Semilir angin malam menyelimuti perjalanan Vania dan Satya yang akan kembali ke cafe tempat orangtua mereka berada.
"Sat, nyalain AC napa?" Saran Vania karena ia merasa kegerahan di tengah dinginnya udara malam hari ini.
"Lo gila apa? Ini tuh dingin, lagian lo juga pake dress," tolak Satya mentah-mentah.
"Gue waras, dan gue sekarang gerah." Jelas Vania tegas.
"Gak. Nanti kalau lo masuk angin, gue lagi yang disalahin," kata Satya kekeuh.
"Seenggaknya buka deh kaca mobilnya," perintah Vania seenaknya.
"Bentar aja tapi," Satya membukakan kaca mobil.
"Gini dong enak dari tadi," kata Vania lega.
Vania menikmati angin yang berhembus cukup kencang malam ini tanpa merasa kedinginan sama sekali.
Ketika Vania tengah asyik menikmati semilir angin malam, tiba-tiba saja teriakan datang dari luar jendela mobil, tepatnya disamping telinga Vania.
"Woy turun lo!" Teriak salah satu dari lima pengendara motor ninja tersebut tepat disamping telinga Vania.
"Buset! Gak usah teriak-teriak dong santai aja! Lo pikir gue gak bisa teriak apa? Hah?!" Vania membalas dengan nada penuh emosi.
"Siapa woy?! Pakai masker maling segala lagi. Oke gue turun sekarang," Satya memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Untungnya, jalanan yang mereka lewati sepi.
"Van lo tunggu sini, gue samperin mereka." Pinta Satya pada Vania kemudian melepas sabuk pengaman.
"Enggak, gue ikut." Tolak Vania yang memang suka dengan perkelahian.
"Gak. Kali ini lo nurut sama gue!" Kata Satya serius dengan wajah dan nada yang tegas.
Dan untuk pertama kalinya Vania tunduk dibawah perintah Satya. Entah mengapa Vania yang sebelumnya begitu berani melawan setiap ucapan Satya, kali ini ia tunduk pada ucapan Satya. Karena untuk pertama kalinya pula Vania mendengar Satya se-serius itu.
Perkelahian antara Satya dan lima orang tersebut terjadi cukup lama. Diantara mereka masih belum ada yang tumbang.
Dalam hati, Vania ingin sekali keluar dari mobil dan membantu Satya menghajar kelima orang tersebut.
"Turun gak ya?" Tanya Vania pada dirinya sendiri sambil bergumam.
"Turun ah," akhirnya Vania mengambil keputusan untuk turun dari mobil dan menghajar kelima orang tersebut.
Vania datang dari arah belakang kemudian menendang dengan keras bahu salah satu dari mereka yang hendak menghajar Satya, yang membuat orang tersebut jatuh tersungkur tak berdaya.
"Sini lo, maju lawan gue!" Tantang Vania.
Salah satu dari mereka pun maju dan hendak bertarung dengan Vania.
"Van lo ngapain sih kesini?!" Tanya Satya yang masih sibuk berkelahi.
"Gak tahan gue."
"Stop! Kita pergi!" Perintah salah satu dari mereka yang sepertinya adalah ketua dari geng motor tersebut menghentikan perkelahian.
"Pengecut lo! Gue dateng lo malah pergi," ledek Vania jengkel. Setelahnya, kelima orang tersebut pergi meninggalkan mereka berdua.
Satya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu sambil melamun. Satya baru sadar ketika Vania mulai berlagak aneh. Kedua tangan Vania berada dibelakang badannya sendiri kemudian merapatkan tubuhnya ke dekat sebuah pohon besar, sambil cengar-cengir tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
RomanceTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...