38. SALAH MENDUGA?

1.9K 67 4
                                    

Natalea turun dari mobil dibantu oleh kedua abangnya yang sedari tadi ribut menyebutkan pantangan Lea selama dirumah nanti.


"Berhubung lo belum boleh naik turun tangga, kita mutusin buat sementara waktu lo tidur di bawah, oke?"

"Sendirian?"


"Ngga, Fero ikutan turun didi tidur di kamar deket tangga" sahut Nero.


Lea melirik Fero tajam, kejadian buket bunga tempo hari masih menyisakan rasa kesal untuknya.


Bisa-bisanya Fero bohongin dia, dasar gagang penggorengan.


"Ngga mau ah kenapa ngga lo aja yang dibawah?"


"Fero mau ngomong banyak sama lo, besok-besok kita gantian kok" ujar Nero meyakinkan.


Natalea tak lagi menyahut, ia menatap detail rumahnya, tak ada yang berubah meski telah ia tinggal sekian lama.



Foto keluarga, foto wisuda kedua abangnya dan foto masa kecil mereka masih tertata rapi di dinding.



Koleksi mobil mini Nero dan figure kartun milik Fero juga masih ditempat yang sama.

Gucci dan piring antik kesayangan mama, sound system papa dan ps Nero juga tak berpindah tempat.

"Kalo Fero jailin lo, lo tinggal teriak aja gue bakal siap siaga selama 24 jam"


"Kamu langsung tidur ya, kamarnya udah bersih kok" kata Risa sambil mengelus pipi Lea pelan.



"Iya ma"



"Papa sama mama ke kamar dulu sayang" pamit Sudiro seraya mengecup rambut Lea kilat.


"Iya pa"


Tinggallah Fero, Nero dan Lea di kamar tamu itu.


"Kamar ini beneran ngga angker kan bang?"


"Engga Le"


"Serius?"



"Iyalah serius, mau abang panggilin oppa roy kiyoshi?"


"Ah ngga"


"Yaudah kalo gitu gue mau ke atas, bye"


Lea menatap punggung Nero sampai hilang ditelan tembok.



"Udah ngantuk?" Tanya Fero memecah kesunyian.



Lea perlahan menggeleng. Jujur ia penasaran sama apa yang akan Fero bicarakan.



"Sorry lo gue bohongin, soalnya gue rasa ngga memungkinkan aja ngasih tau lo soal Arga kemarin"



"Gue tau, Nero udah cerita banyak juga"



"Bagus deh akhirnya itu anak bermanfaat"



"Lo mau ngomong banyak soal apa?"



"Dimas"



"Gue ngga mau denger"



"Lo harus denger biar ngga salah paham lagi" desak Fero.


"Ngga mau" kata Lea cepat.



"5 menit aja lo dengerin gue, gue mohon"


Lea akhirnya mengangguk memberi waktu Fero untuk bicara.



"Udah ya jangan marah ke Dimas lagi, gue sama Nero udah pastiin kalo ternyata bukan dia pelakunya"



"Dari mana lo bisa tau?"



"Liontin yang sempet lo liat dia dapat dari toko online, itu artinya semua firasat lo ngga bener"


"Kok lo percaya gitu aja? Yang adek lo itu gue apa dia?"


Lea menghembuskan nafas lelah, apa-apaan Fero ini main nyalahin firasat Lea sembarangan.


"Gue cuma ngga mau lo benci ke orang yang salah, dan gue yakin banget soalnya kemarin Dimas ngejelasin dengan sungguh-sungguh ngga ada yang dia tutup-tutupi.



"Bang lo baru kenal Dimas loh yakin sepercaya ini?"


"Dengar Le, gue abang lo, gue ngga mau lo terus-terusan nyalahin orang yang ngga bersalah karena itu ngga baik"


Fero mengerahkan segala macam kalimat yang ia rasa mampu meyakinkan si keras kepala, Natalea.



"Terserah bang, tapi gue bakal tetep buktiin kalo emang bener Dimas pelakunya" ujar Lea mantap.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang