KETOS vs KOMANDAN[✅]

BAB 28 [PERGANTIAN PERAN]

Sudah satu minggu semenjak kejadian itu, baik Satya maupun Vania tak lagi saling tegur sapa. Mereka berdua seakan memiliki dunianya masing-masing. Padahal biasanya mereka akan saling berbagai canda tawa dan keluh kesah. Teman-teman mereka pun tak ada yang mau mencampuri urusan pelik keduanya.

"Lo ikut ke kantin gak Van?" Tanya Cacha mengajak Vania untuk pergi ke kantin, bersama BS dan teman laki-laki mereka seperti biasa.

"Kalian duluan aja, gue nungguin Arga dulu." Ya, selama seminggu ini pula baik Satya maupun Vania sama-sama memiliki pasangan masing-masing, Satya dengan Bella dan Vania dengan Arga. Entah apa tujuannya, mungkin untuk membuat keadaan menjadi panas satu sama lain.

Jika Vania menunggu Arga datang ke kelasnya, Satya justru menghampiri kelas Bella untuk mengajaknya pergi ke kantin. Dan begitulah keadaan setiap hari selama satu minggu ini. Tidak ada tegur sapa diantara keduanya.

"Kalian semua pesen apa? Biar gue hari ini yang jatahin," selain rupawan, Brian juga terkenal dengan kedermawanan nya.

"Anzay, jatah benerr" komentar Revi.

"Gado-gado gak pake sambel," kalimat berisi nama makanan khas Indonesia itu muncul dari mulut Satya sekaligus Vania. Semua serempak menoleh ke arah mereka berdua yang duduk berhadapan dengan meja sebagai pembatas. Namun sayang, di sisi mereka berdua sudah ada orang lain.

"Ehem udah gak saling sapa masih aja sehati." Kata Andrea menggoda mereka berdua.

Satya hanya melirik sekilas Vania, lalu menatap Arga cukup lama dan berakhir dengan ia tersenyum miring, penuh makna.

"Napa lo senyum-senyum?" Tanya Rivan pada Satya, yang sama dengan Revi, memiliki jiwa-jiwa penyelidik.

"Hah? Oh enggak, gue cuma mau tunjukkin sisi kemanisan gue aja." Jawab Satya berusaha mengelak.

"Dikira diabetes apa," sahut Alin.

"Pergi yuk Sat, cari tempat lain." Tiba-tiba Bella mengajak Satya untuk berpindah tempat makan. Hal itu sengaja Bella lakukan karena hatinya sudah terlanjur panas oleh teman-teman Vania maupun Satya yang mulai bermain kompor.

"Lah, mau ngapain pindah neng? Udah mau gue pesenin nih." Tanya Brian.

"Tau ih, gak terima banget kalo kita godain Satya," kata-kata pedas dan menjurus yang selalu keluar dari mulut Revi.

"Kalo mau pindah, sana cari tempat lain sendiri aja. Gak usah ajak-ajak Satya." Kali ini Vania yang angkat bicara, otomatis membuat semua teman-temannya terkejut.

"Nah tuh, pacarnya aja gak ngebolehin," sambar Cacha.

Karena hati Bella terlanjur panas sedari tadi, ia tak tahan lagi. Ia berdiri dan menggebrak meja, yang membuat semua siswa yang ada di kantin melihat ke sisi Bella dan anak-anak BS serta teman-teman Satya.

"Dasar mulut kalian semua mulut cabe! Disini yang pacarnya Satya itu gue, bahkan gue udah mau tunangan sama dia. Lo pada pura-pura gak ngerti apa emang goblok sih? Otak tuh dipake, jangan cuma buat simpanan di kepala aja!" Kata-kata kasar Bella memang tidak sesuai dengan jabatannya sebagai seorang wakil ketua osis. Adik-adik kelas yang berada di kantin saat itu pun heran melihat wajah asli Bella yang sebenarnya.

Dengan santai, Vania menanggapi dengan kata-kata yang cukup membuat Bella jengkel terhadap Vania.

"Sorry ya, bukan gue mau ikut campur atau apa masalah pertunangan kalian. Lo bilang masih mau tunangan, dan itu artinya lo masih belum tunangan kan sama Satya? Dan ikatan lo sama Satya cuma sebatas teman untuk saat ini, bukan pacar apalagi istri yang bisa ngatur suaminya. Lo cuma gak lebih dari gue yang selama ini selalu ada buat Satya. Ini semua juga karena lo sendiri yang tiba-tiba hilang di saat Satya lagi sayang-sayangnya sama lo. Sekarang lo harus terima akibat dari perbuatan lo." Untuk pertama kalinya, Vania bisa mengendalikan emosinya terhadap Bella.