Fero terkejut bukan main, setelah seharian ini menahan rindu mendengar suara Lea akhirnya malam ini penderitaannya berakhir.
Tapi sebentar, dirumah ini kan yang dipanggil bang bukan cuma Fero tapi Nero juga demikian, lantas siapa yang Lea maksud?
"Ehm..bang Fero?" Ulang Lea, seketika senyum Fero mengembang sempurna, pria itu bahagia bukan main mendapati Lea yang kini berdiri diambang pintu menatapnya ragu.
"Masuk aja ngga ada tokek" ujar Fero datar.
"Abang masih marah ya?" Tanya Lea lagi, ia gugup sendiri ditatap Fero mengintimidasi seperti ini.
"Engga" Fero berhenti sebentar "Cuma kecewa"
Natalea mengangkat alis bingung "Kecewa kenapa? Nilai rapot abang jelek? Kan bang Fero udah ngga sekolah lagi" Ujar Lea bercanda.
"Kecewanya sama lo anjir" Ujar Fero membuat Lea bungkam.
Natalea menunduk dalam "gue udah bikin abang sedih ya?" Tanya natalea pelan sampai hanya Fero yang bisa mendengarnya.
"Engga kok" Fero menggeleng perlahan "Sini" pria itu menepuk sebelah tempat tidurnya yang kosong menginterupsi agar Lea mendekat.
"Lo tau, abang sayang banget sama lo kan?" Tanya Fero yang sudah duduk menghadap Lea.
Natalea mengangguk.
"Jadi mau nurut?" Tanya Fero lagi.
Dan Natalea hanya mengangguk.
"Mau jauhin Arga buat abang?"
Kali ini Lea spontan menegakkan punggung sekaligus meneguk ludah, ia menggeleng cepat membuat Fero mengernyit tak paham.
"Bang...." rengek Lea berusaha membuat abangnya mengerti.
Fero hanya mengangkat sebelah alis seakan bertanya 'kenapa?'
"Gue ngga.. bisa" lagi-lagi Lea menunduk dalam dengan dadanya yang perlahan sesak.
"Kenapa?" Tanya Fero tiba-tiba sewot.
"Arga udah baik sama Lea bang" ujarnya memberi alasan.
"Emang abang ngga baik sama Lea?"
"Baik sih" Natalea menarik nafas dalam "tapi kan... ini beda"
"Abang ngerti"
Natalea yang tengah menunduk jadi tersenyum diam-diam, ia berharap usahanya melawan gengsi tidak sia-sia.
"Jadi?" Tanya Lea yang masih setia menunduk.
"Gue sayang banget sama lo" Fero menggenggam tangan adiknya memberi kekuatan.
"Gue juga sayang lo" balas Lea mantap.
"Jauhin Arga buat abang ya?"
Natalea tersedak ludahnya sendiri, ia tak menyangka Fero akan mengatakan hal ini lagi.
Saat mengangkat wajah air matanya terjatuh dengan sombong di kedua pipi Lea. Fero sontak melotot melihat adiknya yang menangis tepat didepan wajahnya.
"Eh Le jangan nangis" ujar Fero panik sendiri.
"Ternyata keputusan gue buat dateng ke kamar ini salah, maaf bang kalo gue ganggu" Natalea lalu berdiri berniat pergi tapi ia urungkan karena Fero sudah lebih dulu menahan lengannya.
"Maafin abang ya" kata Fero ikutan berdiri.
"Gue ngga marah sama siapapun"
"Abang ijinin lo deket sama Arga, jangan nangis lagi oke?" Kata Fero yang merasa tak yakin dengan ucapannya sendiri.
Lea menghapus sisa air matanya cepat wajahnya sudah kembali ceria walaupun masih ada sisa air mata di kedua pipinya.
"Tapi janji ya harus nurut?"
"Asal ngga nyuruh gue jauhin siapapun"
"Kenapa?"
"Karena rasa sayang gue sama lo lebih besar dari apapun" ujar Lea sambil menghamburkan diri ke pelukan Fero.
"Ekhem cie-cie yang udah baikan mah beda" tiba-tiba terdengar suara aneh dari balik punggung natalea.
"PERGI LO FERGUSO!" Teriak Fero sambil melempar bantal ke arah Nero yang tengah mengintip dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.