Dengan terburu-buru, Kiara mengemudikan motornya menuju rumah sakit tempat Vino dirawat. Tentu dengan hati Vania yang penuh kegelisahan. Ia khawatir akan terjadi sesuatu pada Vino. Karena meski terlihat kuat, sebenarnya Vino hanyalah bocah kecil yang lemah dan menyebalkan, menurut Vania.
Buru-buru Vania menekan tombol lift dan segera menuju ruangan dimana Vino dirawat. "Ma, gimana kondisi Vino?" Tanya Vania panik pada Velisha, ibunya sesampainya mereka di depan ruangan Vino.
"Adik kamu sekarang lagi kritis, dia butuh suplai darah. Tapi darah mama sama papa gak ada yang cocok, kata dokter sisa kantong persediaan darah disini udah dipake sama orang lain. Mama khawatir Vino kenapa-kenapa," kata Velisha dengan wajah penuh kekhawatiran.
Melihat raut wajah Vania yang mulai pucat, Kiara mencoba menenangkan Vania.
"Udah Van, sabar aja. Gue juga pernah kok ada di posisi lo. Bahkan adik gue juga meninggal saat itu," kata Kiara, yang memang ditinggal oleh adik kandungnya ketika Kiara berusia delapan tahun.Namun perkataan Kiara barusan justru membuat hati Vania semakin tidak tenang. Dasar Kiara memang.
"Emang golongan darahnya apa Van?" Kiara berinisiatif menanyakannya pada Vania, siapa tahu golongan darah yang ia miliki sama dengan milik Vino.
"A"
"Gimana kalo dokternya coba cek darah gue aja, soalnya punya gue juga A Van." Syukurlah, mendengar hal itu Velisha merasa sangat bersyukur ada orang yang akan menyambung hidup Vino.
Tak lama kemudian, papa Vania datang setelah menyelesaikan masalah administrasi di meja administrasi. Kiara pun segera menuju ruang pengambilan sampel darah setelah mendapat persetujuan dari Martinus, papa Vania.
"Syukurlah ada kamu Kiara, terimakasih banyak karena kamu udah mau ngasih darah kamu buat anak tante,"
"Iya Tante, Kiara juga seneng kok bisa bantu Vino." Balas Kiara sopan.
"Kamu itu sama ibu kamu sama-sama baiknya ya," Kiara hanya membalasnya dengan senyuman.
Teman-teman Vania, yakni Gloria, Alin, Andrea, Revi, dan Cacha datang menjenguk Vino setelah mendapat kabar mengenai kecelakaan Vino dari Kiara. Begitupun dengan Satya, namun yang mengejutkan ialah Satya juga membawa Bella bersamanya. Jujur, jika Vania harus memilih, ia lebih baik agar Satya tidak usah datang, daripada datang dengan membawa sejuta luka.
"Kronologis kejadiannya gimana sih Van kok bisa si Vino kecelakaan?" Tanya Revi penuh rasa kepo.
"Tau sendiri kan dia kalo ke sekolah selalu pake sepeda, dan gak mau dianterin. Nah waktu pulangnya, entah dia gak hati-hati atau gimana, tiba-tiba ada mobil aja gitu yang nyerempet dia dari arah samping kata nyokap gue. Ya jadi gitu deh, untung ada Kiara yang punya golongan darah sama." Jelas Vania.
"Lah, nyokap lo tau darimana kronologi kejadiannya?" Tanya Revi, yang sebenarnya tidak perlu dipertanyakan. Dasar.
"Dadi warga lah Rev," kata Gloria menjawab pertanyaan tidak bermutu milik Revi.
"Terus kok bisa sih gak ada yang sama golongan darahnya sama lo atau bonyok lo?" Tanya Revi sekali lagi.
"Golongan darah gue sama bokap nyokap gue itu AB, sedangkan Vino A. Vino kan bukan adik kandung gue," ucap Vania.
"Ooh, eh by the way golongan darah gue juga A loh." Kata Revi.
"Telat sumpah Rev, udah Kiara duluan." Ujar Andrea.
"Eh Van, kok bisa sih Satya kesini sama Bella?" Tanya Alin.
"Lah, lo tanya gue terus gue tanya siapa Lin?" Tanya balik Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS vs KOMANDAN[✅]
RomanceTentang kisah seorang komandan paskibra perempuan dengan ketua osis laki-laki. Keduanya baru menyadari perasaan masing-masing saat setelah memerankan sebuah pertunjukan drama putri tidur. Namun setelahnya, kisah mereka berjalan lebih rumit dari sebe...