35. NGAMUK

1.6K 91 5
                                    


Kabar mengenai korban jatuhnya pesawat mulai terkuak identitasnya. Tapi Lea tak menemukan nama Arga deretan para korban meninggal dunia.

Sepanjang hari Lea terus mengikuti berita ini, sampai membuat nafsu makannya turun dan Dino pun jadi terpaksa menunda kepulangan Lea.

Arga emang bukan siapa-siapa tapi entah kenapa belakangan ini ia merasa sangat dekat dengannya.

Kedua orangtua Arga kemarin berkunjung serta meminta kita semua yang berada disini untuk mendoakan Arga.

"Makan dulu ya?" tawar Risa yang masih setia duduk di samping ranjang putri bungsunya.

Lea menggelengkan kepala tak bersemangat.

"Ayolah sedikit aja"

"Gimana Lea mau makan kalo Arga aja disana belum makan ma" ujar Lea lirih.

"Percaya sama mama Arga pasti selamat" Risa menggenggam sebelah tangan Lea yang bebas dari jarum infus.

"Udah tiga hari ngga ada kabar apa-apa"

"Mama ngerti perasaan kamu, Lea boleh aja mikirin Arga tapi Lea sendiri juga harus sehat"

"Bener apa kata mama Le, emang lo mau ntar diketawain Arga gara-gara kurus kering?" sambung Nero.

"Tuh jangan malu-maluin masa papanya kaya raya kamu kurang gizi" lanjut Fero mengompori.

"Ngga usah dengerin mereka, Lea makan aja ya?"

Dengan sedikit usaha Risa akhirnya berhasil menaklukan Lea.

Karena insomnia yang dialaminya, kini gadis itu terpaksa tidur dengan bantuan obat tidur.

"Jangan cinta-cintaan Fer" kata Nero sambil menatap lurus ke arah Lea.

"Harusnya gue yang nasehatin lo anjir" ujar Fero geram.

"Liat adek lo udah keracunan tuh" tunjuk Nero pada Lea menggunakan dagunya.

"Keracunan?" Fero mengernyit bingung mendengar penjelasan Nero yang nyeleneh.

"iya, bucin"

"Apasih Ner ngomong yang jelas"

"Dikit dikit cinta, dikit dikit cinta ya definisi bucin lah rela ngelakuin apa aja demi orang yang dicintai. Hm, gue sih ogah jadi bucin"

"Kalo ngejar-ngejar orang itu bucin bukan, sih?"

"Iya lah, kaya ngga ada yang lain aja pake ngejar yang ngga pasti"

"Oh gitu, ya? Jadi lo ngga inget, nih, sama guru fisika yang dulu sempat lo kejar?" sindir Fero.

"Eh- ah itu mah beda, bukti kepatuhan siswa pada gurunya, tuh" ujar Nero membela diri.

"Oh patuh? Saking patuhnya sampe rela-pfttttt" Fero melotot ketika Nero dengan sigap mendaratkan telapak tangannya yang super bau di atas mulutnya.

"Diem, njing, ntar mama denger"

Fero mengangguk pasrah saat merasa nafasnya sudah hampir habis, ia tak sudi jika nyawanya harus berakhir di tangan Nero yang penuh dosa.

Nero ini diam-diam punya bakat terselubung yaitu membuat seseorang pingsan hanya dengan bau tangannya yang luar biasa bikin sakit hidung.

"Cuci tangan pake d*tol sana!" usir Fero kesal.

"Males kecuali kalo lo ambilin air, sabun sama lap baru gue mau" kata Nero santai.

"OGAH!" seru Fero semakin dongkol.

***

"Bang!"

Seru Lea saat ia tak menemukan satu orang pun di ruangannya.

"Pada kemana sih?" Ujar Lea bermonolog.

Di ruangan yang sepi ini mendadak terdengar suara ribut langsung dari biangnya.

"Harusnya itu-"

"Harusnya aku yang disana dampingimu dan bukan dia" potong Nero dengan suara falsnya yang menggelegar.

Fero menatap sinis kembarannya sebelum ia mendaratkan satu pukulan tepat pada bagian belakang kepala Nero membuat sang empunya mengaduh alay.

"Eh Le udah bangun?" tanya Fero sambil menghampiri Lea meninggalkan Nero yang tengah melotot kearahnya.

"Belum ini masih ngigo" ketus Lea.

"Eh?!"

"Jadi gimana ada kemajuan mengenai pesawat Arga?" tanya Lea dengan raut serius.

"Pencariannya udah dihentikan dini hari tadi"

Air mata Lea merembes begitu saja dari kedua mata Lea membuat Fero dan Nero menghampiri Lea segera.

"Itu artinya.. Arga?"

"Udah Le, percaya sama gue kalo Arga pasti balik lagi buat jengukin lo kok" lirih Nero sambil mengusap puncak kepala Lea, berusaha menenangkan.

"Tapi kapan?!"

Mendadak Lea seperti orang frustasi, ia menarik rambutnya asal hingga membuat selang infusnya terlepas begitu saja.

"BALIKIN ARGA BANG BALIKIN!!!" teriak Lea bagaikan orang kesetanan.

"I-iya Le Arga bentar lagi balik kok lo harus sabar biar waktu yang menentukkan"

"NGGA MAU! GUE MAUNYA SEKARANG!!"

Fero menatap Lea sendu, ia lantas  mengusap darah di pipinya akibat goresan dari kuku cantik Lea yang sudah lama tidak pernah dipotong.

"Abang telepon Arga sekarang juga, lo tenang sekarang oke?" bujuk Nero tak putus asa.

"GUE TAU KALIAN BOHONG GUE TAU HIKS.. "

"Kalian semua kenapa?"

Lea berhenti menangis, ia lantas mendongak menatap seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu dengan binar yang sulit diartikan.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang