"Maa"Risa mendongak menatap Nero penuh tanda tanya.
"Lea udah seminggu kaya gini, mama ngga ada niatan buat pindahin Lea ke rumah sakit yang lebih besar?" Tanya Nero lirih.
"Maksud kamu?"
"Ya kenapa ngga kita coba ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya" ujar Nero mencoba menjelaskan.
"Disini juga lengkap, kamu tinggal percaya aja sama dokter Dino"
Nero menghembuskan nafas kasar percuma saja ia membujuk mamanya karena beliau sendiri sudah ikutan klepek-klepek sama si dinosaurus.
Hari ini Nero dan Risa yang menjaga Lea di rumah sakit, sedangkan Fero dan papa sudah mulai kembali bekerja walaupun mereka tetap pulang lebih cepat dari biasanya.
Kedua teman Lea yang ia tau bernama Gina dan Digo itu denger-denger mereka tengah menjalankan program baru kampus yaitu pertukaran pelajar ke luar negri maka dari itu kini setiap sore Risa selalu video call dengan keduanya.
Arga juga sudah jarang datang berkunjung setelah perusahaannya memenangkan tender yang cukup besar di Kalimantan. Hal itu membuat Nero cukup lega karena itu artinya Arga tidak akan datang lagi dalam waktu dekat.
Tapi anehnya datang dari mana seonggok buket bunga yang setiap pagi selalu ada di nakas samping vas bunga yang berisi ikan cupang.
Nero sendiri sampai sekarang tidak tau siapa pelakunya. Pikirannya menolak kalo itu ulah Arga, ya mana mungkin orang dia kan lagi di Kalimantan.
Kalo Dimas, Nero yakin pria itu tidak akan berani menampakkan batang hidungnya di depan mereka semua setelah ancaman yang ia dan Fero berikan pada dosen muda itu.
Jadi siapa? Digo juga ngga mungkin soalnya dia setiap sore ngobrol sama Risa kalo dia lagi sibuk belajar supaya bisa cepet balik ke Indonesia.
Dan kemungkinan terakhir Dino dokter baru Lea juga ngga mungkin dia bahkan baru kenal kemarin dan Nero pikir dia sama sekali ngga mencurigakan.
Nero sempat berfikir memasang kamera cctv hanya untuk mengetahui siapa orang yang suka bolak-balik ngasih buket bunga tanpa sepengetahuan dia dan kembarannya.
Tapi papa menolak karena selagi tindakan pria tadi tidak macam-macam katanya tidak masalah.
Nero sendiri mulai tidak tenang, Sudiro dan Fero tak ada yang mendukungnya? Seperti ini ada sesuatu yang ngga beres. Batin Nero.
Malam hari tiba, Nero sudah mempersiapkan secangkir kopi dan beberapa snack yang ia bawa dari kantin rumah sakit.
Sedangkan Fero sudah terlelap disofa sebelah kirinya, kedua orangtua mereka pulang ba'da isya tadi setelah Dino datang memeriksa rutin keadaan Lea.
Dino mengatakan beberapa sebelum beranjak meninggalkan Nero salah satunya bahaya dari tidur terlalu malam.
Hal itu membuat Nero menghembuskan nafas kasar, ia bahkan sempat menaruh curiga pada Dino karena tiba-tiba menyuruhnya pergi tidur.
Nero bertekad, ia tidak boleh kecolongan!!
Nero meraih cangkir kopi dan menenggaknya sampai habis hingga tersisa ampasnya saja.
Layar televisi yang sedang menayangkan pertandingan sepak bola club favoritenya itu seakan menjadi saksi Nero dalam melawan rasa kantuk yang sudah merajalela, segelas kopi sudah ia habiskan tak dapat menahan kedua bola matanya agar tetap terjaga, karena terkalahkan oleh rasa lelah setelah beraktivitas seharian.
Tak lama kemudian Nero menyerah hingga perlahan tubuhnya menandakan tanda-tanda orang tidur, hingga teriakan seorang reporter bola yang berteriak 'gol' dengan suara lantang sekalipun tak mampu membangunkan Nero.
Nero tertidur tepat saat pintu ruangan itu terbuka secara perlahan.
Sosok yang sedang Nero tunggu datang.
Lagi-lagi dia berhasil mengendap, memeriksa keadaan sekelilingnya sebelum ia benar-benar masuk ke dalam dan melakukan kegiatan yang sudah menjadi rutinitasnya selama beberapa hari belakangan.
Pria itu menutup pintu secara hati-hati takut keberadaannya diketahui oleh kedua abang kembar Lea, walaupun mereka terlihat menutup mata tapi itu tidak menutup kemungkinan mereka berdua tiba-tiba bangun dan memergoki dirinya.
Setiap malamnya dia melakukan hal yang sama lengkap dengan ketegangan yang sama pula.
Brakkk!
Pria itu menghentikan langkahnya serta membungkam mulut secara spontan, ia hampir saja berteriak karena kaget.
Setelah melihat ke sumber suara ternyata itu hanyalah sebuah remot tv yang tak sengaja terjatuh.
Herannya kenapa Fero sama Nero ngga ada yang denger padahal suaranya lumayan keras di ruangan yang sepi ini, hingga muncullah pertanyaan di benak si pengagum rahasia.
Mereka orang apa mayat hidup sih?
Tapi tentu saja itu membuat pria tadi bersukur karena itu artinya sejauh ini ia terlacak aman.
Setelah menaruh buket yang sama dengan buket sebelumnya ia mengucapkan beberapa kalimat rindu sebelum beranjak dari sana.
Pria itu melirik Fero dan Nero yang posisinya terlihat masih sama seperti semula.
Kali ini ia yakin aman, jangankan hanya sekedar suara pintu remot jatuh aja ngga ngebangunin mereka.
Nanun tanpa dia ketahui salah satu dari mereka ternyata tidak benar-benar terpejam, ia sejak tadi mengawasi dan juga mendengar apa yang orang itu alias pengagum rahasia Lea katakan pada adiknya. Lengkap dengan suara serak dan isakan yang terdengar menyayat hati.
Dan sejak saat itu lah salah satu dari si kembar tau kalau ternyata orang dibalik buket bunga itu adalah orang yang sangat mereka kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.