Lea mengutuk perutnya yang seketika merasa lapar, sial mana Fero sama Nero masih diluar lagi.
Dengan mengesampingkan setitik rasa gengsi yang menguasai dirinya ia pun keluar dan berjalan dengan hati-hati menuju dapur untuk mengambil apa saja yang bisa ia makan.
Hingga tiba-tiba,
"Siniin remotnya atau nyawa lo gue block sekarang juga?!" Nero berteriak sambil menodongkan botol minum ke depan muka Fero yang tampak sedang memijit pangkal hidungnya dengan khidmat.
"Gue ngga peduli" balas Fero malas.
"Ya berarti lo harus peduli!" Nero terlihat masih memaksakan kehendaknya terhadap Fero yang benar-benar mengacuhkannya.
"Minggirin tangan lo, anjir! Bau pantat" ujar Fero yang langsung mendapat pelototan dari Nero.
"Pantat gue wangi, bau lavender, ngga kaya pantat lo yang kelap-kelip"
"Lu kata pantat gue pasar malem?!"
"Pasar angker! Gara-gara banyak penunggunya"
"Bacot lo ah"
"Makanya ganti dulu anjir gue udah nungguin ini acara sejak gue balita"
"Ngarang aja lo toples nastar!"
"Sumpah Fer ga boong idol gue bakal keluar di tipi hari ini"
"Halah kaya yang punya idola aja lo"
"Buruan tinggal ganti doang apa susahnya sih!"
"Lo juga! Tinggal streaming sendiri apa sudahnya sih!?"
"Kurang mantep disini lebih besar"
"Berisik nih liat upin ipin bentar lagi diomelin kak ros"
"Bodo amat" ujar Nero ketus seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
Lea hanya geleng-geleng sambil berdecak melihat tingkah kedua abangnya yang kehilangan separo dari akhlaknya.
Saat hendak melanjutkan langkah ke dapur tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk, Lea melihat kedua abangnya menengok ke arah pintu secara bersamaan.
"Bukain Fer siapa tau itu gojek nyasar bawain pizza" kata Nero santai.
"Lo kaya orang yang ngga mampu beli pizza aja" Fero melirik sebal kembarannya sebelum beranjak menuju pintu utama.
Lea mengikuti Fero tanpa sepengetahuan Nero yang sudah kembali fokus ke layar tv.
"Lohh!?" Fero tersentak melihat tamunya kali ini.
"Apa kabar bang?" Tanya seseorang yang kini berdiri tepat di depan Fero.
"Eh lo ngga usah sok kenal sok dekat gitu ya?!" Kata Fero tajam.
"Oh maaf om, Natalea ada?"
Fero sukses membulatkan matanya tak percaya bisaabisanya si tengil ini manggil dia dengan sebutan om.
"Udah tidur, kamu mending pulang aja sana ntar dicariin nyokap" kata Fero sambil mengibaskan tangannya berlagak mengusir.
"Ngga, gue udah ijin mau main ke rumah calon istri"
Fero kembali dibuat melotot sampai hampir tersedak ludahnya sendiri.
"Ck calon istri apanya emang adek gue mau sama bocah tengil kaya lo?"
Ngga Nero ngga Fero ternyata sama-sama doyan ngatain orang.
"Nataleanya ada?"
"Lo budek? Udah gue bilang Lea tidur" jawab Fero mantap.
Fero menatap pria didepannya ini dengan tatapan sinis, awalnya dia juga balik ngeliatin Fero tak kalah sinis hingga akhirnya dia mengalihkan pandangan ke arah lain lalu mengangguk ramah.
"Wah Le lo ngigo? Kata si om lo udah tidur?" Ujar Arga sambil melirik Fero menyindir.
"Eh-eh ayo Le abang tunjukin jalan balik ke kamar lo pasti lagi mimpi nangkep ubur-ubur sama spongebob kan?" Kata Fero asal.
"Apasih bang masuk sana ngga usah gangguin orang" ketus Lea tak sesuai harapan Fero.
"Ngga mau! Pengen nyari angin diluar" kata Fero beralasan.
Natalea memutar bola matanya malas sudah biasa dengan sikap abangnya yang menyebalkan ini, ia lalu melihat Arga dan mengisyaratkan cowo itu untuk masuk ke dalam, biarin aja Fero diluar sendirian toh tadi dia sendiri yang mengatakan mau nyari angin.
Saat Arga bersiap untuk duduk Fero menyerobot duluan tempat yang akan Arga duduki hingga ia pun mengalah dengan menggeser duduknya setelah menghembuskan nafas kasar.
"Kenapa lo ngga suka gue duduk disini? Ini rumah gue jadi terserah gue dong" ujar Fero dengan kalimat sinisnya.
"Ngapain sih bang katanya mau nyari angin!?" Ujar Lea sebal.
"Anginnya udah ngga ada, banyak nyamuk juga, lagian lo mau gue masuk angin gara-gara kelamaan diluar?" Tanya Fero yang tengah melipat kedua tangannya seraya menatap Lea dan Arga bergantian.
"Lebay amat" gumam Arga.
"Heh ngomong apa lo!? Ngatain gue ya?!" Lagi-lagi Fero menatap Arga dengan tatapan yang menyebalkan.
"Bang udah deh buruk sangka mulu perasaan" tegur Lea tapi tak digubris Fero.
"Udah ngga papa kita aja Le yang keluar" Kata Arga memberi ide.
"Eit-eit! Mau ngapain? Nggak boleh! Ntar yang ada lo malah mesumin adek gue" kata Fero tajam.
"Bang Nero! Bang Fero kek anjim nihh kandangin aja!" Teriak Lea yang sudah tidak tahan dengan kelakuan Fero.
"Enak aja gue dikandangin dikira kambing apa?" Fero memajukkan bibirnya sebal.
"Bukan bang tapi mirip" kata Arga membuat Fero kembali naik pitam.
"2 pelanggaran dalam waktu yang bersamaan!" Fero melirik Arga sinis.
"Lagian bukannya abang sendiri yang ngatain diri sendiri kambing?" Tanya Arga memperjelas.
"Stop panggil gue abang!"
"Kenapa? Gue ngga mau dicap sebagai adek ipar yang ngga sopan sama agama dan negara" kata Arga santai.
"Bentar-bentar! Lo bilang apa? Adik ipar? Gue ngga sudi astaga argalon gue ngga sudi! Dah ah lo pulang aja sana ngangkatin galon atau apa terserah asal jangan jadi virus disini!" Fero membalasnya dengan nada tak santai.
"Bodoamat gue ngga peduli" Kata Arga singkat.
"Lo beneran pengen gue usir ya?" Tanya Fero sambil menaik turunkan alisnya.
"Usir aja kalo bera-"
"Arga ehm.. maaf lo kesini buat ketemu gue atau mau debat sama bang Fero?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.