"BANGUN LE!"
"Yaampun bang lo ngga bisa ya sekali aja liat adik lo yang cantik bagaikan putri di negri dongeng ini tidur dengan nyenyak?" Ujar Natalea ngelantur.
"Bangun! temenin abang beli deodorant"
"Ogah ngantuk"
"Bentar doang, ayo mau lightstick baru ngga?"
"Ya mau lah pake nanya"
"Makanya buruan abang tunggu dibawah, dah bucin" Ujar Nero yang menjulurkan lidah meledek.
Natalea menghembuskan nafasnya sebal, tiba-tiba keinginannya untuk memelihara singa timbul begitu saja, awas saja Nero akan merasakan balasannya ketika Lea berhasil membujuk papa untuk membelikan ia seekor singa.
"Nat woi! Lama amat!"
"Berisik bang!"
Lea keluar kamar setelah mengenakan flat shoes. Ia tak mau abangnya kembali mengomel karena ngga mau kalah tinggi.
"Lo mandi apa hibernasi" sindir Nero setelah Lea menutup kembali pintu kamarnya.
"Ngga! Habis bersemedi" ketus Lea.
"Ah dasar bo-"
"Nero! hitungan ke tiga lo belum juga pergi gue ngga jadi minjemin lo mobil" seru Fero dari arah kamarnya, mengingat jarak kamar mereka yang berdekatan.
Belum sempat Fero menghitung Nero sudah lebih dulu menarik Lea pergi.
"Ma Nero pergi dulu ya" pamit Nero.
"Yaallah bang selow anjim sakit tangan gue"
"udah buruan masuk sebelum Fero berubah pikiran" kata Nero seraya mendorong punggung Lea menyuruh gadis itu mempercepat langkahnya.
Natalea melirik lagi jam tangan yang sekarang sudah menunjukkan pukul 11. Lalu lintas di kota Jakarta sudah mulai memadat karena sekarang mendekati waktu makan siang.
"Eh bang tumben ngga ngantor" kata Natalea membuka pembicaraan.
"lagi ngga ada kerjaan" balas Nero yang masih fokus menyetir.
"Bang nih ya lo kan udah tu-"
"Heh kue samir! Gue masih muda ya"
Natalea mendengus saat Nero memotong kalimatnya."Ya makanya mumpung masih muda jangan disia-siakan, nyari pacar kek!" Sebenarnya sudah sejak lama Lea menginginkan kedua abangnya itu memiliki pacar biar ia bisa merasakan bagaimana rasanya punya kakak perempuan.
"Idih pacar abang itu lo!" Kata Nero sambil menunjuk Natalea tepat di depan hidung mancung gadis itu.
Fero dan Nero itu sama saja ketika disinggung masalah pacar mereka berdua pasti akan dengan semangat mendeklarasikan kalo Lea adalah pacarnya jadi mereka merasa tak perlu harus mencari wanita diluar sana.
"Idih emang abang kira Lea mau jadi pacar abang?" Kata Lea melirik sinis Nero yang memilih pura-pura tidak peduli dengan gadis itu.
Drtt... Drtt...
Tanpa ragu Lea menggeser ikon berwarna hijau lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga.
"halo"
"Abang tau lo belum sarapan, minta sama Nero berenti dulu buat nyari makan sebelum abang bakar semua buku gambar orang Korea punya lo yang ada dilemari"
"Ih iya rese!" Lea menutup sambungan telepon secara sepihak.
"Siapa?" Tanya Nero penasaran.
"Fero nyuruh sarapan" ujar Lea malas-malasa.
"Haha oke-oke" Nero terkekeh sebelum ia membelokkan mobilnya disalah satu tempat makan favorit anak remaja.
Natalea mengikuti Nero sambil memainkan ponselnya, ketika ia diminta mencari tempat duduk matanya malah menangkap seseorang yang sepertinya pernah ia liat sebelumnya.
"Le buruan!" Nero berseru membuat Lea kembali sadar dan menghampiri abangnya yang super bawel itu.
"Bang" panggil Lea seraya memukul bahu Nero.
"Hm"
"Bang lo tau orang itu ngga?" Tanya Lea sambil menunjuk seorang pemuda yang duduk tak jauh dari meja mereka.
"Yang mana? Kakek tua itu?"
Pletak!
Lea spontan menjitak kepala Nero gemas, bagaimana bisa cowo itu berpikiran kalo Lea memperhatikan kakek tua yang tengah nge date dengan cucunya yang berseragam merah putih itu.
"Wih aso bro" kata Nero sambil mengelus kepalanya yang tadi sempat dianiaya adik sendiri.
"Itu!" Natalea sedikit menekan kata itu. Nero pun mengikuti arah yang ditunjuk Lea.
"Oh itu, emangnya lo nggak tau? Orang itu kan make seragam ya udah dia pegawai sini lah" kata Nero santai, hampir saja membuat Lea khilaf menjadikan kepala abangnya itu ganjelan pintu.
"Liat baik m-baik! Orang di meja nomor 05" kali ini Lea ngomong sambil tarik urat berharap kali ini si abangnya yang menyebalkan itu paham.
Nero menatap kesekeliling mencoba mencari meja dengan nomor 05 seperti yang disebutkan adiknya barusan.
"Arga Hermawan?" Tanya Nero sambil mengangakat sebelah alis, ragu akan tebakannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.