Tuhan menjawab doa-doanya dengan mengahdirkan seseorang yang sangat ia butuhkan.
"Lo ngga usah takut lagi gue udah disini" katanya khawatir dengan berlutut didepan Lea yang sudah jatuh terduduk bersandar pada pohon.
Natalea hanya tersenyum tipis lalu mengangguk ini adalah pertama kalinya ia benar-benar merasa percaya padanya setelah sekian lama bersama, iya kalian benar dia adalah Nero. Seseorang yang sangat menyebalkan tapi hari ini dia datang sebagai penyelamat.
Nero terus memukuli lawannya tanpa ampun hingga lawannya terkapar di aspal dan mengeluarkan banyak darah Lea tersenyum misterius saat tanpa sengaja melihat ke arah leher si bajingan itu yang tergantung kalung dengan liontin berbentuk elang.
Merasa lawannya sudah mau mati Nero bangkit lantas meraih tangan Lea untuk ia tuntun ke mobil, di sepanjang perjalanan menuju rumah Nero terus mengucapkan kata maaf karena telat menjemputnya.
FlashbackOff.
Natalea bersyukur karena ia selamat dari orang-orang seperti itu, mata Lea memicing ketika melihat sorotan lampu kendaraan yang menuju kearahnya.
Kaca mobil itu diturunkan dan Lea bisa melihatnya dengan jelas Dimas di sana, iya Dimas dosennya di kampus.
Natalaea tersenyum ia ingin menyapa tapi bingung mau mengucapkan kalimat pembukaan seperti apa.
"Mau kemana Le?" Tanya Dimas tanpa menghilangkan senyum di bibirnya.
"Ehm..anu itu pak saya mau pulang"
"Kalo gitu bareng aja" tawar Dimas dibalas Lea dengan gelengan cepat.
"Ngga usah pak udah tanggung bentar lagi nyampe" ujar Lea beralasan.
"Ngga baik loh nolak niat baik orang"
Natalea mengalah, ia masuk ke mobil Dimas karena tidak mau pria ini terus terusan mengoceh.
Baru saja Lea menetralkan nafasnya yang sempat tak beraturan karena disuguhi senyum Dimas yang menawan jantungnya tiba-tiba mencelos ketika melihat leher Dimas.
Cairan bening menetes begitu saja membuat Dimas panik sendiri kenapa tiba-tiba gadis ini menangis padahal ia sendiri tidak melakukan apa-apa.
Natalea yang merasa sangat kecewa langsung berlari keluar dan menjauh dari mobil Dimas sebisa mungkin. Ia terus menambah kecepatan berlarinya karena takut Dimas akan menyusul dibelakang tapi beruntung tidak.
Sesampainya di depan rumah Lea bisa melihat Fero yang tengah bersandar pada tiang dan Nero yang lagi jalan mondar mandir di teras rumah dengan ponsel ditelinga.
Tak peduli Fero akan mendiaminya dan Nero yang memarahinya Lea justru tetap berlari melewati keduanya tanpa berkata-kata dengan air mata yang terus menetes di kedua pipinya.
Fero yang pertama kali menyadari adiknya berlari ke arah mereka sontak menghampiri Lea
"Loh Le kenapa?" Tanya Fero penasaran tapi tak dihiraukan karena Lea terus berlari masuk kedalam rumah.
"Kayaknya dugaan gue bener deh" ujar Nero menerawang.
"Dugaan yang mana?" Fero melirik Nero sebal pasalnya dari tadi dia sudah menduga banyak hal dan sekarang dia berkata dengan entengnya dugaannya benar!? Fero hampir saja tak mau mengakui Nero adalah kembarannya.
"Lea punya pacar"
"Hah!? Mana ada" elak Fero tak percaya.
"Kalo bukan karna pacar terus apa yang buat adik lo nangis galau kaya tadi coba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Ficțiune adolescenți[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.