4. PERTEMUAN

5.2K 245 2
                                    

"Thanks ya, kalian hati-hati!" Lea melambaikan tangan kearah Gina dan Digo yang balas menekan klakson sekali berpamitan.

"Dari mana aja Le?" Sapa Risa yang berdiri di pintu utama.

"Lea masuk kedalam dulu ma cape"

"Mama udah putusin kalo kamu boleh belajar nyetir, nanti kalo mama libur mama anterin kamu buat SIM ya"

Perkataan mamanya barusan mampu menghentikan langkah Lea "Udah lah ma Lea bukan anak kecil lagi jadi mama ngga perlu bohong"
Ujar Lea pura-pura tak peduli.

"Mama serius" Risa menghampiri anak bungsunya lantas memegang kedua bahu Lea bersamaan.

"Maafin mama ya mama ngga pernah mau ngertiin kamu, maafin juga papa dan kedua abangmu mereka semua cuma mau yang terbaik buat kamu Le"

"Maafin Natalea juga ma sempet nuduh mama yang engga-engga"

"Iya ng-"

"Wah kelihatannya ada yang lagi teletubiesan niee" goda Nero yang muncul dari ruang tengah.

"Udah ya ngga ada yang tempur-tempuran lagi" lanjutnya.

"Lea diemin abang lagi baru tau rasa" ancam Lea sambil berlalu masuk ke dalam rumah membuat Nero mendelik.

"Eh jangan gitu dong!" Nero berlari mengejar Lea yang sudah sampai di anak tangga pertama. Risa hanya terkekeh melihat tingkah kedua anaknya. Ternyata membuat mereka akur kembali tak sesulit yang dibayangkan.

***

"Yang bangunin Lea tadi siapa ih ngaku ngga!" Pagi-pagi sekali Lea sudah membuat rumah serasa di kebun binatang. Karena suaranya yang begitu menggema.

"Kenapa?" Fero mengangkat alisnya bingung.

"Lo ya?! Ayo ngaku!" Natalea meraih garpu lalu ditodongkan tepat didepan wajah Fero, membuat cowo refleks memundurkan tubuhnya.

"Apaan? Bukan gue" Protes Fero.

Natalea menghampiri mamanya di depan kompor "Ma masa tadi abang jail banget bangunin orang pake lagu kill this love mana kenceng banget pagi" Adu Lea pada mamanya yang sibuk memotong kentang.

"Fero Nero kebiasaan"

"Yaelah ma gue lagi gue lagi" keluh Fero membuat semua orang yang anda dimeja makan tertawa kecuali Fero sendiri karena tidak mau terlihat bodoh dengan menertawakan diri sendiri.

***

"Belajar yang bener" Fero menyentil kecil dahi Lea ketika mereka telah sampai di depan kampus Lea.

"Iya-iya abang juga hati-hati"

Natalea keluar lantas melambaikan tangan ketika mobil Fero beranjak meninggalkan gerbang kampusnya.

"Natalea!" Lea tersentak mendengar suara cempreng milik Gina.

"Masih pagi Gin udah teriak aja lo"

"Gue mau teriak sekenceng apapun ngga bakalan cape Le" balas Gina.

"Woi ghibahin gue ya?" Sela Digo kepedean.

"Nat lo udah denger belum gosip soal dosen baru" tanya Gina.

"Dosen baru lagi? Astaga baru terus sampe mampus" seru Digo frustasi.

"Halah coba aja kalo dosennya cewe pasti lo tuh yang paling semangat di antara kita" cibir Gina.

"Pokoknya misi gue adalah mengambil hati dosen baru itu" ujar Gina bersemangat.

"Kalo gue tiba-tiba suka juga sama itu dosen gimana?" Tanya Lea bercanda.

"Aelah ngga asik lo, gue ya jelas mundur lah nyerah duluan kalo saingannya lo mah" kata Gina pasrah.

"Hahaha ada-ada aja, gue ngga like sama orang bangkotan" kata Natalea sontak tertawa terbahak-bahak.


"Kan gue udah bilang dia seumuran kita cuma karena otaknya yang kelebihan kapasitas jadi lulus duluan"


"Ya siapa tau wajahnya doang keliatan muda aslinya udah bangkotan kan ngga ada yang tau" elak Natalea.

"Lagian ya Gin ko lo bisa tau sedangkan gue aja baru denger" sindir Digo membuat Gina mencibir.

"Emang lo udah beneran putus sama Sam?" Tanya Lea penasaran.

"Ya jelas udah Le mana ada cowo mau sama cewe bar-bar"

Selepas mengucapkan itu Digo berlari, bukan menghindari masalah tapi menghindari amukan singa alas alias Gina.

***

"Le, lo beneran ngga mau ikut kita?" Tanya Gina memastikan. Sebelumnya mereka bertiga udah janjian mau mengunjungi salah satu toko buku yang baru buka dideket kampus.

"Engga deh besok lagi aja" tolak Lea.

"Yaudah terserah kita mah ngikut" kata Digo pada akhirnya.

"Terus sekarang mau makan dimana nih?" Tanya Gina.


"Gimana kalo di kantin?" Ujar Lea.

"Ngga ah cafe biasa aja" balas digo.

"Kantin Go!"

"Ngga! Cafe titik!"



"Kantin!"


"Poster official kalo lo mau makan di Cafe" tutup Digo.

"DEAL!" seru Natalea senang.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju parkiran, Digo di sebelah kanan, Gina ditengah dan Lea di sebelah kiri.

Mereka bertiga terlihat asik bercanda hingga tiba-tiba ada seseorang yang menabrak pundak Lea sampai membuat gadis itu tersungkur ke lantai.

"Sorry-sorry lo ngga papa?" Tamya orang itu sambil mengulurkan tangannya kearah Lea berniat membantunya berdiri.


"Ngga papa gundulmu liat nih rok mahal gue jadi kotor!" Omel Lea yang terlanjur kesal.

"Ntar gue ganti"

Natalea tertegun, ngga semudah itu orang mengatakan akan mengganti roknya kalau sudah tau merknya. Ia mendongak menatap pria didepannya dari bawah sampai atas lalu tergelak ternyata dari mulai sepatu, celana, kemeja, cardigan, sampai jam tangan itu harganya ngga ada yang waras.

"Ini kartu nama gue, lo boleh ngehubungin nomor disitu kalo mau nagih rok lo" pria itu menarik pergelangan tangan Lea memaksanya untuk menerima kartu nama tersebut sebelum ia benar-benar beranjak pergi.

Natalea lantas menunduk memperhatikan kartu nama yang baru diterimanya "Felix Farga Angkara Herman, kok gue kaya pernah denger nama ini ya?" gumam Lea pelan.


"Eh bentar-bentar" Gina tiba-tiba tergelak membuat kedua temannya menoleh secara bersamaan.

"Kenapa njir?"

"Nih ya filing kecewean gue mengatakan jangan-jangan dia dosen baru disini? Ko bisa sih dengan mudahnya dia ngasih kartu namanya ke lo" ujar Gina menerawang.


"ini bukan filing cewe tapi filing mata keranjang lo!" Digo menjitak kepala Gina yang sekarang malah nyengir kuda.

"Udah lah Gin pusing amat lo, makan aya ayo"


Gina memekik kaget ketika Lea menarik tangannya paksa, sedangkan Digo hanya terkekeh sambil mengikuti langkah keduanya.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang