7. NAKSIR

3.6K 193 3
                                    


Arga masuk ke dalm ruangan Dimas yang merupakan salah satu teman Arga. Dimas adalah dosen muda yang terbilang sukses, ia bisa meraih gelar S2 disaat usianya masih diangka 22.

"Kenapa muka lo?" Tanya Dimas sambil melirik muka kusut Arga yang tidak ada enak-enaknya.

Arga mendengus, ia mendudukan bokongnya asal diatas sofa yang ada disana, tanpa dipersilakanpun pemuda itu sudah lebih dulu menaikkan kedua kakinya ke atas meja dan melipat tangan didepan dada.

"Emang situ ngga ada kerjaan? Ngapain tiap hari mampir kesini?" Tanya Dimas dengan nada sedikit kesal.

"Heh lo harusnya bangga kedatangan tamu se ganteng gue, lah ini malah ngusir" kata Arga narsis.

"Gue bukan ngusir lo anjir" ujar Dimas mendengus.

"Terus?" Tanya Arga sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Nyuruh lo pergi" ketus Dimas.

"Sama aja kampret!" Tanpa aba-aba Arga lalu melempar sebuah tempat tisu beserta isinya kearah kursi kebesaran Dimas, beruntung Dimas berhasil menghindar dari lemparan maut Arga.

"Bocah gendeng!" Umpat Dimas.

"Kenapa sih lo haha" tanya Arga yang merasa aneh dengan sikap Dimas.

"Apa?!" Balas Dimas semakin melebarkan mata.

"Gue ngga takut sama lo" kata Arga cuek.

"Terus?"

"Terus apa?" Tanya arga bingung.

"Apa yang bisa gue lakuin biar lo ngga ganggu gue kerja lagi?!" Ujar Dimas bersungut sebal.

"Hehh gue kesini juga bukan karena pengen ketemu lo ya!" Ujar Arga seraya menunjuk wajah Dimas dari kejauhan.

Kening Arga berkerut "Maksud lo? Lo naksir sama mahasiswi sini gitu?" Tanya Dimas kepo.

"Eh enggak dong, sotoy lo!" Elak Arga.

Dimas berdiri lantas menghampiri Arga sambil tersenyum meremehkan, bukankah itu berarti sebuah kemajuan kalo Arga sebentar lagi akan melepas jabatannya sebagai kepala jomblo ngenes se Kabupaten.

Tampan? Sudah jangan ditanya bahkan kalo Dimas ini perempuan ia akan masuk fandom pecinta Arga, Mapan? Hartanya ngga bakal habis bro sampe 7 turunan dan 8 tanjakan serta 9 kelokan, sifatnya juga ngga jelek jelek amat kok paling yang paling jelek itu ya suka ngga pake baju kalo mandi itu udah yang terjelek.

Jadi, kau mau cari yang bagaimana?~ kau mau dapat dimana?~

"Eh lo itu paling ngga bisa bohongin gue ya, ngaku atau ngga gue bantuin sama sekali?" Tawar Dimas mebuat Arga terkekeh.

"Gue ngga butuh bantuan lo" kata Arga mantap.

"Yaudah sono minta nomernya sendiri ngga usah minta ke gue" balas Dimas santai.

Seketika mata Arga terbelalak, bagaimana bisa Dimas mengancamnya seperti itu. Secara Dimas itu kan dosen disini jadi ya udah pasti dia punya semua data mahasiswi sini. Sialan sialan sialan Dimas sialan!. Umpat arga dalam hati.

Wajahnya yang semula menunjukan raut meragukan kemampuan Dimas sekarang berbalik 180° menjadi unyu-unyu atau lebih tepatnya sok imut. Rahang kokohnya sungguh tidak cocok sama sekali dengan mukanya yang bergaya seperti itu, Dimas sampai mual dibuatnya.

"Udah ah gue mau ngajar dulu" Dimas berdiri dan meraih beberapa map di meja sebelum keluar dari ruangannya diikuti Arga yang juga terlihat akan meninggalkan kampus karena urusannya sudah selesai.


***

"Banggg!!! Buruan anjir gue udah kesemutan nih" natalea tak berhenti mengomel di balik telepon, lebih tepatnya ke Nero.

"Tunggu setengah jam lagi, macet nih" ujar Nero sambil berpura-pura menekan klakson beberapa kali supaya adiknya yang susah dibohongi itu percaya. Tapi Lea tetaplah Natalea ia tidak akan pernah percaya sebelum melihatnya secara langsung, buktinya sekarang ia mengalihkan panggilan menjadi video call.

Spontan Nero memutuskan sambungan biarin ajalah marah palingan di sogok poster oppa juga baikan lagi.

Natalea menghembuskan nafas kasar ia sudah hapal betul dengan tabiat Nero yang terlalu patuh terhadap peraturan lalu lintas. Bagaimana bisa Nero tega nyuruh Lea nunggu setengah jam lagi coba sedangkan Lea sendiri sudah berdiri disini selama hampir sejam, sial.

Tak berselang lama Lea merasa ada sebuah mobil yang berhenti tepat di samping tubuhnya yang bentar lagi lumutan.

"Mari saya antar" ujar Dimas dari dalam mobil.


"Ngga usah pak saya lagi nunggu jemputan" Tolak Lea sambil tersenyum ramah.

"Udah ngga papa, sekalian aja" kata Dimas masih berusaha menawarkan bantuan.

"Ngga usah pak, serius" ujar Nat bersikeukeuh menolak.

"Mau saya tarik?"

Padahal niatnya bercanda doang eh ternyata mempan karena sedetik kemudian Lea masuk kedalam mobil Dimas dengan wajah panik dan itu konyol sekali menurutnya.

Dimas merasa cukup bahagia hari ini karena bisa satu mobil dengan Natalea yang notabenenya adalah gadis yang ia sukai smenjak pindah tugas ke Universitas tempatnya sekarang mengajar.

Selama ini ia tidak pernah berani menampakkan rasa ketertarikannya pada gadis itu. Namun sejak ia tau kalo Arga yang merupakan the king of jomblo itu mengaku tengah naksir seseorang maka kali ini Dimas juga tidak mau kalah, mulai sekarang ia akan lebih gencar lagi mepetin Natalea.

Dimas juga sama seperti Arga, dia punya segalanya dan bisa membuat siapa saja gadis yang berada didekatnya merasa berdebar. Berbeda dengan Natalea yang malah menghembuskan napas lega merasa kali ini dosennya yang ganteng ngga ketulungan menjadi penyelamat ia secara dadakan.


Setelah mengirimi Nero pesan yang mengatakan kalo dia sudah pulang Lea mulai bisa rilex dengan suasana yang ada ya walaupun masih agak sedikit canggung karena bagaimana pun juga mereka berdua yang biasa berstatus sebagai dosen dan mahasiswi sekarang malah seperti seorang teman yang sudah kenal lama.

"Ehm, kalo boleh tau rumah lo dimana ya?" Tanya Dimas pelan.

"Perumahan melati tikungan ke empat dari gerbang, rumah bercat abu-abu" jelas Natalea panjang lebar.




"Bisa pelan-pelan?"



"Oh sorry" Lea nyengir kuda menyadari ia barusan kebablasan bung.





Mobil Dimas perlahan memasuki area perumahan melati tepat seperti alamat yang Lea sebutkan tadi.

Lima menit kemudian sampailah mereka tepat di depan pager rumah bercat abu.

Natalea yang sadar langsung beranjak setelah sebelumnya ia sempat berterimakasih dan pamit masuk ke dalam rumah. Dimas hanya mengangguk dan menyunggingkan senyum ramah.



"Ayo selangkah lagi Dim" batinnya.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang