17 - Smething in the past

455 56 10
                                    

Chanyeol dan Nayeon sedang berada di café, seperti biasanya Chanyeol sedang membantu Nayeon mengerjakan tugas sekolahnya yang lagi-lagi Nayeon selalu mengatakan sulit.

"Kamu tuh aneh, kenapa nilai seni sesempurna ini tapi nilai matematika anjlok kaya gini?"

Nayeon cengengesan menatap Chanyeol "Kan aku bilang lebih suka seni ketimbang matematika, matematika itu sulit. Sama kaya memahami kamu, sulit"

Chanyeol menggelengkan kepalanya.

"Sekarang kamu kerjain ini, diantara 5 soal ini kalo bener 3 kita pulang"

"Gak romantis banget sih sama pacar"

Chanyeol menggelengkan wajahnya menatap Nayeon yang hanya tersenyum menatapnya

"Harusnya tuh gini, sayang, kalo kamu bener tiga nanti kita nonton. Gitu, biar aku jadi semangat nyari jawaban yang sulitnya. Karena sesuatu yang sulit itu berhak mendapatkan imbalan yang seimbang"

Chanyeol mengambil buku dan memukul pelan pada kepala Nayeon "Belajar yang bener, jangan sayang-sayangan dulu."

"Ish, galak banget sama pacar sendiri. Suka heran, untung sayang"

Chanyeol sudah tidak bisa berkata kata dengan wanita yang ada di hadapannya ini. Nyeon terkekeh dan kembali berkutat dengan soal. Chanyeol tersenyum, ia membaca buku kembali.

"Oke, kalo kamu bener tiga, kita nonton" ucap Chanyeol yang asik dengan membaca buku, Nayeon mendongak dan tersenyum menatap Chanyeol. ia mengambil kain panjang berwarna merah dan diikatkannya di keningnya, Nayeon menaruh tangannya di pelipis seperti hendak upacara bendera

"Siap pak, Bos."

***

Rosse menutup telinganya dengan bersembunyi di balik ranjang, air matanya terus keluar. Rosse ingin pergi, bisakkah ia pergi dari tempat ini? rosse benar-benar muak dengan kedua orang tuanya yang terus saja bertengkar dengan berteriak satu sama lain dan lebih parahnya lagi bahkan sering terjadi kekerasan dan barang-barang yang terdengar pecah akibat ulah mereka.

Benar, kemarin saat Rosse sedang video call dengan teman-temannya perdebatan itu terjadi kembali, bukan karena anjing Rosse yang memecahkan barang, tetapi pertikaian kedua orang tuanya yang tak pernah usai. Rosse selalu berfikir, mengapa kedua orang tuanya seperti itu? tak bisakkah mereka akur dan melihat anaknya yang sedang menangis di balik ranjang, sendiri?

Andai saja Rosse dapat menceritakannya pada Nayeon, Momo atau Yeri mungkin bebannya tidak akan sesesak ini, mungkin Rosse masih dapat bernafas karena teman-temannya yang memberi support, tetapi Rosse tak ingin mengganggu kehidupan nayeon momo dan yeri karena masalah dirinya.

***

Nayeon melihat kesekelilingnya dan tidak ada kedua orang tuanya, Nayeon duduk di taman belakang sambil memutar sebuah video yang menampilkan beberapa orang sedang dance practice. Nayeon terus memperhatikan sampai ia tak sadar jika ibunya tengah berada di belakangnya.

"Kamu lagi ngapain disini?"

Nayeon terdiam kemudian membalikan ponselnya lalu membalikkan tubuhnya. Ia tersenyum melihat Ibunya yang menatapnya.

"Kamu nonton yang gak berfaedah, lagi?"

Nayeon menggelengkan kepalanya cepat "Enggak kok, Ma, Nayeon lagi chattingan sama Chanyeol"

"Jangan bohong sama Mama, Nay."

Nayeon menghembuskan nafasnya pasrah "Maaf, Ma."

"Udah berapa kali Mama bilang sama kamu? Jangan nonton yang gak ada gunanya. Lebih baik kamu belajar matematika. Nilai matematika kamu jelek." Nayeon hanya terdiam dan menundukkan kepalanya "Mama gak mau liat kamu nonton-nonton yang kaya begitu lagi."

something in the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang