Malam adalah waktu paling berbahaya, bengong sedikit langsung mikirin hidup.
Seperti Natalea yang tiba-tiba kepikiran pengen belajar nyetir, pokoknya harus, kalo abangnya tetep ngga mau ngajarin maka Ia sendiri yang akan mencari bala bantuan buat buktiin kalo 20 tahun itu udah bukan bocah lagi.
Lea mengambil ponselnya di saku celana jeans yang Ia pakai mencari nomor telepon sahabatnya Gina, pada deringan pertama belum ada jawaban, deringan kedua barulah Lea dapat mendengar suara cempreng sahabatnya yang satu itu. "Halo Le!"
"Ngopi ya cafe biasa, sekalian deh lo ajak Digo"
"Oke deh"
"Ya udah gue siap-siap dulu bye maksimal!"
Tut.
Lea memutus sambungan telepon secara sepihak, ikan hiu makan tomat bodo amat.
Selesai bersih-bersih Ia lalu turun menyusul Nero diruang tengah yang terlihat seperti sedang memikirkan hutang dan tagihan.
"Bang" Nero mengangkat alisnya setelah merasa ada yang memanggil "Fero kemana?"
"Didapur ngepel lante" ucap Nero membuat Lea mendelikan matanya sejak kapan Fero hobi ngepel, boro-boro ngepel megang pel aja kaya idul fitri, setaun sekali.
"Dih dikira abang ngepel lante beneran" sindir Lea ketika melihat abangnya didapur tengah sibuk dengan wajan dan penggorengan.
"Percaya kok sama badut oppo" cibir Fero.
"Gue bilangin Nero nih" kata Lea menakut-nakuti.
"Yaudah bilangin aja palingan ntar abang ngga kasih ijin lo pergi" balas Fero mengancam.
"Ih ko abang tau gue mau pergi" ujar Lea seraya memajukan bibir bawahnya sebal.
Fero menaruh penggorengan sebentar lalu menghampiri Lea yang duduk dengan bibir dimajuin "Jadi bener? Mau kemana sama siapa?"
"Cafe sama Gina, ada Digo juga"
"Minta diantar Nero ya abang lagi ngurus ini" Kata Fero seraya kembali berdiri menghampiri cinta sejatinya berupa seperangkat alat masak.
"Yaudah gue pamit dulu assalamualaikum!" Lea berseru sambil berlari keluar dapur, mumpungagi ngga ada orang tuanya kesempatan dia teriak-teriak.
"Bang ada mandat dari Fero katanya lo suruh anterin gue" kata Lea seraya mengetikan pesan untuk kedua sahabatnya.
"Setengah jam lagi" Nero berkata sambil menidurkan tubuhnya di sofa malas-malasan.
"Apasih orang gue udah ditungguin temen anjir!" Ujar Lea kesal.
"Iya-iya tunggu bentar gayung martabak" cibir Nero sambil berlalu dari hadapan Lea seraya tertawa puas.
Lea hanya bisa mengumpat dan melempar tatapan sinis ke abangnya.
Nero keluar menggunakan celana kolor andalannya, cowo itu lantas menarik pergelangan tangan Lea agar mengekor dibelakang, tak berselang lama terdengar suara mobil mereka yang mulai meninggalkan halaman rumah.
"Lo ngga bosen apa ketemu sama temen yang itu-itu mulu?" Tanya Nero yang setiap mengantar adiknya selalu bertemu dengan orang yang sama.
"Kalo gue sih mending punya temen dikit yang tulus daripada banyak tapi muka dua semua kan anjing"
"Nyindir gue lo?" Cibir Nero sambil mengganti musik yang saat itu memutar lagunya BTS - We Are Bulletproof. Buru-buru Lea menepis tangan Nero galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.