14. MARAH (2)

2.3K 131 0
                                    

"Kenapa Fer?" Tanya Risa yang menyadari wajah Fero sedang tidak beres.


"Gapapa" balas Fero cuek.

Suasana meja makan yang biasanya rame sama celotehan tak bermanfaat dari Fero Nero ataupun Lea sekarang justru kebalikannya mereka si sumber keributan tampak diam saja.


"Ini lagi pada kesambet apa tumben kalem" sindir Sudiro yang mencium bau-bau peperangan diantara ketiganya.

"Udah tobat ma" ujar Nero sambil melirik kembaran serta adiknya bergantian.

"Kamu ngga ikutan tobat?" Tanya Risa sambil mengangkat satu alisnya.

Nero terkikik geli, berharap bisa mencairkan suasana tapi ia sendiri yang kena.

Feropun berdiri sambil memakai jasnya, ia lantas berpamitan sama mama, papa dan mengelus sekali puncak kepala Lea, ngga langsung nyosor kaya biasanya.

Natalea mendengus, sepanjang Fero berjalan keluar rumah ia tak berhenti menatap punggung abangnya.

Padahal Lea sendiri ngga tau karena apa Fero bisa sampai marah, padahalkan semalam juga Lea ikut pulang bareng dia.

"Kenapa Le?" Tanya Risa yang merasakan ada something.

Natalea memulai aksi curhatannya dengan Sudiro dan Risa yang menyimak sedangkan Nero tampak sibuk bermain game online diponsel.

"Hah?! Jadi Fero ngerusuh di cafe tempat kalian ngedate?" Tanya Risa yang tidak habis pikir dengan kelakuan putra sulungnya.

Natalea hanya mengangguk sebagai jawaban, Nero spontan terkekeh secara tidak langsung meledek Lea.

"Terus terus gimana?" Tanya Risa penasaran, Sudiro tetap melanjutkan sarapan sambil sesekali melirik ke arah 3 orang yang tengah asik berbincang.

"Ya Lea nurut lah daripada bang Fero buat cafenya hancur" jawab Lea sambil bersungut sebal.

"Haha iya kamu bener tuh" bukannya prihatin anaknya gagal kencan Risa ini yang ada malah ngetawain Lea tak berperikeanakan.

"Papa dari tadi diem aja jangan-jangan papa dulu juga kaya gitu" ujar Nero ikutan nimbrung.

"Enggak lah papamu malah langsung ngehajar mantan mama" ujar Risa mantap.

"Kalian lanjut cerita aja ya papa harus ke kantor" ujar Sudiro sambil membereskan piring bekas makannya.

"Kira-kira abang marahnya karena apa ya ma?" Tanya Lea pada Risa yang terlihat berpikir.


"Kamu ngerasa pilih kasih ngga sama Nero?" Tanya Risa mengemukakan kemungkinan pertama.

"Engga ma Lea deket sama siapa aja" elaknya yang merasa yakin semua tindakannya selama ini benar.

"Tapi Le bisa aja Fero cemburu karena kamu lebih dekat sama Nero" Risa berhenti sebentar. "Kamu juga Nero jangan terlalu nempel sama adikmu"

"Kenapa ma? Lea kan juga sama-sama adik aku" kata Nero beralasan.


"Yaudah kalian selesein masalah kalian sendiri, ayo Ner anterin mama bentar habis itu kamu pulang temenin Lea" kata Risa sambil meraih tas kerjanya di meja ruang tengah.

"Hati-hati ma"

***

"Udah selesai kan? Silahkan keluar dari ruangan saya" titah sang atasan pada bawahannya.


"Tapi pak, bapak bisa kan makan siang sama saya?" Tanya perempuan berpakaian seksi itu.

"Saya jadi ngga nafsu makan kalo ada kamu" balas Fero cuek.


"Ayo lah pak kali ini saja" kekeuh sang perempuan terus memaksa.

"Sekali engga ya tetep engga! keluar atau saya pecat" kata Fero dengan suara yang naik satu oktaf sambil menunjuk kearah pintu ruangannya.

Perempuan bernama Karin tadi hanya menunduk takut sebelum beranjak dari hadapan sang bos. Fero itu tipe orang misterius yang bertanggung jawab.

Dan itulah yang membuat seorang Karin jatuh hati pada pria yang bahkan tidak pernah melirik ke arahnya. Karin tau di restoran ini banyak juga para karyawati seperti dirinya yang mengincar perhatian bosnya.

Tapi entah kenapa Fero tidak pernah merasa tertarik pada wanita terseksi ditempat ini sekalipun.

Sepeninggal perempuan tidak punya malu yang selalu rela mengemis cinta dihadapannya Fero lantas memijit pelipisnya perlahan, ia melamunkan kalimat Nero beberapa minggu yang lalu.

FlasbackOn_


"Lea itu cuma punya gue Ner punya kita" kata Fero mantap.

"Tapi Fer lama-kelamaan Lea pasti bakalan nemuin pilihan hatinya sendiri dan kita sebagai seorang kakak mesti mendukung apapun yang Lea pilih untuk hidupnya" jelas Nero.

Disini memang Ferolah yang paling tua tapi terkadang ia juga bisa bertindak semaunya dan Nero yang dari sananya jail bisa berubah bijaksana di waktu-waktu tertentu, seperti sekarang ini contohnya.

"Tapi gue belum iklas kalo mesti ngelepas Lea sama pria lain, gimana kalo pria itu bajingan?" Tanya Fero yang masih mempertahankan argumennya.

"Sama, gue juga ngerasain itu bang, justru kita harus semakin melindungi Lea dari cowo-cowo bajingan yang masih berkeliaran di muka bumi"

"Lo harus bantu gue jaga Lea" kata Fero final dan Nero hanya mengangguk, ia tau kekhawatiran yang tengah Fero rasakan.

FlashbackOff_


"Biar bagaimanapun juga gue tetep ngga iklas kalo adik kecil gue harus menikah dan hidup bareng keluarga kecilnya" ujar Fero bermonolog, Lea boleh saja tumbuh dewasa tapi di mata Fero dan Nero, Natalea tetaplah gadis kecil yang sangat menggemaskan dan masih perlu pengawasan.

Fero emang sering melihat kedekatan Lea dan Nero melebihi kedekatannya dengan ia sendiri maka dari itu terkadang Fero suka jealous kalo liat mereka berdua bercanda apalagi sampe ketawa bareng.

Tapi kali ini muncul satu cowo lagi yang kemungkinan akan menggeser posisi Fero dan Nero dihati Lea, siapa lagi kali bukan si Argalon itu. Jujur Fero heran Arga itu tinggal jualan galon aja kenapa sih ngga usah pake goda-godain anak orang segala ribet kan urusannya.

"Gue gadoin juga mampus itu anak"

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang