29. TERPURUK

1.9K 98 3
                                    


"Putri kalian.. koma"

Risa spontan berlari kedalam "Le bangun sayang ini mama" ujarnya sambil terus menggoyangkan lengan Lea.

"Ayo bangun katanya mau liat gue songong lagi" lanjut Fero.

Arga meninju tembok dibelakangnya frustasi bersamaan dengan ponselnya yang bergetar.

Arga melangkah keluar tanpa sepengetahuan orang-orang.

Sudiro tak dapat berbuat apa-apa selain berusaha tetap sabar dan menenangkan istri serta kedua anaknya.

Sudah lewat sejam Risa menangis hingga akhirnya beliau mau diajak pulang untuk beristirahat.

Malam hari tiba, sekarang Fero dan Nero sudah kembali menjadi tom and jerry setelah sempat cosplay jadi patung.

"Engga! ini tuh bagusnya ditaruh sini" kata Fero mantap.

"Ngga boleh! ini tuh ngga sesuai sama tata letak barang-barang di ruangan ini!" Balas Nero tak kalah mantap.

Mereka berdua berdebat hanya karena vas bunga dan ikan cupang didalamnya.

"Udahlah lo nurut aja sama yang lebih tua! Buruan pindahin" Fero terus saja mendebat Nero bahkan disebelah tubuh Lea yang masih setia terlelap.

"Kita seumuran jangan sok tua lo"

Fero mendengus lalu mulai menidurkan diri di sofa sambil menatap Lea sendu.

***

Ngga pagi, ngga siang, ngga malem sampe pagi lagi kayaknya kalo Fero sama Nero belum adu argumen kurang afdhol kayaknya.

Mereka berdua lagi-lagi berebut soal siapa yang mandi duluan.

"Sama-sama ajalah anjing kalo gitu!" Seru Fero kesal membuat Nero melotot jijik.

"Otak lo dimana Fer? Nyangkut di pohon asem?"

"Ga, pohon kapuk!"

"Dah lah anjir minggir gue duluan" ujar Nero menerobos Fero begitu saja.

"Eh sianjing! Woi keluar ngga lo" Fero berseru sambil mendobrak pintu kamar mandi tak peduli pintunya rusak atau dia yang akan melihat kembarannya telanjang, Fero tak memikirkan itu.

Sembari menunggu Nero, Fero menghampiri ranjang Lea.

"Pagi, Le! Lele kesayangan, bangun, dong, udah siang"

Tak ada jawaban.

"Pasti kebanyakan makan earphone, nih, makanya budek"

"Wake up, girl, gue punya banyak cerita soal Nero yang ngeselin, ngga seru kalo ngga dibagi" ujar Fero lagi.

Fero terus mengoceh, menceritakan soal yang buruk-buruk tentang Nero. Hingga akhirnya terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka bersamaandengan munculnya Nero yang toples.

Nero menatap Fero curiga "Lo ngomongin gue ya?" Tanyanya curiga.

"Pede amat lo kuah kolak" kata Fero sebelum ia masuk kamar mandi.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya Fero menghampiri Nero yang tengah duduk di samping ranjang Lea.

"Hari ini siapa yang mau jaga disini? Papa ngga mungkin kesini karena mama masih drop" tanya Fero sambil menatap lurus kearah Lea.

"Gue ada meeting di kantor buat gantiin papa" jelas Nero secara tidak langsung mengatakan ia tidak bisa menetap dirumah sakit pagi ini.

"Gue juga ada tamu dari luar negri" kata Fero lesu.

Mereka berdua sama-sama bingung karena sampai saat ini tidak ada orang yang bisa di percaya. Hingga tiba-tiba mereka mendengar suara ketukan dipintu.

"Masuk aja ngga di rante kok pintunya" balas Nero ngasal.

Pintu terbuka menampilkan sosok Arga.

"Nah bagus lo dateng!" Kata Fero sok akrab.

Arga yang bingung menunjuk dirinya sendiri dan dibalas anggukan mantap Fero, Nero malah melotot sempat berfirasat buruk.

"Gue kenapa?" Tanya Arga sambil berjalan mendekat.

"Gue sama Nero ngga bisa jagain Lea hari-" kalimat Fero terpotong oleh Nero.

"Loh loh! Lo sejak kapan percaya sama dia!?" Tunjuk Nero pada Arga yang tidak ada takut-takutnya ia justru menurunkan tangan Nero paksa.

"Sejak hari ini, udah deh lo ngga usah banyak protes! Kita titip Lea bentar"

"Tapikan Fer- ahhh!" Nero tidak bisa melanjutkan kalimat nya karena Fero sudah terlebih dulu menarik kerah baju bagian belakangnya kasar membuat Nero mau tak mau tertarik pasrah.

Arga menatap Lea sendu tanpa mempedulikan si kembar.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang