Fero menatap kesal ke arah papanya yang tengah berdiri didepan pintu ruangan Lea.
"Kamu ini kenapa!? Kaya orang kerasukan aja" tegur Sudiro.
"Gara-gara papa nih Fero jadi salah masuk ruangan" ujar Fero tak terima.
"Kenapa nyalahi pa-"
"Udah pa nanyanya ntar aja sekarang Fero liat Lea"
"Masuklah" ujar Sudiro seraya menggeser tubuh membiarkan Fero masuk.
Tidak lama setelah itu datanglah seorang perawat yang mengatakan kalo transfusi darah akan dilaksanakan segera. Fero dan Lea pun diarahkan menuju ruang transfusi.
Proses transfusi darah berjalan dengan lancar, Lea sudah kembali berbaring diruangannya ditemani kedua orangtua serta kedua abangnya dan Arga yang masih setia disana dengan menelantarkan neneknya.
Tapi anehnya Lea belum juga bangun padahal ini sudah lewat dari 3 jam sejak transfusi darah, semua terlihat panik hingga akhirnya Nero keluar guna memanggil dokter tapi sebelum itu Lea sudah lebih dulu menggerakkan jarinya.
Dan benar saja Lea sontak membuka mata perlahan, pertama Lea melihat ke arah Sudiro, Risa, Nero, Fero dan Arga secara bergantian.
Natalea menatap Fero dan Nero bergantian, ia seperti tengah berbicara lewat kontak matanya.
"Bang.." lirih Lea.
Fero dan Nero kompak melihat ke arahnya, menunggu kalimat apalagi yang akan diucapkan adiknya.
"Kalian ngga lagi berantem kan? Kok auranya beda? Gue pengen deh liat kalian songong-songongan lagi"
Tatapan mata Lea kini beralih menatap papanya.
"Papa juga ya jangan marahin bang Nero terus, Lea percaya mereka berdua saling menyayangi. Lea juga bangga kok dilahirin sama mama, dirawat sama papa juga dijagain sama si kembar yang suka ngeselin ini haha" Lea mendadak ketawa garing, tak ada satupun di antara mereka yang berani menyela kalimat Lea bahkan Risa kini sudah menangis tanpa suara, Fero pun matanya sudah kembali memerah.
"Ar makasih juga ya gue seneng kenal lo walaupun hubungan kita berdua ngga pernah direstui sama mereka tapi gue seneng kita masih berteman" ujar Lea sambil melirik Fero dan Nero menyindir.
Natalea bergerak-gerak mencari posisi ternyaman sebelum akhirnya kembali bicara.
"Bener ya bang kalian ngga boleh marahan apapun kondisinya" ujar Lea seakan tau hubungan kedua abangnya.
"Gue sayang kalian serius deh ngga bohong hehe huh.. hah..."
Tiba-tiba dada Lea naik turun dan tubuhnya kejang-kejang membuat semua orang yang disana panik seketika. Fero pun berlari memanggil dokter ataupun suster yang ia temui di luar.
Setelah dokter datang semua diminta keluar dan membiarkan Lea diperiksa.
"Paaa... Lea kenapa pa hiks.." Risa terisak dengan hebat, berbeda dengan Fero dan Nero yang menangis dalam diam dan Arga juga menutup mukanya dengan telapak tangan.
"Kamu tenang aja ya kita percayain semua sama dokter" Ujar Sudiro mencoba menenangkan Risa.
Dokter keluar membuat mereka semua berdiri.
"Putri kalian...."
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021
Teen Fiction[Completed] Dipossesifin sama pacar udah biasa, tapi gimana kalo dipossesifin dua kakak kembar? Rasanya Lea ingin menjadi ironmen!! [15+] Kerecehan bisa muncul setiap saat. -COGAN ADA DIMANA MANA.