"Loh Tante Velis? Elo?!" Satya tak kalah terkejutnya karena pertemuan tiba-tiba mereka.
"Kalian semua saling kenal?" Tanya Kartika, Bunda Satya.
"Iya, Satya ini pernah ke rumah beberapa hari yang lalu,"
"Kebetulan banget ya,"
"Berarti kamu ini menantunya Pak Dirga dong, Tik?" Tanya Velisha pada Kartika.
"Loh, kamu kenal Vel?" Tanya Kartika balik.
"Iya, kenal. Itu atasannya Martinus," jawab Velisha.
Baik Satya maupun Vania keduanya sama-sama bingung dengan situasi saat ini.
"Jadi Mama sama Bundanya Satya ini temen waktu SMA?" Tanya Vania.
"Bukan hanya temen, tapi kita dulu ini juga sahabatan." Kali ini Kartika yang menjawab.
"Yaudah Mama mau ngobrol-ngobrol dulu sama Tante Kartika. Kalau kalian mau ikutan ngobrol juga gakpapa. Kalau gak mau juga gakpapa," kata Velisha.
"Enggak ah Ma, Vania mau ke toko buku aja."
"Biar dianterin Satya, ya?" Tawar Kartika.
"Nggak usah Tante gakpapa," tolak halus Vania.
"Lah, kok jadi Satya sih Bun?" Tanya Satya sedikit keberatan.
"Emangnya kamu mau ikutan ngobrol juga sama kita?" Tanya Kartika menggoda Satya.
"Enggak lah, Bun." Tolak Satya.
"Kalau gitu anterin gue ke toko buku dong," ajak Vania.
"Alah tadi aja bilangnya sok-sokan gak mau," ledek Satya.
"Hehe, kan malu." Cengir Vania.
"Yaudah Bun aku anterin Vania dulu ya. Te ini anaknya saya anterin dulu ya," pamit Satya pada Kartika dan Velisha.
"Ma, Tante, kita pamit ya, assalamualaikum." Sekarang Vania yang berpamitan.
"Waalaikumsalam, hati-hati." Balas Velisha dan Kartika.
Mereka berdua segera keluar dari cafe dan menuju parkiran tempat mobil Satya terparkir. Kemudian mereka segera masuk dan Satya mulai menyalakan mesin mobilnya menuju toko buku yang dimaksud Vania.
"Lumayan cantik juga lo pakai ginian," puji Satya saat ditengah perjalanan. Entah memuji atau menghina.
"Gue tau gue cantik, haha. Tapi gue bukan cewek baperan yang dengan mudah melting sama omongan cowok buaya kayak lo," balas Vania malas untuk menahan semburat merah di pipinya.
Baru kali ini Vania merasa melting dipuji oleh seorang cowok. Biasanya Vania cuek bebek jika dipuji seperti itu.
"Gue gak baperin lo kali. Jangan ge-er duluan dong lo cewek jadi-jadian," Satya sengaja memperjelas kalimat terakhirnya.
"Lo tuh gimana sih? Tadi bilang kalau gue cantik dan sekarang lo bilang gue cewek jadi-jadian. Mau lo apa?!" Bentak Vania pada Satya di kalimat terakhirnya.
"Lah, santai aja dong mbaknya kalau ngomong gak usah ngegas gitu," balas Satya sambil melempar kacang yang ada di mobilnya.
"By the way, gak nyangka banget ya kalau nyokap kita ternyata dulunya sahabatan," Kata Satya tiba-tiba mencoba mendinginkan suasana yang sebelumnya memanas.
"Biasa aja," balas Vania cuek.
"Lah malah marah nih anak,"
"Siapa juga yang marah?" Tanya Vania sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
Storie d'amoreTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...