BAB 42 [AKHIR HIDUP?]

1.2K 100 6
                                    

Flashback

PANTI ASUHAN PERMATA HATI; 2008

Suatu hari, sepasang pasangan bahagia mendatangi sebuah panti asuhan. Mereka adalah Mogensen dan Lindaweni. Linda memang rutin menyambangi panti asuhan tersebut setiap harinya, hanya untuk bertemu dengan anak-anak panti. Diantara anak-anak panti yang lain, Linda menaruh perhatian yang lebih pada dua orang anak kembar. Ia sudah menganggap kedua anak kembar tersebut sebagai anaknya sendiri, begitupun sebaliknya mereka. Hingga akhirnya, ia dan sang suami memutuskan untuk merawat anak itu di rumah mereka, alias adopsi. Karena memang selama ini mereka belum memiliki momongan.

"Boleh Arga dan Barca kami bawa pulang sekarang Bu?" Tanya Linda pada kepala panti asuhan tersebut.

"Tentu Bu, karena persyaratan sudah lengkap, mulai hari ini kami serahkan sepenuhnya hak asuh mereka berdua pada ibu dan bapak."

"Terimakasih banyak Bu," kali ini Mogensen yang angkat suara. Laki-laki asal Denmark yang sudah fasih berbahasa Indonesia, karena memang sudah hidup lebih dari sepuluh tahun di Indonesia.

"Sama-sama Pak, Bu, tapi saya mohon jaga mereka berdua sebaik mungkin." Pinta kepala panti asuhan tersebut.

Akhirnya mereka berdua menemui Arga dan Barca untuk mereka ajak pulang ke rumah mereka. Barca nampak senang mendapatkan keluarga baru, berbeda dengan Arga yang terlihat sedikit berat hati untuk meninggalkan teman-teman pantinya.

"Ma, Mama tau gak? Aku tuh udah sayang banget sama Mama sejak pertama kali Mama datang ke panti waktu itu," celoteh Barca kecil pada Linda.

"Masa? Kalo gitu sama dong, mama sama papa juga, ya kan Pa?" Tanya Linda pada Mogen.

"Sure, I love you Barca, Arga, and you, Linda." Ujar Mogen penuh kasih sayang.

"Tante, boleh aku ketemu sama temen-temenki dulu?" Tanya Arga kecil pada Linda, ibu barunya.

"Boleh dong sayang. Tapi tunggu, panggil Mama, bukan Tante ya?"

"Iya, Ma."

Arga kecil meninggalkan Barca dan ibu barunya menuju ke dalam panti untuk berpamitan kepada para sahabatnya. Namun Linda dan Mogen telah menunggu Arga cukup lama, hingga akhirnya Mogen memutuskan untuk mencari Arga.

"Aku cari Arga dulu ya," katanya.

"Yaudah aku sama Barca tunggu di mobil."

Di tempat yang sama, ada seorang donatur tetap panti asuhan, bernama Velisha tengah menyambangi panti, sekaligus hendak mengadopsi seorang bayi laki-laki. Yang tak lain adalah Vino, bayi kecil yang dititipkan oleh seorang laki-laki beberapa hari yang lalu di panti asuhan ini. Velisha mengajak anak sulungnya, Vania untuk ikut serta.

"Ma, Eca laper," eluh Vania kecil pada Velisha.

"Bentar, adek bayinya biar Mama kasih ke mbaknya dulu ya," Velisha kemudian menyerahkan Vino saat itu pada baby sitter.

Vania kecil meminta Velisha untuk membelikan ia arumanis. Hingga akhirnya Vania menunggu sendirian di seberang jalan. Namun tak lama, datang seorang laki-laki kecil menemaninya. Namun sayang, Vania yang selalu risih berdekatan dengan orang yang baru ia kenal, akhirnya Vania pun memilih pergi untuk menyusul Velisha diseberang jalan.

Namun siapa yang bisa sangka, kebahagiaan dua anak kembar itu hanya sesaat. Hingga akhirnya datang maut memisahkan mereka. Itu semua karena kebaikan Linda, ia menyelamatkan seorang anak kecil, yang tak lain adalah Vania dari ancaman maut. Nahas, nasibnya dan Barca lah yang tidak beruntung. Karena saat itu, tangan Barca pun berada digenggaman tangan Linda.

KETOS vs KOMANDAN[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang