17. PEKA

1.9K 120 1
                                    

"Natalea!!" Lea menghembuskan nafas lelah, perasaan baru masuk kuliah tapi udah ada aja iblis yang meneriaki namanya heboh.

"Apa?" Jawab Lea ketus.

"Liat tugasnya dosen muda yang cantik dong" ujar Digo memohon.

"Itu bukannya buat besok? Sekarang mana gue bawa"

"Halah bilang lo gamau gue contekkin"

"Udah ngga usah diladenin si engsel pintu, mending sekarang lo curhat soal hubungan lo sama bos ganteng itu?" Tanya Gina seraya menyenggol lengan Lea penasaran.

"Ya gitu ngga mundur ngga maju juga" jawab Lea lirih "lo sendiri gimana? Katanya mau ngejar pak dosen" sindir Lea yang sejauh ini belum juga melihat pergerakkan dari Gina.

"Ah ngga jadi, orang dia aja keliatan banget naksir lo nya" balas Gina putus asa.


"Masa?"

"Udah lah Le gue sebagai sahabat baik lo itu ngga mendukung lo sama simarkus eh siapa tadi namanya?" Kata Digo berapi-api.

"Jangan didengerin Digo baru putus makannya gitu" ujar Gina lalu menarik tangan Lea menjauhi Digo yang masih mengoceh.

"Eh gue pacarnya ngga cuma satu ya!" Seru Digo bangga.

"Ck laku juga dia di pasaran" cibir Lea sambil terkekeh.

"Laku lah orang karena diskonan!" sambung Gina sewot.

"Hahaha anjim banget"

"Gue juga heran si le cowo modelan begini kok banyak yang mau ya?"

"Ah rese lo kaya abangnya lele" balas Digo kesal.

"HEH HEH LO MANGGIL GUE APA TADI?!" Seru Lea ngegas sambil menarik telinga Digo menggunakan satu tangannya.

"Argh! Lepasin Le! Ale-ale!" Seru Digo yang merasa telinganya mulai memanas.

"Mulut lo pengen banget gue sumpel pake kanebo kering apa gimana bos?" Ujar Lea yang kini sudah melotot tajam ke arah Digo.

"Pake bibir lo baru gue mau"


"Cih"

****

"Selamat pagi semuanya" sapa Dimas membuka kelas pagi itu.

"Pagi" jawab para mahasiswa kompak.

Kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasanya. Cuma bedanya kali ini Lea merasa Dimas jadi lebih sering melirik ke arahnya ini sih bukan karena Lea yang kepedean tapi faktanya emang gitu.

Sebenarnya siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Dimas Danuarta dosen muda yang tampan dan bertalenta ini.

Tapi sayang, entah kenapa Lea merasa aneh kalo berdekatan dengan Dimas rasanya dunia Lea itu seakan diawasi tidak seperti Arga yang sangat membebaskan dirinya melakukan apapun yang ia suka.

Dimas orang pertama yang berhasil meyakinkan Lea bahwa di dunia yang fana ini masih ada makhluk berjenis kelamin cowo sebaik dia.

Dan Felix ialah seorang yang berhasil menggetarkan hati Lea sejak pertama kali ketemu. Bagaimana tidak bergetar orang setiap kali pandangan mereka bertemu Arga selalu saja menatapnya dalam.

Prawakan Arga dan Dimas memang tidak jauh berbeda, mereka berdua sama-sama punya tubuh atletis yang bisa membuat cewe-cewe berteriak histeris ketika dilewati oleh keduanya.

"Baiklah, kita lanjut minggu depan lagi. Selamat pagi" ujar Dimas mengakhiri kegiatannya pada pagi hari ini.

"Pagi.."

Setelah Dimas keluar Gina langsung heboh menarik kursinya mendekat ke kursi Lea.

"Le lo sadar ngga sih kang mas Dimas itu ngeliatin lo terus" kata Gina to the point.

Natalea mengernyit, sebenarnya ia tak sebodoh itu kalo Lea harus mengatakan ia tak menyadari arti tatapan Dimas.

"Ngeliatin Digo kali" elak Lea sambil menunjuk Digo yang duduk dibelakangnya.

"Heh lo kira gue cowo apaan?" Tanya Digo sewot.

"Iya Le lo ada-ada aja sih" kata Gina ikutan menggerutu " kang mas Dimasku kan ngga mungkin kaya gitu"

Emang dasar ya Gina ini dimas lovers bela aja terus Gin bela.

"Lo ngapain sih manggil kangmas kangmas segala lo kira dia suami lo heh?!" Ujar Digo sewot.

"Makasih Go udah doain" jawab Gina santai.

"Traktir Mekdi deal! Gue kan udah doain lo" kata Digo semangat.

"Jadi lo pamrih?!" Balas Gina tak kalah sewot.

"Eh gue tinggal juga kalian berdua ya?" Ancam Lea sambil berdiri dan beranjak meninggalkan kelas.

"Le anjir tolongin gue Gina nih kaya anjing!" Adu Digo tepat ketika ia sampai di belakang Natalea.

"Heh jangan ngaco lo juga kali kaya anjing!" Balas Gina ikutan ngegas.

"Berisik njing kesucian gue ternodai gara-gara main sama lo pada" ujar Lea menggerutu sambil mempercepat langkahnya.

Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba muncul suara seseorang yang tak diinginkan dari arah belakang.

"SIAPA YANG BERANI BAWA ANJING KE SINI?!"

Seketika Lea, Gina dan Digo lari terbirit-birit bak dikejar setan, bedanya setan yang ini lebih serem dan berjas pula.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang