Sesuai yang dikatakan Vania pada Satya kemarin, hari ini selepas pulang sekolah, Vania pergi ke rumah Arga. Tentunya bersama dengan Satya, karena Satya bersikeras ingin ikut sejak kemarin malam hingga tadi siang.
"Ngapain sih lo pake acara ikut segala? Gak ada kerjaan ya lo?" Tanya Vania saat mereka berada di parkiran motor.
"Tau aja," kata Satya.
"Ish, nyebelin banget sih lo!"
"Tapi lo suka kan?" Goda Satya.
"Bukannya lo ya yang suka gue?" Goda Vania balik.
"Yaudah biar adil, kita sama-sama suka aja gimana?" Tawar Satya berniat bercanda, namun siapa tahu dengan hatinya. Bisa saja ia berkata serius.
"Emm gimana ya? Berangkat yuk," ajak Vania pada Satya sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Ashiyaap!" Jawab Satya menirukan youtuber sebelas juta subscriber.
Mereka segera bergegas menuju rumah Arga yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah. Arga memang telah berpamitan pada Vania sebelumnya bahwa ia akan pulang lebih dulu. Sesampainya di depan rumah Arga, baik Satya maupun Vania sama-sama heran melihat ornamen-ornamen rumah Arga. Rumah tersebut terkesan klasik, dengan corak khas Jawa dan namun terlihat sedikit suram.
"Yakin ini rumahnya?" Tanya Satya pada Vania memastikan.
"Yakin, gue dulu pernah kesini sama bokap gue," kedua orangtua mereka memang saling mengenal dan cukup dekat. Itulah alasan Vania selama ini bersikap baik pada Arga, yang malah membuat Arga terbawa perasaan alias 'baper'.
"Yaudah masuk gih sana,"
"Ketok pintu dulu kali."
Setelah Vania mengetuk pintu, Arga segera membukakan pintu untuk mereka. Meskipun sebenarnya Arga sedikit keberatan dengan keikutsertaan Satya, namun ia tak bisa apa-apa jika itu kemauan Vania. Meskipun Satya sendiri lah yang menginginkan, bukan Vania.
"Masuk gih," pinta Arga menyuruh mereka berdua masuk.
Mereka bertiga segera duduk di ruang tamu rumah Arga. Telah tersedia beberapa camilan dan minuman di atas meja. Tiba-tiba Satya mendapat panggilan alam.
"Ga, gue kebelet."
"Astaga dasar gak tau malu ya lo, nyesel gue ijinin lo ikut sama gue." Omel Vania setelah mendengar perkataan Satya barusan.
"Toilet nya deket dapur sama garasi, lo tinggal lurus aja terus belok kanan." Kata Arga memberi instruksi jalan rumah pada Satya, yang memang rumah tersebut terbilang cukup besar.
"Si Arga aja kagak sewot, kenapa jadi lo yang sewot? Mau ikut?"
"Jijik!"
"Gue ke toilet bentar, awas kalo kalian berdua macem-macem, ntar ada setan." Ancam Satya pada mereka berdua sebelum menuju toilet.
"Yang ada lo setannya."
Arga dan Vania pun segera membahas rencana sertijab organisasi pasikbra mereka. Mulai dari teknis lapangan, kelengkapan upacara, kelengkapan file, dan lain sebagainya.
"Untuk pengeluaran nanti kita tanyain Cacha,"
"Teknis di lapangannya ntar kita buat mulai dari pemimpin, petugas-petugas lain, formasi calon penerus baru, sama buat surat resmi."
"Jangan lupa pembina,"
"Gue ada saran, gimana kalo sekalian bareng sertijab nya anak OSIS? Biar kita bisa ngelaksanain waktu upacara bendera,"
"Selama ini kan kita acara sertijab selalu hanya dihadiri anggota, pelatih, sama pembina aja. Kalo tahun ini dibuat beda kayaknya lebih baik," saran Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
DragosteTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...