25. INSIDEN

2K 104 12
                                    

Brakkkkkk!!

"EH AYAM!" latah Nero.

"Kenapa Le yaampun"

"Lagi ngomongin apa tumben pake bisik-bisik segala" ujar Lea merasa kesal karena kedua abangnya berani main rahasi-rahasiaan.

"Ngga ngomong apa-apa iseng aja" kata Nero ngeles membuat Fero lantas menyikut lengan Nero karena kebodohan kembarannya yang tak berujung.

"Mau kemana tumben rapi?"

Natalea melengos "Nyobain baju baru"

Setelah Lea pergi Nero menarik tangan Fero menuju mobilnya di depan rumah.

"Lepas anjir" ujar Fero seraya menghempaskan tangan Nero kasar.

Nero tak peduli, cowo itu kembali menarik tangan Fero dan memaksanya masuk ke kursi kemudi di mobilnya "Udah lah mending sekarang lo supirin gue" kata Nero sok merintah.

"Eh enak aja lo nyuruh-nyuruh gue, emang gue babu lo"

"Fer kita ini mau ngomong serius jadi tolong lo jangan hancurin mood gue" kata Nero memperingatkan setelah ia duduk di kursi penumpang.

"Oh oke gue hampir lupa. Lo ngga bisa ya duduk di depan? kalo kaya gini gue berasa supir lo beneran anjir"

"Udah lo nurut aja cepet jalan!"

Bodohnya Fero malah nurut ketika diperintah Nero padahal biasanya ia paling tidak terima kalo disuruh-suruh, dikatai, maupun dihujat.

"Gue kayaknya ada ide" kata Fero membuka suara setelah suasana di dalam mobil sempat hening beberapa saat.

"Gue kok kaya ngga yakin gitu ya sama ide lo" ujar Nero, Fero mengangkat alisnya sambil melotot ketika melirik Nero dari spion yang terletak di tengah.

"Bukan waktunya bercanda" kata Fero datar.

"Iya deh iya cepet lanjutin"

***


Natalea menaiki satu persatu anak tangga dirumahnya dengan perasaan riang, ini merupakan senyum perdananya setelah kemarin sempat terpuruk gara-gara Dimas dan kebrengsekannya.

Ia baru saja mendapat telepon dari Arga yang berniat mengajaknya keluar.

Bagaimana Lea tidak merasa kesenangannya hari ini berlipat ganda, pertama Fero dan Nero tak ada dirumah dan kedua Lea jadi tak perlu bersusah payah mendapat ijin dari keduanya.

Setelah mandi Lea mulai bersiap dan menelepon supir papanya

Begitu Mang Didin datang Lea langsung turun. Sepanjang perjalanan Lea terus mengumpati kedu abangnya yang sok sibuk karena tak ada satupun yang mengangkat teleponnya.

Dengan sisa kesabaran yang Lea punya ia terus mencoba hingga akhirnya Fero mengangkat teleponnya.

Dengan jurus seribu satu rayuan Fero mengijinkan Lea keluar tapi bersyarat.

Selalu saja seperti itu, menyebalkan.

Ketika hendak mematikan sambungan telepon Lea tak sengaja mendengar suara Nero, hal itu membuat Lea mengurungkan niat.

Tak berselang lama ia mendengar bunyi benturan yang cukup keras dari seberang mungkin Fero baru saja melempar ponselnya karena mengira Lea sudah mengakhiri sambungan dan melanjutkan obrolannya bersama Nero yang sempat tertunda karena telepon dari Lea barusan.

Tanpa Fero dan Nero ketahui bahwa Lea tengah menguping pembicaraan mereka berdua soal Fero dan Nero yang akan mendatangi kampus Lea membuat ia yakin bahwa mereka berdua sedang mengincar Dimas, Lea pun mengakhiri sambungan telepon dan menyuruh Mang Didin untuk putar balik ke kampus.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang