19. MENGHILANG

1.9K 111 0
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian Arga mengantar pulang Lea, sekarang pria itu bagaikan kembali menghilang dari muka bumi ini.

Natalea menghela nafas lelah ketika mengingat kelakuan Arga selama ini, datang dan pergi sesuka hatinya.

Nero menangkap gerak-gerik adiknya yang berbeda sejak kemarin.

Nero lantas berdehem tepat disamping telinga Lea membuat gadis itu tersentak kaget melihat kehadiran abangnya yang tiba-tiba.

"Paan!?" Tanya Lea ketus.

"Lo punya pacar ya?" Tuduh Nero sambil menatap tajam Lea.

Natalea yang sudah pasang tampang sangar jadi menciut, ini kenapa malah dia yang jadinya digalakin sih! Bikin kesel aja.

Tapi ngomong-ngomong kok abangnya bisa tau ya Lea lagi galauin cowo, hm udah berani main ilmu hitam nih mereka!

"Eng..enggak kok sotoy deh!" Lea lantas berjalan meninggalkan Nero.

"Halah terus kenapa dari kemarin ngelamun terus? Berat badan lo naik lagi? Naik berapa kali ini?"

"Bang! Bisa diem ngga sih"

"Egga"

"Mau gue diemin?" Natalea menyeringai.

"Pake mulut lo ya?" Balas Nero mesum.

Natalea tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan menyuruh Nero untuk menutup kedua matanya dengan bodohnya Nero justru nurut gitu aja.

Jangan lama-lama Le!" Seru Nero memperingati.

Melihat wajah abngnya yang mesem-mesem sontak membuat Lea semakin ingin menampol mulutnya dengan heels sekalian biar kapok tuh masa iya adik sendiri masih dia mesumin juga.

Plaaakkk!

"Aww!!" Pekik Nero heboh dan sontak melotot ketika mendapati Lea sudah berlari menuju kamarnya di lantai dua.

"LEAA!!" Seru Nero menggelegar.

****

Malam harinya Lea merasa ragu buat keluar kamar, gini-gini ia juga ngerasa takut sama si Nero yang tadi wajahnya udah nyeremin parah.

Bibirnya jadi mengerucut sebal saat perutnya tidak bisa diajak kompromi.

"Ini si Fero kunyuk kemana sih!? Biasanya juga kalo gue ngga muncul sejam aja dia cariin tuh muter-muter pekarangan. Ngga tau apa kalo adiknya yang secantik Irene ini lagi kelaperan?!" Gerutu Lea.

Ayo Le lo ngga boleh pingsan! Malu-maluin Negara aja.

Tokk.. Tokk.. Tok..

Natalea menatap pintu kamar menerawang seakan menebak-nebak siapa yang datang. Jantungnya kembali berdetak cepat padahal tadi siang dia ngga ragu sama sekali buat ngerjain Nero eh sekarang malah mendadak merasa bersalah.

Tokk.. Tokk.. Tokk

Aduh gimana ini? Pura-pura tidur? ya! Gue pura-pura tidur aja. Batin Lea sambil melompat ke atas tempat tidur dan buru-buru menyambar selimut lalu menariknya sampai menutupi ke ujung kepala.

Lea membuka selimutnya saat tak mendengar lagi suara ketukan di pintu.

Tapi sedetik kemudian knop pintunya terlihat berputar dan muncullah si kunyuk yang very-very ngeselin.

"Udah deh Le lo itu ngga jago akting! Buruan turun" perintah Nero sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Natalea mendengus tapi tetap menurut beranjak dari kasur dan mengikuti langkah Nero yang turun ke bawah menghampiri anggota keluarganya yang lain.

Seperti biasa Lea menyapa mereka bergantian kecuali Nero karena ia merasa cowo itu berkemungkinan untuk balas dendam.

Makan malampun berjalan lancar, Fero terlihat lebih sering melirik ke arah kembarannya karena Fero merasa sedikit curiga telah terjadi sesuatu di rumah ini tanpa sepengetahuannya. Sedangkan Nero malah belagak tidak peduli sedang dicurigai.

Natalea hanya menganggukan kepalanya ketika mama dan papanya ijin pergi tidur duluan, tak mau membuang waktu Lea juga ikutan berdiri meninggalkan ruang makan dan kedua abangnya yang masih saling melirik tajam.

Merasa bosan Lea memutuskan untuk keluar rumah, tanpa sepengetahuan dua kunyuk itu tentunya.

Natalea menarik resleting jaketnya hingga pangkal ia lalu merapatkan kedua tangan ke tubuh akibat merasakan dinginnya udara luar.

Sebenarnya kalo dipikir-pikir udah lama juga sih Lea iseng jalan kaki sambil muter-muter komplek gini, jadi sekalian aja dia bernostalgia.

Saat melewati taman Lea teringat kedua abangnya yang selalu setia mengajarinya naik sepeda waktu ia berumur 4 tahun.

Setelah itu ada kedai es krim, tempat yang selalu berhasil membuat Kea good mood karena biar bagaimanapun juga Lea adalah cewe normal yang sangat menyukai es krim.

Membeli es krim bersama kedua abangnya salah satu dari memori itu, Lea sendiri bingung dia terus memaksa mereka mempunyai girlfriend sedangkan dia sendiri belum siap abangnya menikah lalu meninggalkan dia sendirian dirumah.

Sejak kecil bersama bahkan dari mulai pertama kali Kea merasakan bernafas di luar rahim mama sampai sekarang. Rasanya waktu sangat cepat berlalu.

Mata Lea kembali menyendu, ingatan itu kembali. Di tempat ini iya Lea masih ingat semua terjadi dengan begitu cepat di sini tepat di sebuah bangku yang dulu pernah ia duduki, dan sekarang bangku itu sudah tidak ada rupanya Fero benar-benar menepati janjinya untuk membuang bangku yang ia anggap pembawa sial.

Otaknya dengan cekatan memutar kembali memori lawas yang sudah berusaha untuk ia pendam soal kejadian di tempat ini.

Natalea pernah hampir kehilangan mahkotanya yang sangat berharga disini tempat yang sempat ia anggap seperti neraka.

Semua itu dimulai dari Nero yang berjanji akan menjemputnya setelah Lea selesai kerja kelompok dan saat itu Lea bertemu dengan pria yang diam-diam ia suka, karena ditawari pulang bareng akhirnya Lea mau dan seketika ia lupa kalo Nero sudah dalam perjalanan datang menjemputnya.

Hingga ditengah jalan tepatnya di sini tempat sekarang Lea berdiri, cowo yang memboncengnga itu berkata hari ini sedang ada urusan dan ia meminta maaf tidak bisa mengantar Lea sampai rumah Natalea yang sudah dibutakan oleh cinta lagi lagi hanya bisa mengangguk.

Akhirnya Lea memilih untuk duduk di bangku yang sempat ada disini, dengan bodohnya ia berpikir Nero akan menyusulnya kesini padahal Nero sendiri tidak tau Lea sudah jalan duluan.

Dua jam Lea menunggu, bukannya memesan ojek atau taxi online gadis itu justru tetap diam mematung menunggu abangnya datang.

Hingga tiba-tiba datang seorang pemuda yang posturnya sama dengan kedua abangnya, hanya saja topi dan masker itu berhasil menutupi sebagian dari wajahnya membuat Lea tidak bisa melihat dengan jelas siapa dia.

Dengan polosnya Lea tersenyum ramah berniat menyapa, bukannya dibalas dengan ramah juga pemuda itu malah memaksa untuk menjamah tubuh Lea yang masih tertutup busana.

Lea kaget bukan main, ia tak menyangka orang yang disangka baik ini ternyata berniat jahat padanya.

Saat itu juga Lea hanya bisa menangis dan berdoa dalam hati semoga datang orang yang bisa menolongnya Lea sungguh tidak tau lagi harus berbuat apa karena tenaganya yang tak sebanding dengan pemuda ini dan lagi dia sudah berhasil meraih rok pendek yang waktu itu ia kenakan, tapi sebelum pemuda itu berhasil menurunkan benda berbahan tipis itu, tiba-tiba..


Bugghhh!!!!

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang