"Pa!" seru Lea menyadarkan papanya yang malah melamun. Dokter Dino dan susternya barusan keluar setelah mengucapkan selamat kepada keluarga Lea."I-iya sayang?"
"Arga mana?"
"Arga kok ada"
"Mana?"
Risa menatap Lea sendu dengan kedua mata merahnya.
"Mama kenapa?" tanya Lea lirih.
"Arga Le, Arga!"
"A-arga ke-kenapa ma?" Seakan tau arah pandangan mamanya, Lea kini beralih menatap layar TV dan Risa bergantian.
"Nggak mungkin enggak!!!"
"Le?" Risa mencengkeram kedua bahu Lea menguatkan.
"Arga mana ma?! Bilang sama Lea Arga mana?!"
Semua orang memilih diam bahkan Sudiro kini tampak menghembuskan nafas kasar.
"KENAPA NGGA ADA YANG JAWAB LEA! DIMANA ARGA!?" teriaknya lagi.
"Ada dimana? Dipesawat naas itu? Ngga kan ma?" tanya Lea lirih.
"Kita harus yakin kalo Arga pasti selamat" kata Risa yang seakan membenarkan firasat Lea.
"Berarti bener Arga disana?!"
"Natalea hiks.. Percaya kalo Arga kuat kan?" tanya Risa kembali terisak.
"Kenapa Lea harus bangun disaat yang salah ma KENAPA?!" Natalea sudah tak terkendali bahkan ia hampir nekat melepas paksa infusnya.
Fero dengan gesit langsung menahan kedua tangan Lea, membuat gadis itu semakin menjadi-jadi, ia menendang apapun yang ada disekitarnya, sekalipun itu aset Fero yang paling berharga Lea ngga peduli ingat nggak peduli!. salah siapa udah tua ngga dipake-pake.
Nero yang tak tega melihat wajah kesakitan kembarannya langsung menarik kaki Lea kembali ke posisinya semula.
"LEPASIN BANG LEPASIN!" teriak Lea semakin bruntal.
"Tenang Le"
Lea tak lagi mendengarkan mereka semua, ia terlalu marah dengan takdir.
"Jangan kaya gini. Kita berdoa sama-sama buat Arga ya" sambung Nero, membuat Lea diam-diam bersyukurnya abangnya satu udah waras.
"Lea tau kan Arga sayang sama kamu? Arga kuat buat kamu jadi kamu juga harus yakin itu sayang" sekalinya Sudiro angkat bicara Lea langsung diam bahkan ia mulai mengatur nafasnya yang sempat tak beraturan.
Dengan penuh semangat Noero mendeklarasikan adiknya bukanlah cewe barbar hanya saja dia cewe yang hatinya lagi ambyar.
Lea tertidur sampai jam menunjukkan pukul 5 sore, Fero yang melihat Lea terjaga sontak menghampiri ranjang Lea seraya tersenyum aneh.
"Mama mana?"
"Mama lagi itu ke rumah nyokap Arga"
Lea tak melanjutkan pertanyaannya ia takut tak kuasa menahan tangis.
Ekor maatanya menangkap tumpukkan buket bunga di pojok ruangan.
"Dari siapa?"
Fero memutar otak guna memikirkan jawaban dari pertanyaan yang sebenarnya cukup mudah.
"D-dari gue, lo suka?"
"Oh makasih, suka kok" ternyata dibalik kebodohan Fero ada satu mahluk yang lebih bodoh lagi, yaitu Lea yang dengan mudahnya percaya begitu saja.
"Loh sama gue ngga makasih juga?" kata Nero tak terima karena Lea pilih kasih.
Natalea mengernyit dalam jadi curiga terhadap dua orang yang berhati aluminium.
"Tuh Ner, Lea aja ngga percaya kalo lo punya sisi baik" olok Fero membuat Nero mendelik tak terima.
"Kalian bohongin gue ya?"
"Bohong itu dosa, kalo dosa masuk neraka, dineraka mana ada cowo secakep abang!" Tambah Fero percaya diri.
Natalea menatap sinis Fero sedangkan Nero justru melengos seperti sengaja menghindari kontak mata langsung dengannya.
"Arga balik lagi ngga ya bang?
Kalo setannya seganteng fero mau diapain nih? Wkwk😁😂
Ngga usah rebutan masih banyak stok cogan ekekek🤣Tatapan iri nero ketika kalian lebih milih fero daripada dia uwoo takutttt😣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.