Arga menyisirkan jari ke rambut yang sebelumnya sudah ia kasih minyak rambut agar sedikit berminyak dan mudah diatur.
Seperti biasa rencana pagi ini ia akan berkunjung ke kampus Dimas sekalian melakukan pengamatan terhadap cewe yang ia incar dari jauh. Kalian pasti tau bukan siapa cewe yang sudah berhasil menarik perhatian seorang Felix Farga Angkara Hermawan CEO dari perusahaan ternama.
Arga memasang dasi dengan rapi, ia menatap lurus ke arah cermin dengan tinggi yang setara dengannya.
Bagi arga, Natalea adalah gadis misterius yang patut diperjuangkan. Yang masih dipertanyakan itu kenapa Nero tidak pernah cerita kalo dia punya adik secantik Lea, ia pikir Nero adalah tipe teman yang senang melihat temannya susah akibat menjomblo sepanjang masa remajanya.
Berbeda dengan pria seusianya yang sibuk mencari pasangan disela waktu belajar, hingga membuat tempat bernama sekolahan yang semula berfungsi untuk belajar merangkap menjadi biro jodoh.
Tapi tidak dengan Arga, ia bahkan tidak peduli terhadap mereka yang berlomba-lomba mendapatkan perhatian dari gadis pujaannya.
Menurutnya bersungguh-sungguh dalam belajar selagi masih muda itu perlu, karena biar bagaimanapun juga dia harus meraih apa yang menjadi cita-citanya. Dia adalah seorang pria yang suatu saat nanti akan berkeluarga dan harus menafkahi istri serta anaknya kelak.
Dari pada membuang buang waktu untuk hal-hal kurang penting lebih baik ia memastikan masa depannya agar jelas dan tidak suram layaknya kamera hp jadul.
Tapi faktanya bahkan setelah Arga sukses dan mempunyai segalanya tetap belum mau mencari pedamping hidup, ia baru membuka mata beberapa hari belakangan ini hanya karena sosok Natalea yang tak lain adalah adik dari temannya sendiri.
Sekali lagi Arga melihat pantulan dirinya di depan cermin, merasa sudah cukup puas dengan outfit yang ia kenakan hari ini, Arga lantas keluar rumah dan melajukkan mobilnya di tengah padatnya jalanan.
Dan Arga kini sudah memarkirkan mobilnya di pelataran kampus tempat sahabatnya mengajar. Begitu Arga keluar, dengan spontan seluruh pandangan para gadis gadis yang berlalu lalang di sekitar parkiran rela menghentikan langkahnya sejenak untuk sekedar menatap kearah CEO muda yang begitu mempesona tersebut.
Terlalu lebay memang, tapi tidak dapat dipungkiri kalo Arga mempunya wajah yang menarik. Dan munafik sekali ketika ada gadis yang mengatakan tidak tertarik padanya, kecuali dia merupakan gadis yang buta atau sedikit tidak waras.
"Ekhem!"
Dimas sedikit tersentak mendapati Arga sudah ada didepan mejanya seperti ini. Fyi, sebelumnya Arga adalah seorang pekerja keras, bahkan jika perlu ia bisa sampai bermalam di kantornya hanya demi memeriksa beberapa laporan.
Dimas melirik Arga sebentar "Perasaan lo makin hari makin rajin kesini, mau kuliah lagi?" Tanya Dimas to the point.
"Pengennya sih gitu tapi ngga dibolehin sama umur" balas Arga cuek.
"Cih" dlDimas hanya berdecih lalu kembali fokus ke laptop yang ada dimejanya.
***
"Ma, bang Fero kemana? Tumben ngga bangunin Lea"
Risa melihat ke arah anak bungsunya yang baru menuruni anak tangga.
"Di belakang tuh ngga tau lagi video call sama siapa" sela Nero dari arah kamar mandi bawah.
"Tumbenan amat, sama pacarnya ya?"
"Iya kali"
"Biarin aja Le kasian abangmu itu 25 taun hidup didunia jomblo terus"
"Mama nyindir Nero juga ya?"
"Ahahahaha kerasa juga lo"
"Udah sayang ayo makan, panggil Fero sekalian ya" ujar Risa menginterupsi.
"Iya ma"
Lea berjalan ke belakang memanggilnya Fero yang terlihat tengah duduk santai di sebuah gazebo.
"Bang makan!"
"Iya Le, Lele!"
"Abang ish!"
Setelah makan Lea kembali berdebat dengan kedua abangnya yang seperti tak pernah lelah menggodanya.
"Udah ngga usah ribut sana berangkat" Usir papa terang-terangan.
Lea menurut bangkit diikuti Fero dan Nero "Lea berangkat dulu pa, ma"
"Iya hati-hati" Kata mereka berdua bersamaan.
"Nero juga berangkat sekalian deh, nat tungguin abang!" Seru Nero sambil mencium pipi mama dan hal itu sontak membuat papa menggerutu dibalik punggung Nero.
"Jangan sentuh punya papa Nero!" Protes papa yang merasa sebal dengan tingkah anaknya.
Nero hanya terkekeh mendengar penuturan papa sedangkan mama malah tertawa terpingkal-pingkal.
Fero yang baru masuk kedalam rumah dibuat kebingungan melihat raut kesal papanya.
"Kenapa pa? Serem amat mukanya" Tanya Fero penasaran.
"Itu lok, papa marah gara-gara bang Nero cium pipi mama" ujar Lea polos.
Fero mengangguk paham sebelum ia juga ikutan tertawa melihat ekspresi papa yang semakin lucu karena godaan yang dilempar Nero, kembarannya.
"Udah-udah, Nero lo ikut gue berangkat sekarang" ujar Fero lalu menghampiri mamanya tak lupa ia ikutan mencium sebelah pipi mama membuat papa kembali berseru dan itu membuat ruangan ini bergetar oleh teriakan papa yang tidak tanggung-tanggung.
"Fero!!! Kamu itu sama aja ya!!!"
Mendengar suara mengerikan papa Fero lantas berlalu menghindari amukan yang sebentar lagi meledak diikuti Lea dan Nero dibelakangnya. Papa pun bernapas lega ketika 3 perusuh di rumah ini sudah pergi.
Tanpa aba aba Sudiro menghampiri Risa, mengangkat tubuh istrinya itu keatas pangkuan.
Dan seketika terjadilah perang lidah yang panas di antara keduanya. Tidak diduga ternyata kejadian itu tak lepas dari pandangan ketiga anak mereka. Fero dengan cekatan langsung menutup mata sang bungsu dengan tangan kirinya sedangkan Nero malah nge blank.
Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti Nero yang tiba-tiba berseru misalnya atau bisa juga malah Lea yang berteriak meminta tangan Fero dilepaskankan, maka Fero menarik lengan Nero dan Lea bersamaan.
"Bang kok mereka boleh ciuman dibibir?" Tanya Lea polos setelah mereka masuk kedalam mobil.
Fero mendelik terlalu bingung harus menjelaskan seperti apa "Eum ya wajarlah mereka kan udah suami istri" balas Fero yang juga tidak yakin dengan jawabannya.
"Oh gitu"
Nero tampak masih nge blank tidak percaya otak liarnya sedang membayangkan hal itu terjadi padanya mungkin, Nero kan otaknya sedikit mengsol.
Natalea hanya mengangguk-angguk pura-pura ngerti "Gue juga pernah liat begituan di hp temen waktu SMA"
Penuturan Lea kali ini membuat Nero benar-benar tersadar dari ke nge blank.an yang sebelumnya mendera. Ia melotot begitupun Fero yang sontak mengerem mendadak seketika Lea ingin berteriak ke arah Fero karena kesal tapi ternyata ia keduluan, Fero lah yang jadi meneriaki dirinya padahal Lea sendiri ngga tau salahnya dimana.
"NATALEA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.