23. TERUNGKAP

1.6K 105 2
                                    

"Buat ketemu lo" kata Arga mantap, ia lantas melirik Fero "Heh ondel-ondel bisa ngga nafsu makan gue kalo beneran kesini buat lo"

"Lo sekali lagi ngatain gue, beneran gue tendang lo!?"

"Emang bisa?" Ujar Arga meremehkan.

"Kalo masih mau ribut gue masuk ke kamar!" Ancam Lea membuat Arga dan Fero langsung menatap ke arahnya.

"Masuk aja Le kunci sekalian tarik selimut bobo manis aja" kata Fero.

"Eh jangan" tolak Arga.

"Lo siapa ngatur adek gue?" Sinis Fero.

"Bang bisa diem ngga!?" Ujar Lea frustasi.

"Yaudah abang masuk" Fero akhirnya mengalah, ia berdiri lalu masuk kedalam.

"Abang lo ngeselin juga ya"
Kata Arga setelah punggung Fero menghilang ditelan tembok.

"Ya gitu deh darah gue aja sampe kaya roller coaster naik turun terus"

"Haha ada-ada aja"

"Oh iya sampe lupa lo kesini ada apa ya?"

"Eh engga, besok aja deh sekarang udah malem gue juga udah mau pulang" tanpa menunggu persetujuan dari Lea, Arga sudah beranjak dari sofa dan ngeluyur keluar rumah gitu aja.

Setelah mengantar Arga Lea kembali masuk ke dalam rumah.

"Le kemana si pohon pinus?" Tanya Fero saat melihat Lea melewati ruang keluarga hendak ke dapur.

"Tadi aja digangguin sekarang ngga ada nyariin, mau lo apa sih tukang tambal ban!?" Gerutu Lea sebal.

"Idih gue nyariin? Nggak mau nggak bisa kena rabies gue ntar"

"Udah ah gue mules dengerin ocehan lo"

"Gutu tuh akibat kebanyakan gaul sama si tengil" ujar Fero yang lagi-lagi memfitnah Arga.

Natalea mengelus dadanya sambil bergumam "sabar nat sabar, punya abang gini amat"

***

Pagi harinya natalea dibangunkan oleh Risa karena katanya Lea ada tamu, dengan malas gadis itu membuka mata dan melangkah menuju kamar mandi.

Selesai mandi dan berpakaian ia lalu turun sambil memainkan ponsel.

"Le cepetan dikit kenapa kasian ini tamunya nungguin kamu kelamaan" Tegur Risa.

"Ngga papa kok tante, ngga masalah"

Sontak Lea langsung menegakkan kepalanya dan,

Glekkk!

Lea meneguk ludah kasar ketika melihat orang yang tengah duduk berhadapan dengan Risa di ruang tamu.

Dengan sekali tarikan nafas Lea berbalik pergi, percuma tak akan ada manfaatnya meladeni tamu brengsek seperti dia.

"EH LE!" Seru Nero kaget ketika bahunya tiba-tiba di tabrak entah sengaja atau tidak tapi sakitnya ngga main-main.

"Lea! Sejak kapan mama ngajarin kamu supaya ngga sopan sama tamu hah?" Risa tampak kewalahan mengejar anak bungsunya yang sudah sampai di ujung tangga.

"Nggak ma! Dia itu jahat Lea ngga mau ketemu sama orang jahat!" Natalea berujar sambil menekan nada bicaranya.

"Maksud kamu apa? Mama nggak ngerti" ujar Risa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia itu jahat ma!" Seru Lea sambil menunjuk ke arah pria yang sekarang menghadapnya.

"Jahat gimana?" Tanya Risa yang masih berusaha sabar.

"Dia brengsek Lea ngga suka!" Ujar Natalea yang semakin tak terkendali.

"Jaga bicaramu Lea dia itu dosenmu! Minta maaf sekarang!!" Kata Risa menaikkan nada bicaranya.

"Mama ngga ngerti! Aku ngga mau" Teriak Natalea lagi, beruntung Sudiro sudah pergi sejak subuh jadi dia tak sempat melihat anak perawannya yang kalem ini berteriak di rumah seperti tarzan.

"Jaga sopan santunmu!"

Tanpa membalas perkataan mamanya lagi Lea sudah berlari keluar rumah sambil menarik tangan Nero yang masih berdiri di bawah tangga.

Nero menggembungkan pipinya merasa tertarik pasrah, ia sendiri masih tak mengerti kenapa Lea terus mengomel dan mengatakan kalo Dimas itu jahat.

Melihat mobil Nero yang tengah dipanaskan diluar, Lea langsung memaksa abangnya untuk menyetir.

"Ngga Le ntar abang dimarahin papa gara-gara bolos lagi gimana?" Tanya Nero yang terlihat kebingungan.

Natalea terus saja menengok kebelakang ia takut mamanya akan menyusul dengan si brengsek.

"Le woi!" Nero menoyor kepala Lea pelan.

Bukannya marah Lea justru mendorong Nero masuk ke dalam mobil.

Hingga tiba-tiba,

"Hiks.."

"Le kenapa?"

"Kalian sama aja! Ngga ada yang ngertiin gue! Kalian tau ngga sih kalo dia itu udah jahat sama gue!!"

"Ja-jahat? Siapa yang jahat?" Tanya Nero pelan sambil menepikan mobilnya di taman komplek untuk mendengar curhatan Lea.

"Dosen brengsek itu lah siapa lagi!"

"Wo woo.. santai Le santai" l

"Bang.."

"Udah mau cerita?"

"Lo inget kejadian waktu gue ngga mau keluar kamar selama seminggu?" Tanya Lea sambil menunduk, mengheningkan cipta.

"I-iya kenapa?" Firasat Nero tiba-tiba ngga enak saat mengingat kembali hari dimana Lea hampir kehilangan mahkotanya, seketika emosi Nero pun memuncak.

"Dia bang! Dia pria brengsek itu!" Ujar Lea ngegas.

"dia siapa?! Bilang sama abang, Arga?" Tanya Nero asal.

Natalea terus menunduk, ia berharap Nero peka dengan diamnya dia.

"Oh abang tau, jangan bilang dosen lo yang lagi dirumah kita?!"

Lea hanya terisak.

"Sekarang juga kita balik ke rumah biar abang hajar dia!" Nero hampir memutar stir hendak berbalik kalo saja Lea tidak menahan tangannya.

"Jangan! Gue ngga mau ketemu dia lagi lo tau itu"

Akhirnya Nero mengangguk ia lebih memilih memperhatikan keadaan Lea daripada harus mengedepankan emosinya.

NARAGA [OPEN PRE ORDER] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang