Demi segala kisah dongeng mengenaskan diseluruh dunia, Vania heran mengapa hal ini harus terjadi padanya. Bukan, masih akan terjadi.
"Kenapa lo?" Tanya Satya dengan kening berkerut.
"Lo kenapa, sih?"
"Ngebass banget,"
"Gila, suara lo gak bisa dikontrol dikit apa?"
"Astaga, jangan teriak teriak dong Van, bisa budeg gue."
Segala bentuk ketidaknyamanan teman-teman Vania mereka utarakan. Karena memang suara Vania yang terbilang keras, bahkan sangat keras.
"Noh, lihat nih Sat" Vania menyodorkan naskah drama tersebut pada Satya.
"Wadaw, ada adegan kissing,-.." belum sempat Satya melanjutkan kalimat selanjutnya, tangan Vania yang terkepal erat mendarat lepas di bibir sensual milik Satya.
"Si anjay gila, first kiss?" Teman-teman sekelas mereka mulai menyoraki dengan berbagai godaan, termasuk para BS sekalipun.
Vania sedikit menyesal telah memberitahukan hal tersebut pada Satya. Satya terlalu ember untuk Vania yang kaleng. Eit, salah, Satya terlalu ember untuk Vania yang selalu lepas kendali tangan.
"Tuh mulut ember banget? Heran gue." Semprot Vania pada Satya.
"Udah terlanjur. Lagian lo bisa gak sih gak usah tinju bibir indah gue ini?" Tanya balik Satya. Karena memang bibir Satya sedikit sobek akibat pukulan maut dari Vania barusan.
Melihat hal itu, Vania sedikit merasa empati terhadap Satya. Sedikit, hanya sedikit. Sedikit sekali.
"Tanggung jawab lo!" Pintanya memaksa Vania untuk bertanggungjawab.
"Tanggung jawab apaan?" Tanya balik Vania.
"Tanggungjawab atas apa yang udah lo perbuat di bibir gue lah,"
"Gila, habis lo apain tuh Van mulut Satya?" Sambar Revi tiba-tiba yang memang memiliki pikiran sedikit kotor.
"Dasar otak mesum," balas Vania mencibir balik Revi.
"Iya iya gue tanggung jawab. Sekarang lo ikut gue," akhirnya Vania pasrah dan mengajak Satya pergi ke UKS.
"Kemana?" Tanya Satya dengan menaikkan satu alisnya.
"Ke UKS lah, ya kali ke pom bensin."
"Gendong!" Pinta Satya tiba-tiba membuat Vania terkejut.
"Hih, emang dasar otak 99 persen ya gini ini," ejek Vania.
"Bercanda kali." Balas Satya cengengesan.
Sesampainya di UKS, Vania menunggu di depan ruangan dan membiarkan Satya masuk ke dalam untuk membersihkan lukanya sendiri. Toh dia sekarang juga bukan anak-anak lagi, pikir Vania.
"Lo gak masuk? Bantuin kek," pinta Satya dari dalam.
"Ogah," balas Vania seraya melipat tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya.
"Dasar komandan gak bertanggung jawab. Bukannya di paskib diajarin buat tanggung jawab ya? Komandan macam apa lo?!" Hardik Satya kali ini mencoba memancing Vania.
Vania paling tidak suka jika nama baik organisasi yang ia pimpin, Paskibra Ganesha mendapat hujatan dari orang lain, terlebih lagi Satya. Bukan karena organisasi mereka yang bermasalah, melainkan mereka berdua lah yang memang selalu saling menjatuhkan nama organisasi satu sama lain.
Alhasil, akhirnya mau tidak mau, Vania harus bertanggungjawab. Dengan perasaan setengah tidak ikhlas, bahkan tidak ikhlas sama sekali, Vania mencoba membantu Satya membereskan lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
RomanceTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...