BAB 9 [TEROR LAGI]

2.3K 142 21
                                    

Vania mengajak Satya ke sebuah ruangan yang terletak sedikit terpencil di lantai dua. Di pintu tersebut tertera tulisan MUSIC ROOM

"Masuk gih," ajak Vania sambil membuka pintu ruangan tersebut.

Satya terkejut melihat banyak sekali alat musik di dalam ruangan tersebut, yang tertata dengan sangat rapi. Satya tak menyangka bahwa dari sifat Vania yang keras ia memiliki segi ketelatenan untuk mempelajari alat musik. Ada beberapa alat musik, diantaranya gitar, piano, biola, drum, dan alat-alat musik lainnya.

"Gila, banyak banget." Sanjung Satya.

"Nah kalau lo suntuk atau bosen, lo bisa ke ruangan ini buat main musik, lo bisa kan main musik?"

"Bisa dong, tapi gue bisanya cuma gitar sama drum. By the way, siapa yang suka dan bisa main drum di keluarga lo?" Tanya Satya.

"Cuma gue sih. Tapi gue jarang main, soalnya main drum itu cara gue buat ngelampiasin kemarahan kalau gue lagi marah,"

"Oh gitu,"

Krucukkk....

"Bunyi apaan tuh?" Tanya Satya dengan nada jahil.

"Masa gak tau?" Cengir Vania.

"Lo laper kan? Tenang, gue bisa masak kok,"

"Yakin lo? Nanti gak enak lagi masakan lo," kata Vania meremehkan.

"Kita lihat aja," tantang Satya.

Akhirnya mereka berdua menuju dapur untuk mulai memasak makanan makan siang. Mereka berdua membagi tugas masing-masing. Dan dalam waktu 30 menit, makanan mereka berdua telah siap.

"Nih udah jadi sup wortel daging sapi nya," puji Vania pada dirinya sendiri sambil mengangkat mangkuk berisi sup.

"Gue juga udah jadi tumis kangkung telur puyuh nya," kata Satya tak mau kalah dari Vania.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Biar gue aja yang buka," ucap Satya kemudian berlalu meninggalkan meja makan dan keluar menuju pintu depan kemudian membukanya. Namun hasilnya nihil. Tidak ada siapapun, yang ada hanyalah Satya dan secarik kertas yang tergeletak di depan pintu. Kemudian dengan sigapnya Satya mengambil kertas tersebut.

PERINGATAN KEDUA, JAUHI VANIA!

"Sialan, orang ini lagi. Gila nih orang, bisa gawat kalau tadi yang buka pintu Vania,"

"Siapa, Sat?" Tanya Vania dari dalam kemudian menyusul Satya ke depan.

"Oh, enggak. Gak tau ada orang iseng aja kayaknya," elak Satya.

"Hmm.. masa?" Tanya Vania tak percaya.

"Tau, buruan makan udah laper gue," ajak Satya sambil masuk menuju meja makan untuk mengalihkan topik.

Drrt...drrt...

Ponsel Vania bergetar menunjukkan sebuah panggilan masuk. Dan nama yang tertera di layar ponsel Vania adalah Andrea, Vania segera mengangkat telepon tersebut.

"Apaan?" Tanya Vania langsung tanpa basa-basi.

"Buset, kagak pakai salam atau seenggaknya ucapin hallo kek."

"Hallo, ada apa Andrea?"

"Nah gitu dong,"

"Iya dah buruan ada apaan?"

"Gue sekarang sama anak-anak BS ada dirumahnya Gloria, lu mau kesini gak?"

"Ngapain?"

"Ya nyantai-nyantai aja sih,"

KETOS vs KOMANDAN[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang