10. CAMER

2.7K 163 5
                                    


"Lea pulangggg!"

Nero menghembuskan nafas lelah, baginya suara cempreng Lea emang ngga ada tanding.

"Jangan teriak kali Le udah kaya tarzan aja" ledek abangnya saat melihat Lea melewatinya.

"Eh ada orang, tumbeng lo inget masih punya adek dirumah" sindir Lea sarkas.

"Duduk sini" Nero menepuk sebelah sofa yang kosong tanpa mempedulikan sindiran Lea.

Natalea menurut menghampiri Nero dan duduk disampingnya. "Kesambet apa lo?"

"Halah bilang aja lo seneng kan gue sampe rumah duluan daripada lo" balas Nero sambil meraih bahu Lea dan merapatkan kearahnya.

Baru aja Nero menyandarkan kepalanya santai di bahu Lea, Fero si kakak sulungnya muncul dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Mari kita saksikan omelannya versi emak-emak sesaat lagi.

"Heh minggir lo!" Ujar Fero sinis.

"Apa sih lo ah" ujar Nero seraya memutar bola matanya malas.


"Minggir gue mau duduk juga"

Mau tak mau Nero menggeser duduknya dan dengan sigap Fero mengambil kesempatan itu dengan duduk di tengah keduanya. Tentu saja hal itu membuat Nero kesal bukan main.

"Kalian ngga sadar apa gimana kalo kalian bau anjir" protes Lea sebal.

"Nero emang gitu Le, jarang mandi dia" Ujar Fero asal membuat Nero yang bersangkutan merasa semakin panas.

"Sembarangan aja lo kalo ngomong!"

"Argh.. demi celana neptunus gue males ngedenger perdebatan kalian" Natalea lantas berdiri dan naik ke atas menuju kamarnya.

"Buruan mandi kita mau makan malam diluar" Ujar Fero membuat Lea tersenyum sumringah dan semakin mempercepat langkah, ia tidak sabar akan memilih diantara ratusan atau bahkan ribuan baju yang ada di walk in closet untuk ia pakai malam ini.

"Makasih bang Lea keliatan se seneng itu" ujar Nero bangga sambil menepuk bahu Fero dua kali.

"Gue juga, lo tolong telepon papa sekarang bilang kita mau makan malam diluar" kata Fero sebelum pergi meninggalkan Nero yang sepertinya masih enggan untuk beranjak dari ruang tengah.

Nero meraih ponsel lantas menelepon papanya ia mengatakan perihal rencana Fero dan beruntung Sudiro menyetujuinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore tepat ketika Lea dan Nero ngobrol didepan tv, orang tua mereka pulang.

"Tunggu sebentar sayang kita berdua mandi dulu" ujar mama setelah mencium pipi Lea dan Nero bergantian.

"Iya ma" Jawab Nero sedangkan Lea hanya mengangguk dengan wajah bingung.

"Mikirin apa Le?" Tanya Nero penasaran.

"Mama sama papa mandi bareng ngga ya?" Tanya Lea polos, seketika hal itu mengundang tawa Nero.

"Ngga tau, kenapa ngga lo tanya sendiri aja?" Ujar Nero tanpa berniat menghentikan tawanya sebentar.

"Yaelah lo ngapa malah ketawa anjir?!" Gerutu Lea sebal.

"Kalian ngobrolin apa seru amat" ujar Fero yang baru saja turun dengan parfum ditangannya.

"Nih liat Nero sialan ngetawain gue!" Adu Lea kepada Fero yang langsung menatap tajam kembarannya.

"Engga! Itu loh Fer katanya Lea inget tragedi tadi pagi" kata Nero berusaha membela diri membuat Lea sukses mencibirnya.

"Tragedi apa? Lea ngga ngomong gitu"

Fero menatap Nero curiga. Ia takut Nero benar-benar sudah meracuni otak adiknya.

"Ngga usah mikir macem-macem lo" kata Nero seakan tau apa yang Fero pikirkan.

"Siapa lagi kalo bukan lo?!" Sungut Fero sebal, Nero ini udah salah ngga mau ngaku pula.

"Tanya aja sama anaknya nih" Nero menunjuk ke arah Lea "gue ngga ngomong apa-apa kan Lea?" tanya Nero dengan mata yang sengaja ia kedip-kedipkan.

Lea menggeleng perlahan membuat Fero dan Nero sama-sama menghembuskan nafas lega.

"Udah siap kan? Ayo berangkat" Ujar Risa yang berjalan bersama Sudiro di sampingnya.


Natalea yang melihat kehadiran kedua orang tua mereka langsung menatapnya penuh minat, ia tidak sabar menanyakan sesuatu yang terpendam di otaknya.

"Ma btw barusan mama sama papa mand- hmpppp" Nero yang mengerti cepat kemana arah pertanyaan Lea segera membungkam mulut adiknya itu dengan tangan kanannya.

"Ngga ma, Lea ngga ngomong apa-apa" kata Nero cengar cengir dengan Fero yang malah menatap keduanya bergantian penuh selidik.

"Yasudah ayo berangkat" Risa berjalan mendahului suami dan ketiga anaknya keluar rumah.

Sudiro mendekat ke arah Fero "Fero kamu bareng sama kedua adikmu papa sama mama mau ehem"

Fero yang mengerti maksud papanya malah ngakak. Untung ngga ada Lea coba kalo ada udah pasti papa diberondong sama pertanyaan-pertanyaan anehnya.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam akhirnya mereka berlima sampai di sebuah restoran yang sesuai dengan permintaan Lea.

Malam ini gadis itu terlihat bahagia sekali, biasanya setiap malam Lea habiskan dengan membaca novel ataupun menghayal membayangkan kebersamaan keluarganya. Akhirnya malam ini semua itu terwujud.

Saat hendak mencari tempat duduk yang masih kosong, tiba-tiba Sudiro menghentikan langkahnya membuat semua anggota keluarganya lantas berhenti juga.

"Selamat malam pak, senang bisa bertemu disini" ujar lawan bicara papa.

"Selamat malam, haha iya kok bisa kebetulan gini ya?"


"Sekali kali pak makan sambil nyari angin"

Ternyata itu rekan bisnis papa, gumam Lea dalam hati. Tapi satu yang membuat kening Lea berkerut ia seperti mengenali pria yang kini berdiri disamping seorang wanita paruh baya.

Dia.. Seperti....

Raga?

Agra?

Oh ya Lea ingat sekarang, Arga! Bukan Raga ataupun Agra. Iya dia bukannya orang yang sempat beberapa kali bertemu dengannya secara tidak sengaja.

"Lea kenalkan ini pak Dandi, bu Nita, dan ini anaknya Arga" kata papa mengenalkan mereka satu persatu, natalea mengangguk hormat lantas menyalami mereka satu persatu juga.

"Mau bergabung?" Usul pak Dandi yang tentu saja disetujui oleh papa.

"Mari pak"

Lea tiba-tiba aja ngerasa Arga matanya gatal karena sedari tadi cowo itu ngga bisa diem ngeliatin Lea terus.

Untung ganteng coba kalo ngga udah gue colok itu mata. Batin Lea.

Akhirnya mereka memesan meja dengan kursi berjumlah 8, sambil menunggu makanan datang mereka atau lebih tepatnya para orang tua berbincang-bincang mulai dari yang santai sampai urusan pekerjaan.

Sedangkan para anak-anak hanya menyimak, hingga tiba-tiba Lea merasa ponselnya bergetar ia mengeluarkannya perlahan dari saku celana jeans yang ia pakai.

Nomor tidak dikenal??

0836×××××××× : Gimana perasaannya ketemu camer Le?

Entah mendapat sinyal dari mana Natalea langsung menatap pria yang duduk didepannya, dan benar saja dia si pengirim pesan karena pria itu alias Arga justru senyum-senyum ngga jelas.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang