya bersama dengan Bella.
Vania bingung dengan perasaannya sendiri. Apa yang harus ia lakukan sekarang, padahal ia belum pernah merasakan hal ini sama sekali semenjak berteman dengan Satya tiga tahun lamanya. Setelah merenung selama istirahat pertama di roof top SMA Galaksi, Vania baru menyadari betapa berharganya Arga bagi dia, meskipun ia hanya menganggap Arga sebagai teman. Ya, Arga, dan di sisi lain Satya yang tadi pagi membuatnya terbang setinggi angkasa, dan menjatuhkannya sejatuh-jatuhnya. Mungkin bisa dibilang Vania terlalu berharap, atau mungkin memang Satya memiliki rasa lebih terhadapnya.
"Gue bingung nih Glo," curhat Vania pada Gloria selepas mereka pulang sekolah. Vania memutuskan untuk singgah sebentar di rumah Gloria, ia sengaja tidak mengabari Satya yang akhir-akhir ini selalu mengantar-jemput dirinya. Biar saja, toh dia juga sudah bersama Bella sekarang, pikirnya.
"Aduh gimana ya Van, gue juga bingung kalo kayak gini. Tapi menurut gue ya nih, lo harus bisa pakai logika lo se-mepet apapun keadaan lo. Karena gue yakin, lo lebih bijak dan pandai dalam menggunakan logika lo, tapi ingat kalo emang suatu hari nanti lo bener-bener gak bisa ambil keputusan, gunain hati lo. Gue yakin sebenernya hati lo gak sekeras apa yang semua orang pikir kok." Jawab Gloria yang justru membuat Vania semakin berpikir keras.
"Gue gak paham deh sama otak lo yang berkapasitas besar itu. Please Glo, gue sekarang butuh solusi yang tepat, bukan wejangan dengan penuh narasi panjang yang lo ungkapin barusan," balas Vania gusar.
"Oke, menurut gue lo jangan jauhin Arga dan juga Satya. Keduanya sama-sama berarti kan buat lo? Dan gue juga rada heran, kenapa lo tiba-tiba mikirin Arga? Bukannya sebelumnya lo gak pernah respon ya kalo dia deketin lo?" Tanya Gloria.
"Justru itu, gue udah mulai sadar kalo gue udah nyakitin perasaan si Arga, dan gue juga pengen coba untuk bersikap selayaknya teman. Gak kayak biasanya gue yang selalu jutekin dia, cuekin dia, gue sadar itu semua setelah gue sakit liat Satya sama Bella."
"Itu artinya lo takut kena karma kan?" Tuduh Gloria, yang memang benar.
"Iya juga sih. Oke fix, gue bakal bersikap biasa aja seolah gak ada apa-apa." Kata Vania mulai bersemangat.
"Cielah gaya lu. Eh by the way, gimana soal Angga?" Tanya Gloria yang tiba-tiba teringat Angga.
"Oh cowok bencis itu? Setelah dia dihajar sama Satya waktu itu, dia gak berani lagi nemuin gue. Tapi ya gitu, tiap hari ngechat terus. Udah gue block, masih aja ngechat lewat akun lain. Bodo amat dah masalah tuh bocah,"
"Bocah-bocah gitu lo pernah cinta mati kan," goda Gloria.
"Apaan sih!"
"Ah ya satu lagi. Lo pernah dipeluk Satya waktu di rumah lo?" Tanya Gloria tiba-tiba yang sontak membuat Vania terkejut bukan main.
"Hah? Lo kok tau?!"
"Dari Rommy, Satya cerita sama dia."
Vania hanya bisa diam mengingat kejadian waktu itu, dimana dia dan Satya sedang dalam fase yang amat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
RomanceTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...